Senin, 24 Agustus 2015

Penatalaksanaan Ketoasidosis Diabetik

Prinsip terapi Ketoasidosis Diabetik (KAD) adalah dengan mengatasi dehidrasi, hiperglikemia, dan ketidakseimbangan elektrolit, serta mengatasi penyakit penyerta yang ada. Pengawasan ketat, KU jelek masuk HCU/ICU. Berikut adalah beberapa tahapan tatalaksana KAD :

1. Penilaian klinik awal
  • Pemeriksaan fisik (termasuk berat badan), tekanan darah, tanda asidosis (hierventilasi), derajat kesadaran (GCS), dan derajat dehidrasi.
  • Konfirmasi biokimia : darah lengkap (sering dijumpai gambaran lekositosis), glukosuria, ketonuria dan analisis gas darah.
Reusitasi :
  • Pertahankan jalan nafas.
  • Pada syok berat berikan oksigen 100% dengan masker.
  • Jika syok berikan larutan isotonik (normal salin 0,9%) 20cc/KgBB bolus.
  • Bila terdapat penurunan kesadaran perlu pemasangan nasogastrik tube untuk menghindari aspirasi lambung.


2. Observasi klinik
Pemeriksaan dan pencatatan harus dilakukan atas :
  • Frekwensi nadi, frekwensi nafas, dan tekanan darah setiap jam.
  • Ukur suhu badan dilakukan setiap 2-4 jam.
  • Pengukuran balance cairan setiap jam.
  • Kadar glukosa darah kapiler setiap jam.
  • Tanda klinis dan neurologis atas edema serebri.
  • EKG : untuk menilai gelombang T, menentukan tanda hipo atau hiperkalemia.
  • Keton urine sampai negatif atau keton darah (bila terdapat fasilitas).


3. Rehidrasi
Penurunan osmolalitas cairan intravaskular yang terlalu cepat dapat meningkatkan resiko terjadinya edema serebri. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
  • Tentukan derajat dehidrasi penderita.
  • Gunakan cairan normal salin 0,9%.
  • Total rehidrasi dilakukan 48 jam, bila terdapat hipernatremia (corrected Na) rehidrasi dilakukan lebih perlahan bisa sampai 72 jam.
  • 50-60% cairan dapat diberikan dalam 12 jam pertama.
  • Sisa kebutuhan cairan diberikan dalam 36 jam berikutnya.


4. Penggantian Natrium
  • Koreksi Natrium dilakukan tergantung pengukuran serum elektrolit.
  • Monitoring serum elektrolit dapat dilakukan setiap 4-6 jam.
  • Kadar Na yang terukur adalah lebih rendah, akibat efek dilusi hiperglikemia yang terjadi. Artinya : sesungguhnya terdapat peningkatan kadar Na sebesar 1,6 mmol/L setiap peningkatan kadar glukosa sebesar 100 mg/dL di atas 100 mg/dL.
  • Bila corrected Na lebih dari 150 mmol/L, rehidrasi dilakukan dalam lebih dari 48 jam.
  • Bila corrected Na kurang dari 125 mmol/L atau cenderung menurun lakukan koreksi dengan NaCl dan evaluasi kecepatan hidrasi.
  • Kondisi hiponatremia mengindikasikan overhidrasi dan meningkatkan risiko edema serebri.


5. Penggantian Kalium
Pada saat asidosis terjadi kehilangan Kalium dari dalam tubuh walaupun konsentrasi di dalam serum masih normal atau meningkat akibat berpindahnya Kalium intraseluler ke ekstraseluler. Konsentrasi Kalium serum akan segera turun dengan pemberian insulin dan asidosis teratasi.
  • Pemberian Kalium dapat dimulai bila telah dilakukan pemberian cairan resusitasi, dan pemberian insulin. Dosis yang diberikan adalah 5 mmol/kg BB/hari atau 40 mmol/L cairan.
  • Pada keadaan gagal ginjal atau anuria, pemberian Kalium harus ditunda.

6. Penggantian Bikarbonat
  • Bikarbonat sebaiknya tidak diberikan pada awal resusitasi.
  • Terapi bikarbonat berpotensi menimbulkan : Terjadinya asidosis cerebral, Hipokalemia, Excessive osmolar load, Hipoksia jaringan.
  • Terapi bikarbonat diindikasikan hanya pada asidossis berat (pH kurang dari 7 dengan bikarbonat serum kurang dari 5 mmol/L) sesudah dilakukan rehidrasi awal, dan pada syok yang persistent.
  • Jika diperlukan dapat diberikan 1-2 mmol/kg BB dengan pengenceran dalam waktu 1 jam, atau dengan rumus: 1/3 x (defisit basa x KgBB). Cukup diberikan ¼ dari kebutuhan.

7. Pemberian Insulin
  • Insulin hanya dapat diberikan setelah syok teratasi dengan cairan resusitasi.
  • Insulin yang digunakan adalah jenis Short acting/Rapid Insulin (RI).
  • Dalam 60-90 menit awal hidrasi, dapat terjadi penurunan kadar gula darah walaupun insulin belum diberikan.
  • Dosis yang digunakan adalah 0,1 unit/kg BB/jam atau 0,05 unit/kg BB/jam pada anak kurang dari 2 tahun.
  • Pemberian insulin sebaiknya dalam syringe pump dengan pengenceran 0,1 unit/ml atau bila tidak ada syringe pump dapat dilakukan dengan microburet (50 unit dalam 500 mL NS), terpisah dari cairan rumatan/hidrasi.
  • Penurunan kadar glukosa darah (KGD) yang diharapkan adalah 70-100 mg/dL/jam.
  • Bila KGD mencapai 200-300 mg/dL, ganti cairan rumatan dengan D5 ½ Salin.
  • Kadar glukosa darah yang diharapkan adalah 150-250 mg/dL (target).
  • Bila KGD kurang dari 150 mg/dL atau penurunannya terlalu cepat, ganti cairan dengan D10 ½ Salin.
  • Bila KGD tetap dibawah target turunkan kecepatan insulin.
  • Jangan menghentikan insulin atau mengurangi sampai kurang dari 0,05 unit/kg BB/jam.
  • Pemberian insulin kontinyu dan pemberian glukosa tetap diperlukan untuk menghentikan ketosis dan merangsang anabolisme.
  • Pada saat tidak terjadi perbaikan klinis/laboratoris, lakukan penilaian ulang kondisi penderita, pemberian insulin, pertimbangkan penyebab kegagalan respon pemberian insulin.
  • Pada kasus tidak didapatkan jalur IV, berikan insulin secara intramuskuler atau subkutan. Perfusi jaringan yang jelek akan menghambat absorpsi insulin.

8. Tatalaksana edema serebri
Terapi harus segera diberikan sesegera mungkin saat diagnosis edema serebri dibuat, meliputi:
  • Kurangi kecepatan infus.
  • Mannitol 0,25-1 g/kgBB diberikan intravena dalam 20 menit (keterlambatan pemberian akan kurang efektif).
  • Ulangi 2 jam kemudian dengan dosis yang sama bila tidak ada respon.
  • Bila perlu dilakukan intubasi dan pemasangan ventilator.
  • Pemeriksaan MRI atau CT-scan segera dilakukan bila kondisi stabil.

9. Fase Pemulihan
Setelah KAD teratasi, dalam fase pemulihan penderita dipersiapkan untuk: memulai diet per-oral, peralihan insulin drip menjadi subkutan.

a. Memulai diet per-oral.
  • Diet per-oral dapat diberikan bila anak stabil secara metabolik (KGD kurang dari 250 mg/dL, pH lebih dari 7,3, bikarbonat lebih dari 15 mmol/L), sadar dan tidak mual/muntah.
  • Saat memulai snack, kecepatan insulin basal dinaikkan menjadi 2x sampai 30 menit sesudah snack berakhir.
  • Bila anak dapat menghabiskan snacknya, bisa dimulai makanan utama.
  • Saat memulai makanan, kecepatan insulin basal dinaikkan menjadi 2x sampai 60 menit sesudah makan utama berakhir.

b. Menghentikan insulin intravena dan memulai subkutan.
  • Insulin iv bisa dihentikan bila keadaan umum anak baik, metabolisme stabil, dan anak dapat menghabiskan makanan utama.
  • Insulin subkutan harus diberikan 30 menit sebelum makan utama dan insulin iv diteruskan sampai total 90 menit sesudah insulin subkutan diberikan.
  • Diberikan short acting insulin setiap 6 jam, dengan dosis individual tergantung kadar gula darah. Total dosis yang dibutuhkan kurang lebih 1 unit/kg BB/hari atau disesuaikan dosis basal sebelumnya.
  • Dapat diawali dengan regimen 2/7 sebelum makan pagi, 2/7 sebelum makan siang, 2/7 sebelum makan malam, dan 1/7 sebelum snack menjelang tidur.

Sumber : http://andessi.blogspot.com

Patofisiologi Ketoasidosis Diabetik

Ketoasidosis Diabetik adalah keadaan kegawatan atau akut dari DM tipe I, disebabkan oleh meningkatnya keasaman tubuh benda-benda keton akibat kekurangan atau defisiensi insulin, di karakteristikan dengan hiperglikemia, asidosis, dan keton akibat kurangnya insulin ( Stillwell, 1992).

Diabetik ketoasidosis adalah keadaan yang mengancam hidup komplikasi dari diabetes mellitus tipe 1 tergantung insulin dengan criteria diagnostic yaitu glukosa lebih dari 250 mg/dl, pH = kurang dari 7.3, serum bikarbonat kurang dari 18 mEq/L, ketoanemia atau ketourinia.(Urden Linda, 2008).


Patofisiologi Ketoasidosis Diabetik

Diabetes ketoasidosis disebabakan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata, keadaan ini mengakibatkan gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Ada tiga gambaran kliniks yang penting pada diabetes ketoasidosis yaitu dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.

Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan berkurang pula. Disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali. Kedua faktor ini akan mengakibatkan hipergikemia. Dalam upaya untuk mnghilangkan glukosa yang berlebihan dari dalam tubuh, ginjal akan mengekresikan glukosa bersama – sama air dan elektrolit (seperti natrium, dan kalium). Diurisis osmotik yang ditandai oleh urinasi berlebihan (poliuri) ini kan menyebabkan dehidrasi dan kehilangan elekrolit. Penderita ketoasidosis yang berat dapat kehilangan kira – kira 6,5 liter air dan sampai 400 hingga 500 mEg natrium, kalium serta klorida selam periode waktu 24 jam.

Akibat defisiensi insulin yang lain adalah pemecahan lemak (lipolisis) menjadi asam – asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah menjadi benda keton oleh hati. Pada ketoasidosis diabetik terajdi produksi benda keton yang berlebihan sebagai akibat dari kekurangan insulin yang secara normal akan mencegah timbulnya keadaan tersebut. Benda keton bersifat asam, dan bila bertumpuk dalanm sirkulasi darah, benda keton akan menimbulkan asidosis metabolik (Brunner and suddarth, 2002).

Ketoasidosis Diabetik - Pengertian, Penyebab, Tanda dan Gejala

Ketoasidosis Diabetik

Pengertian Ketoasidosis Diabetik

Ketoasidosis Diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi kekacauan metabolik yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis dan ketosis terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif. KAD dan hipoglikemia merupakan komplikasi akut diabetes melitus (DM) yang serius dan membutuhkan pengelolaan gawat darurat. Akibat diuresia osmotik, KAD biasanya mengalami dehidrasi berat dan dapat sampai menyebabkan syok.


Penyebab Ketoasidosis Diabetik

Ketoasidosis diabetikum di dasarkan oleh adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata, yang dapat disebabkan oleh :
  1. Insulin diberikan dengan dosis yang kurang.
  2. Keadaan sakit atau infeksi pada DM, contohnya : pneumonia, kolestisitis, iskemia usus dan apendisitis. Keadaan sakit dan infeksi akan menyertai resistensi insulin. Sebagai respon terhadap stres fisik (atau emosional), terjadi peningkatan hormon – hormon ”stres” yaitu glukagon, epinefrin, norepinefrin, kotrisol dan hormon pertumbuhan. Hormon – hormon ini akan menigkatakan produksi glukosa oleh hati dan mengganggu penggunaan glukosa dalam jaringan otot serta lemak dengan cara melawan kerja insulin. Jika kadar insulin tidak meningkatkan dalam keadaan sakit atau infeksi, maka hipergikemia yang terjadi dapat berlanjut menjadi ketoasidosis diabetik.
  3. Terdapat pada orang yang menderita diabetes oleh adanya stresor yang meningkatkan kebutuhan akan insulin, ini dapat terjadi jika diabetes tidak terkontrol karena ketidakmampuan untuk menjalani terapi yang telah ditentukan.


Tanda dan Gejala Ketoasidosis Diabetik
  1. Poliuria
  2. Polidipsi
  3. Penglihatan kabur
  4. Lemah
  5. Sakit kepala
  6. Hipotensi ortostatik (penurunan tekanan darah sistolik 20 mmHg atau > pada saat berdiri)
  7. Anoreksia, Mual, Muntah
  8. Nyeri abdomen
  9. Hiperventilasi
  10. Perubahan status mental (sadar, letargik, koma)
  11. Kadar gula darah tinggi (> 240 mg/dl)
  12. Terdapat keton di urin
  13. Nafas berbau aseton
  14. Bisa terjadi ileus sekunder akibat hilangnya K+ karena diuresis osmotik
  15. Kulit kering
  16. Keringat
  17. Kusmaul ( cepat, dalam ) karena asidosis metabolik

Patofisiologi Tetralogi Fallot

Patofisiologi Tetralogi Fallot

Tetralogi fallot merupakan kelainan “Empat Sekawan“ yang terdiri dari defek septum ventrikel, overriding aorta, stenosis infundibuler dan hipertrofi ventrikel kanan. Secara anatomis sesungguhnya tetralogi fallot merupakan suatu defek ventrikel subaraortik yang disertai deviasi ke anteriol septum infundibuler (bagian basal dekat dari aorta). Devisiasi ini menyebabkan akar aorta bergeser ke depan (dekstroposisi aorta), sehinnga terjadi overriding aorta terhadap septum interventrikuler, stenosis pada bagian infundibuler ventrikel kanan dan hipoplasia arteri pulmonal. Pada tetralogi fallot, overriding aorta biasanya tidak melebihi 50 %. Apabila overriding aorta melebihi 50 %, hendaknya dipikirkan kemungkinan adanya suatu outlet ganda ventrikel kanan.

Devisiasi septum infindibuler ke arah anteriol ini sesungguhnya merupakan bagian yang paling esensial pada tetralogi fallot.Itulah sebabnya suatu defek septum ventrikel dan overriding aorta yang disertai stenosis pulmonal valvuler misalnya, tidak bisa disebut sebagai tetralogi fallot apabila tidak terdapat devisiasi septum infundibuler ke anteriol. Kadang-kadang tetralogi fallot disertai pada adanya septum antrium sekunder dan kelompok kelainan ini disebut sebagai tetralogi fallot
Betapapun tekanan dalam ventrilel kanan meninggi karena obstruksi infundibuler, tapi dengan adanya defek septum ventrikel pada tetralogi fallot, daerah didorong ke kiri masuk ke aorta, sehingga tekanan dalam ventrikel kanan, ventrikel kiri dan aorta relative menjadi sama. Itulah sebabnya mungkin mengapa pada tetralogi fallot jarang terjadi gagal jantung kongestif, berbeda dengan stenosis pulmonal yang berat tanpa disertai defek septum ventrikel, gagal jantung kongestif bisa saja melebihi tekanan sistemik.

Sianosis merupakan gejala tetralogi fallot yang utama.Berat ringanya sianosis ini tergantung dari severitas stenosis infindibuler yang terjadi pada tetralogi fallot dan arah pirau interventrikuler.Sianosis dapat timbul semenjak lahir dan ini menandakan adanya suatu stenosis pulmonal yang berat atau bahkan atresia pulmonal atau bisa pula sianosois timbul beberapa bulan kemudian pada stenosis pulmonal yang ringan. Sianosis biasanya berkembang perlahan-lahan dengan bertambahnya usia dan ini menandakan adanya peningkatan hipertrofi infindibuler pulmonal yang memperberat obstruksi pada bagian itu.

Stenosis infindibuler merupakan beban tekanan berlebih yang kronis bagi ventrkel kanan, sehingga lama-lama ventrikel kanan mengalami hipertrofi. Disamping itu, dengan meningkatnya usia dan meningkatnya tekanan dalam ventrikel kanan, kolateralisasi aorta pulmonal sering tumbuh luas pada tetralogi fallot, melalui cabang-cabang mediastinal, brokhial, esophageal, subklavika dan anomaly arteri lainya. Kolateralisasi ini disebut MAPCA ( major aorta pulmonary collateral arteries ).

Pathway Tetralogi Fallot (TF)

Tetralogi Fallot (TF)

Pengertian

Tetralogi fallot adalah penyakit jantung bawaan tipe sianotik. Kelainan yang terjadi adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau lubang dari bagian infundibulum septum intraventrikular (sekat antara rongga ventrikel) dengan syarat defek tersebut paling sedikit sama besar dengan lobang aorta (Sadler, 2000)

Tetralogi fallot adalah kelainan jantung bawaan dengan gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan. Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat (Underwood, 2000).


Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi Defek septum ventrikel, Stenosis pulmonal, Overriding aorta, dan Hipertrofi ventrikel kanan.
  1. Defek septum ventrikel : adanya lubang di sekat pemisah bilik kiri (ventrikel kiri) dengan bilik kanan (ventrikel kanan)
  2. Stenosis pulmonal : penyempitan klep pembuluh darah yang keluar dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga menebal dan menimbulkan penyempitan
  3. Overriding Aorta : pembuluh darah utama yang keluar dari bilik kiri mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik kanan
  4. Hipertrofi ventrikel kanan :,penebalan otot bilik kanan akibat kerja keras (karena jalan keluarnya terhambat) dan tekanan dalam rongga ini meningkat.
Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat.


Etiologi

Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaa tidak diketahui secara pasti. diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor –faktor tersebut antara lain :

Faktor endogen
  1. Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom
  2. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
  3. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan
Faktor eksogen
  1. Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide,dextroamphetamine.aminopterin,amethopterin, jamu)
  2. Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
  3. Pajanan terhadap sinar -X
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab adaah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan , oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai.


Tanda dan gejala
  1. Sianosis : Sianosis.à obstruksi meningkat disertai pertumbuhan yang semakin meningkat à hipertropi infundibulum meningkat àObstruksi aliran darah keluar ventrikel kanan.
  2. Dispnea : Terjadi bila penderita melakukan aktifitas fisik.
  3. Serangan-serangan dispnea paroksimal (serangan-serangan anoksia biru) umum pada pagi hari.àSemakin bertambah usia, sianosis bertambah berat.
  4. Keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Gangguan pada pertambahan tinggi badan terutama pada anak, keadaan gizi kurang dari kebutuhan normal, pertumbuhan otot-otot dari jaringan subkutan terlihat kendur dan lunak, masa pubertas terlambat.
  5. Denyut pembuluh darah normal. Jantung baisanya dalam ukuran normal, apeks jantung jela sterlihat, suatu getaran sistolis dapat dirasakan di sepanjang tepi kiri tulang dada, pada celah parasternal 3 dan 4.
  6. Bising sistolik : Terdengar keras dan kasar, dapat menyebar luas, tetapi intensitas terbesar pada tepi kiri tulang dada.

Pathway Tetralogi Fallot (TF)

Kamis, 20 Agustus 2015

Gejala, Penyebab dan Pengobatan Katarak pada Manula

Gejala, Penyebab dan Pengobatan Katarak pada Manula
Katarak menyebabkan penglihatan menjadi berkabut/buram. Katarak merupakan keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa, sehingga pandangan seperti tertutup air terjun atau kabut merupakan penurunan progresif kejernihan lensa, sehingga ketajaman penglihatan berkurang (Corwin, 2000).

Gejala Katarak

Gejala umum gangguan katarak meliputi:
  1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
  2. Gangguan penglihatan bisa berupa:
    • Peka terhadap sinar atau cahaya.
    • Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
    • Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
    • Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
    • Kesulitan melihat pada malam hari.
    • Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata.
    • Penurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada siang hari ).

Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain:
  1. Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi.
  2. Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari.

Gejala objektif biasanya meliputi:
  1. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan menjadi kabur atau redup. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih. Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih.
  2. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih.

Penyebab Katarak

Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain (Corwin,2000):
  1. Usia lanjut dan proses penuaan
  2. Congenital atau bisa diturunkan.
  3. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya.
  4. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik (misalnya diabetes) dan obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).


Pengobatan Katarak Pada Manula Dengan Operasi

Kacamata dan lampu yang lebih terang mungkin bisa membantu katarak yang ringan, tetapi katarak akan berkembang seiring dengan waktu dan akhirnya penderita akan membutuhkan operasi.

Satu-satunya langkah pengobatan yang terbukti paling efektif adalah operasi. Efek penyembuhan dari operasi akan sangat dirasakan terutama bagi penderita yang kataraknya sudah menghambat kegiatan sehari-hari, seperti mengemudi atau membaca.

Dalam operasi katarak, lensa yang keruh akan diangkat dan digantikan dengan lensa plastik bening. Operasi tersebut biasanya dilakukan dengan pembiusan lokal agar mata Anda menjadi mati rasa. Karena ini termasuk operasi kecil, maka biasanya tidak perlu menginap di rumah sakit.

Meski pemulihan dari operasi akan membutuhkan beberapa waktu (dari beberapa hari hingga minggu), hampir semua orang yang menjalaninya akan merasakan peningkatan pada penglihatan mereka. Penderita biasanya bisa kembali melakukan rutinitas secara normal dalam waktu dua minggu setelah operasi.

Lensa plastik pada mata Anda disesuaikan untuk tingkat penglihatan tertentu. Setelah opersi, pemakaian kacamata akan diperlukan untuk membantu penglihatan jauh atau dekat. Sama halnya jika Anda telah berkacamata, ukuran lensa bisa berubah. Disarankan untuk menunggu pemulihan sampai selesai sebelum membuat kacamata baru.

Kapan Operasi Katarak Diperlukan ?

Kapan Operasi Katarak Diperlukan ?

Ada banyak hal untuk belajar mengenai pentingnya masalah dan kekhawatiran katarak. Demikian juga, adalah sama penting untuk menentukan kapan operasi katarak menjadi keharusan. Pertumbuhan sindrom mata ini dapat disamakan dengan mobil kaca depan atau pintu kaca yang kotor. Katarak mempengaruhi mata dan bermacam-macam perubahan negatif dengan gejala termasuk penglihatan terdistorsi, kesulitan dalam berurusan dengan sinar radiasi dari matahari atau lampu mobil yang menyilaukan, penglihatan yang kusam.

Ada kemungkinan bahwa modifikasi dalam penggunaan kaca mata dapat membantu selama tahap awal dari penyakit katarak. Namun, katarak akan menjadi lebih intens, penglihatan yang terganggu dan membuat kacamata yang lebih kuat dan lensa kontak tidak berguna dalam meningkatkan penglihatan. Pada tahap ini, operasi katrak sudah dekat dan diperlukan. Ahli perawatan mata akan menjadi orang yang pertama untuk memberitahu Anda tentang perkembangan katarak setelah evaluasi mata. Hal ini akan terjadi bahkan jika pasien belum pernah mengalami gejala katarak yang sebenarnya.

Operasi bedah direkomendasikan untuk orang-orang yang memiliki banyak kehilangan penglihatan dan gejala diidentifikasi dengan kondisi ini. Kadang-kadang trauma pada mata atau operasi sebelumnya dapat membuat sulit bagi doketr mata untuk mengamati retina di belakang mata. Dalam keadaan ini, mungkin tepat untuk menyingkirkan katarak sehingga memajukan retina atau evaluasi saraf optik dan pengobatan dapat dilakukan. Cara operasi katarak dapat disesuaikan berdasarkan kondisi medis. Prosedur ini biasanya dilakukan dengan anestesi lokal. Proses ini memakan waktu kurang dari satu jam dan operasi tidak menempatkan tekanan berlebihan pada jantung atau paru-paru.

Rincian penting lainnya tentang Katarak

Saat ini, tidak ada obat atau cara yang pasti membalikkan katarak. Namun demikian, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi tingkat dimana penyakit mata ini dapat menjadi lebih serius. Strategi ini bahkan dapat mencegah katarak dari pembentukan di tempat pertama. Di antara langkah-langkah pencegahan ini antaralain test penglihatan secara teratur dan perubahan gaya hidup dan kesehatan.

Penilaian mata standar harus fokus pada orang dari segala usia terutama mereka yang berada di luar usia 50. Mereka yang termasuk kelompok usia ini harus memiliki ujian komprehensif untuk mata mereka setelah setiap dua tahun.

Kamis, 13 Agustus 2015

Syok Septik - Definisi, Penyebab, Gejala dan Penatalaksanaan

Syok Septik - Definisi, Penyebab, Gejala dan Penatalaksanaan
Definisi  Syok Septik

Syok adalah suatu keadaan dimana pasokan darah tidak mencukupi untuk kebutuhan organ-organ di dalam tubuh. Shock juga didefinisikan sebagai gangguan sirkulasi yang mengakibatkan penurunan kritis perfusi jaringan vital atau menurunnya volume darah yang bersirkulasi secara efektif. Apabila sel tidak dapat menghasilkan energi secara adekuat, maka sel tidak akan berfungsi dengan baik sehingga pada gilirannya akan menimbulkan disfungsi dan kegagalan berbagai organ, akhirnya dapat menimbulkan kematian.

Syok adalah Ketidakcukupan perfusi oksigen dan zat gizi ke sel-sel tubuh. Kegagalan memperbaiki perfusi menyebabkan kematian sel yang progresif, gangguan fungsi organ dan akhirnya kematian penderita. ( dr. Sukwan Handali. 1988 )

Septik merupakan respon systemik dari infeksi (Black, 1993).

Sepsis sebagai adanya mikroorganisme patogenik atau toksinnya dalam aliran darah (Hudak & Gallo, 1996).


Macam-macam Syok

1. Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik disebut juga dengan syok preload yang ditandai dengan menurunnya volume intravaskuler baik oleh karena perdarahan maupun oleh karena hilangnya cairan tubuh.

2. Syok Kardiogenik
Syok Kardiogenik adalah Syok yang terjadi akibat kegagalan pompa jantung (pump failure).

3. Syok Distributif
Syok Septik : Syok septic adalah syok yang terjadi akibat dari infeksi yang berat dan sebagai komplikasi dari penyakit yang beragam.
Syok Neurogenik : Syok Neurogenik adalah syok yang disebabkan oleh gangguan susunan saraf simpatis,yang menyebabkan dilatasi arteriola dan kenaikan kapasitas vascular.
Syok Anapilaktik : Syok anapilaktik adalah syok yang terjadi secara akut yang di sebabkan oleh reaksi alergi.

4. Syok Obstruktif
Syok obstruktif adalah syok yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah sentral baik arteri maupun vena di mana tidak terdapat system kolateral.


Penyebab Syok Septik

Mikroorganisme penyebab syok septik adalah bakteri gram negatif. Ketika mikroorganisme menyerang jaringan tubuh, pasien akan menunjukkan suatu respon imun. Respon imun ini membangkitkan aktivasi berbagai mediator kimiawi yang mempunyai berbagai efek yang mengarah pada syok, yaitu peningkatan permeabilitas kapiler, yang mengarah pada perembesan cairan dari kapiler dan vasodilatasi.

Bakteri gram negatif menyebabkan infeksi sistemik yang mengakibatkan kolaps kardiovaskuler. Endotoksin basil gram negatif ini menyebabkan vasodilatasi kapiler dan terbukanya hubungan pintas arteriovena perifer. Selain itu, terjadi peningkatan permeabilitas kapiler. Peningkatan kapasitas vaskuler karena vasodilatasi perifer menyebabkan terjadinya hipovolemia relatif, sedangkan peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan kehilangan cairan intravaskuler ke intertisial yang terlihat sebagai udem. Pada syok septik hipoksia, sel yang terjadi tidak disebabkan oleh penurunan perfusi jaringan melainkan karena ketidakmampuan sel untuk menggunakan oksigen karena toksin kuman. Gejala syok septik yang mengalami hipovolemia sukar dibedakan dengan syok hipovolemia (takikardia, vasokonstriksi perifer, produksi urin < 0.5 cc/kg/jam, tekanan darah sistolik turun dan menyempitnya tekanan nadi). Pasien-pasien sepsis dengan volume intravaskuler normal atau hampir normal, mempunyai gejala takikardia, kulit hangat, tekanan sistolik hampir normal, dan tekanan nadi yang melebar.


Tanda dan Gejala Syok Septik

Pertanda awal dari syok septik sering berupa penurunan kesiagaan mental dan kebingungan, yang timbul dalam waktu 24 jam atau lebih sebelum tekanan darah turun. Gejala ini terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke otak.
Curahan darah dari jantung memang meningkat, tetapi pembuluh darah melebar sehingga tekanan darah turun. Pernafasan menjadi cepat, sehingga paru-paru mengeluarkan karbondioksida yang berlebihan dan kadarnya di dalam darah menurun.
Gejala awal berupa menggigil hebat, suhu tubuh yang naik sangat cepat, kulit hangat dan kemerahan, denyut nadi yang lemah dan tekanan darah yang turun-naik. Produksi air kemih berkurang meskipun curahan darah dari jantung meningkat. Pada stadium lanjut, suhu tubuh sering turun sampai dibawah normal.
Bila syok memburuk, beberapa organ mengalami kegagalan:
  • Ginjal : produksi air kemih berkurang
  • Paru-paru : gangguan pernafasan dan penurunan kadar oksigen dalam darah
  • Jantung : penimbunan cairan dan pembengkakan. Bisa timbul bekuan darah di dalam pembuluh darah.


Penatalaksanaan Syok Septik

Pasien dengan syok septic memerlukan pemantauan cepat dan agresif serta penatalaksanaan dalam unit perawatan kritis penatalaksanaannya melibatkan seluruh sistem organ yang memerlukan pendekatan tim dari bebagai disiplin antara lain:

Terapi-terapi definitif
  • Identifikasi dan singkirkan sumber infeksi
  • Multipel antibiotik spektrum luas
Terapi-terapi suportif
  • Pulihkan volume intra vaskuler
  • Pertahankan curah jantung yang adekuat
  • Pastikan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
  • Berikan lingkungan metabolik yang sesuai
Terapi-terapi penelitian
  • Anti histamin
  • Nalokson
  • Inhibitor neutrofil
  • Inhibitor prostagladin (obat-obat anti inflamatori nonsteroidal)
  • Steroid

Suplemen Herbal Alami Untuk Tulang Dan Sendi Yang Kuat

Suplemen Herbal Alami Untuk Tulang Dan Sendi Yang Kuat

Kekurangan kalsium adalah masalah umum dilaporkan di pusat-pusat kesehatan. Hal ini lebih sering dilaporkan pada wanita hamil dan orang tua. Mari kita lihat di sini beberapa suplemen herbal alami untuk meningkatkan kesehatan tubuh Anda.

Malnutrisi, penyakit dan kekurangan vitamin D adalah beberapa di antara penyebab utama masalah kekurangan kalsium. Gejala yang ditunjukkan oleh seseorang yang menderita kekurangan kalsium umumnya bervariasi dari satu orang ke orang lain. Tulang rapuh adalah salah satu di antara gejala utama ditunjukkan sebagai akibat dari kekurangan kalsium.

Warna kuning dari gigi dan nyeri sendi adalah gejala umum lainnya ditampilkan sebagai akibat dari kekurangan kalsium. Bagaimana mengobati kekurangan kalsium tanpa menimbulkan efek samping pada tubuh? Ini adalah pertanyaan umum dari orang-orang. Asupan produk susu yang reguler ditemukan sangat efektif untuk mengobati kekurangan kalsium. Beberapa produk yang baik yang dapat meningkatkan tingkat kalsium dalam tubuh termasuk susu, yogurt dan paneer. Oleh karena itu jangan ragu untuk mengkonsumsi makanan ini dalam diet sehari-hari.

Termasuk sayuran berdaun hijau dalam diet harian adalah obat yang aman lain untuk tingkat kalsium yang rendah. Jika memungkinkan, membuat diet harian Anda diperkaya dengan sayuran berdaun hijau seperti bayam dan selada. Kebiasaan ini ditemukan sangat efektif untuk mengurangi risiko kekurangan gizi dalam tubuh. Oleh karena itu jangan ragu untuk memanfaatkan sayuran berdaun hijau.

Produk kedelai ditemukan sebagai sumber kalsium dan protein. Anda dapat menggunakan tepung kedelai dan susu kedelai untuk meningkatkan tingkat kalsium dalam tubuh. Hal ini meningkatkan kekuatan tulang dan membuat tubuh Anda fit untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Biji wijen adalah obat eksotis lain untuk kekurangan kalsium yang rendah. Mengkonsumsi bola wijen dua atau tiga kali per hari tentu dapat meningkatkan kekuatan tulang dan gigi.

Berjemur pagi ditemukan sangat efektif untuk meningkatkan kekuatan tulang dan gigi. Paparan langsung tubuh pada sinar matahari ringan, dapat mengurangi risiko kekurangan vitamin D dalam tubuh. Oleh karena itu jangan ragu untuk pergi keluar untuk berjalan-jalan di pagi hari dan di sore hari.

Mengetahui Apa Itu Vitamin B5

Mengetahui Apa Itu Vitamin B5
Vitamin B5 juga dikenal sebagai asam pantotenat. Vitamin B5 adalah yang paling produktif dari semua vitamin dan ditemukan dalam setiap jenis makanan. Bahkan, tidak mungkin bagi seseorang untuk kurang mengkonsumsi vitamin B5 dari yang mereka butuhkan. Itu berarti bahwa kemungkinan sangat kecil bahwa seseorang dapat memiliki kekurangan vitamin B5.

Vitamin B5 sangat penting untuk mengubah makanan menjadi energi antara fungsi lainnya. B5 vitamin bertanggung jawab untuk mengambil lemak dan karbohidrat menjadi energi. Beberapa vitamin B5 dapat ditemukan di hampir setiap makanan. Jelas ada beberapa sumber vitamin B5 yang lebih baik daripada yang lain tapi diet seimbang akan memberikan lebih dari cukup.

Makanan dengan kandungan vitamin B5 tertinggi adalah daging organ, salmon, telur, kacang-kacangan, susu, dan biji-bijian. Perlu dicatat bahwa vitamin B5 hilang ketika biji-bijian yang digiling menjadi tepung. Oleh karena itu, makanan biji-bijian olahan seperti roti, pasta, nasi, sereal, dan dipanggang kurang mengandung sumber vitamin B5. Vitamin B5 adalah yang paling efektif ketika dikombinasikan dengan vitamin B lainnya terutama thiamin atau B1, riboflavin atau B2, niasin atau B3, pyridoxine atau B6, dan biotin.

Vitamin B5 juga diperlukan untuk melepaskan energi dari lemak. Menariknya, vitamin B5 juga dianggap membantu dalam mengurangi stres. Hal ini terutama karena fakta bahwa selama periode stres Fitur Artikel, tubuh memproduksi lebih banyak hormon tertentu seperti adrenalin dan ini memerlukan vitamin B5. Ada banyak teori tentang manfaat vitamin B5 tetapi tidak ada kebutuhan untuk sebagian besar orang untuk aktif mencari makanan yang tinggi di B5 karena mereka cenderung mengkonsumsi jauh lebih banyak daripada yang sudah dibutuhkan. Tidak ada efek samping mengkonsumsi terlalu banyak vitamin B5.

Proses Terjadinya Defisiensi Vitamin B12

Proses Terjadinya Defisiensi Vitamin B12
Nutrisi memainkan bagian yang sangat penting dalam diet seimbang untuk memfungsikan otak kita dan bagian lain dari tubuh. Vitamin B12 adalah salah satu nutrisi seperti yang diperlukan untuk dikonsumsi secara teratur. Vitamin B12 memiliki nama yang berbeda-beda seperti Vitamin B-12, vitamin B12, dan cobalamin adalah salah satu di antara 9 vitamin yang larut air. Vitamin B12 membantu dalam pembagian sel-sel dalam tubuh manusia yang mempromosikan pembentukan darah yang menyebabkan berfungsinya sistem saraf dan otak.


Bentuk vitamin B12 glukosa dari karbohidrat yang membantu dalam memerangi kelelahan dan kecemasan. Itu membuat sistem saraf dan otak yang sehat dan membantu dalam fungsi efisien dari tubuh. Ini mencegah masalah seperti tekanan darah tinggi dan melindungi dari kanker payudara, kanker paru-paru, kanker usus dan kanker prostat. Jika tidak diobati pada waktunya, kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kerusakan saraf parah yang akan mempengaruhi tubuh manusia lengkap.

Orang pada risiko tinggi kekurangan vitamin B12 adalah orang-orang berusia dari usia 75 atau di atas, bayi baru lahir, anak-anak, wanita menyusui dan juga ibu hamil. Orang-orang yang lemah sistem kekebalan tubuhnya, yang mengalami masalah seperti kelelahan, kelelahan, kelemahan, merasa pingsan dan pusing, depresi, perubahan suasana hati dan kehilangan perasaan indera seperti sentuhan dan rasa sakit yang dapat menjadi tanda kurang Vitamin B12 dalam tubuh kita. Terlepas dari gejala-gejala ini, masalah dalam berjalan, penglihatan, bernapas, dering di telinga, lidah sakit, mulut, maag di lambung, asma dan juga menguning kulit beberapa masalah kesehatan yang lebih yang orang yang menderita pengalaman kekurangan vitamin B12 dalam tubuh mereka.

Anemia - Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi


Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemia

Pengertian

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari jantung yang diperoleh dari paru-paru, dan kemudian mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

Etiologi

Secara garis besar, anemia dapat disebabkan karena :
  • Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya pada penyakit gangguan sistem imun, talasemia.
  • Penurunan produksi eritrosit, contohnya pada penyakit anemia aplastik, kekurangan nutrisi.
  • Kehilangan darah dalam jumlah besar, contohnya akibat perdarahan akut, perdarahan kronis, menstruasi, ulser kronis, dan trauma.

Tanda dan Gejala

Gejala anemia :

Bila anemia terjadi dalam waktu yang lama, konsentrasi Hb ada dalam jumlah yang sangat rendah sebelum gejalanya muncul. Gejala- gejala tersebut berupa :
  • Asimtomatik : terutama bila anemia terjadi dalam waktu yang lama
  • Letargi
  • Nafas pendek atau sesak, terutama saat beraktfitas
  • Kepala terasa ringan
  • Palpitasi
  • Pucat
  • Kekebalan Tubuh Menurun

Sedangkan, tanda-tanda dari anemia yang harus diperhatikan saat pemeriksaan yaitu :

  • Pucat pada membran mukosa, yaitu mulut, konjungtiva, kuku.
  • Sirkulasi hiperdinamik, seperti takikardi, pulse yang menghilang, aliran murmur sistolik
  • Gagal jantung
  • Pendarahan retina
Tanda-tanda spesifik pada pasien anemia diantaranya :
  • Glossitis : terjadi pada pasien anemia megaloblastik, anemia defisiensi besi
  • Stomatitis angular : terjadi pada pasien anemia defisiensi besi.
  • Jaundis (kekuningan) : terjadi akibat hemolisis, anemia megaloblastik ringan.
  • Splenomegali : akibat hemolisis, dan anemia megaloblastik.
  • Ulserasi di kaki : terjadi pada anemia sickle cell
  • Deformitas tulang : terjadi pada talasemia
  • Neuropati perifer, atrofi optik, degenerasi spinal, merupakan efek dari defisiensi vitamin B12.
  • Garing biru pada gusi (Burton’s line), ensefalopati, dan neuropati motorik perifer sering terlihat pada pasien yang keracunan metal.

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemia


Pengkajian

1. Aktifitas / Istirahat
  • Keletihan, kelemahan, malaise umum.
  • Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja
  • Toleransi terhadap latihan rendah.
  • Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak

2. Sirkulasi
  • Riwayat kehilangan darah kronis,
  • Riwayat endokarditis infektif kronis.
  • Palpitasi.

3. Integritas ego

  • Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi pemilihan pengobatan, misalnya: penolakan tranfusi darah.

4. Eliminasi
  • Riwayat pielonenepritis, gagal ginjal.
  • Flatulen, sindrom malabsobsi.
  • Hematemesi, melana.
  • Diare atau konstipasi

5. Makanan / cairan
  • Nafsu makan menurun
  • Mual/ muntah
  • Berat badan menurun
6. Nyeri / kenyamanan
  • Lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan kepala.

7. Pernapasan

  • Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas

8. Seksualitas

  • Perubahan menstuasi misalnya menoragia, amenore
  • Menurunnya fungsi seksual
  • Impotent

Diagnosa Keperawatan, Intervensi dan Implementasi

1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen / nutrisi ke sel.

Ditandai dengan:
  • Palpitasi,
  • Kulit pucat, membrane mukosa kering, kuku dan rambut rapuh,
  • Ekstremitas dingin
  • Perubahan tekanan darah, pengisian kapiler lambat
  • Ketidakmampuan berkonsentrasi, disorientasi

Tujuan: menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat

Intervensi :
  1. Kaji tanda-tanda vital, warna kulit, membrane mukosa, dasar kuku
  2. Beri posisi semi fowler
  3. Kaji nyeri dan adanya palpitasi
  4. Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh pasien
  5. Hindari penggunaan penghangat atau air panas

Kolaborasi:
  • Monitor pemeriksaan laboratorium misal Hb/Ht dan jumlah SDM
  • Berikan SDM darah lengkap /pocket
  • Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi


2. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen

Ditandai dengan:
  • Kelemahan dan kelelahan
  • Mengeluh penurunan aktifitas /latihan
  • Lebih banyak memerlukan istirahat /tidur
  • Palpitasi,takikardi, peningkatan tekanan darah,

Tujuan: terjadi peningkatan toleransi aktifitas.

Intervensi :
  1. Kaji kemampuan aktifitas pasien
  2. Kaji tanda-tanda vital saat melakukan aktifitas
  3. Bantu kebutuhan aktifitas pasien jika diperlukan
  4. Anjurkan kepada pasien untuk menghentikan aktifitas jika terjadi palpitasi
  5. Gunakan tehnik penghematan energi misalnya mandi dengan duduk.


3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna, absorbsi makanan

Ditandai dengan:
  • Penurunan berat badan normal
  • Penurunan turgor kulit, perubahan mukosa mulut.
  • Nafsu makan menurun, mual
  • Kehilangan tonus otot

Tujuan: kebutuhan nutrisi terpenuhi yang dikuti dengan peningkatan berat badan.

Intervensi :
  1. Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai
  2. Observasi dan catat masukan makanan pasien
  3. Timbang berat badan tiap hari
  4. Berikan makanan sedikit dan frekuensi yang sering
  5. Observasi mual, muntah , flatus dan gejala lain yang berhubungan
  6. Bantu dan berikan hygiene mulut yang baik

Kolaborasi:
  1. Konsul pada ahli gizi
  2. Berikan obat sesuai dengan indikasi misalnya: vitamin dan mineral suplemen. 3. Berikan suplemen nutrisi.


4. Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan jumlah makanan, perubahan proses pencernaan , efek samping penggunaan obat

Ditandai dengan :
  • Adanya perubahan pada frekuensi, karakteristik, dan jumlah feses
  • Mual, muntah, penurunan nafsu makan
  • Nyeri abdomen
  • Ganguan peristaltic

Tujuan: pola eliminasi normal sesuai dengan fungsinya

Intervensi : 
  1. Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah.
  2. Kaji bunyi usus
  3. Beri cairan 2500-3000 ml/hari dalam toleransi jantung
  4. Hindari makan yang berbentuk gas
  5. Kaji kondisi kulit perianal

Kolaborasi
  1. Konsul ahli gizi untuk pemberian diit seimbang
  2. Beri laksatif
  3. Beri obat anti diare

5. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan pertahanan skunder yang tidak adekuat.

Ditandai dengan tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala- gejala yang membuat diagnosa actual

Tujuan: terjadi penurunan resiko infeksi

Intervensi

  1. Tingkatkan cuci tangan dengan baik
  2. Pertahan kan tehnik aseptik ketat pada setiap tindakan
  3. Bantu perawatan kulit perianal dan oral dengan cermat
  4. Batasi pengunjung

Kolaborasi
  1. Ambil spesemen untuk kultur
  2. Berikan antiseptic topikak, antibiotic sistemik.

Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999: 28).

Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah:
  1. Infeksi tidak terjadi.
  2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
  3. Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
  4. Peningkatan perfusi jaringan.
  5. Dapat mempertahankan integritas kulit.
  6. Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.
  7. Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana pengobatan.

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
https://detra181.wordpress.com/tag/asuhan-keperawatan-pada-pasien-anemia/

Senin, 10 Agustus 2015

Berbagai Pengertian Bronkiektasis Menurut Para Ahli

Berbagai Pengertian Bronkiektasis Menurut Para Ahli

Bronkiektasis adalah dilatasi bronki dan bronkiolus kronis yang mungkin disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk infeksi paru dan obstruksi bronkus; aspirasi benda asing, muntahan, atau benda-benda dari saluran pernapasan atas; dan tekanan akibat tumor , pembuluh darah yang berdilatasi, dan pembesaran nodus limfe. (Bruner & Suddarth)

Bronkiektasis adalah keadaan yang ditandai dengan dilatasi kronik bronkus dan bronkiolus ukuran sedang (kira-kira percabangan keempat sampai ke sembilan). (Sylvia dan Lorraine, 2006)

Bronkiektasis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus yang abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen elastis dan muscular dinding bronkus ( Soeparman & Sarwono, 1990)

Bronkiektasis adalah penyakit yang ditandai dengan dilatasi (ektasis) bronkus lokal patologis dan kronik disebabakan elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus. Umumnya pada bronkus kecil (medium size) (Passiyan Rahmatullah, 2006)

Bronkiektasis adalah dilatasi kronis yang abnormal serta destruksi dinding bronkus, dan dapat terjadi diseluruh percabangan trakeobronkial. (Kowalak, Welsh, Mayer, 2011)

Bronkiektasis berarti suatu dilatasi yang tak dapat pulih lagi dari bronchial yang disebabkan oleh episode pnemonitis berulang dan memanjang,aspirasi benda asing, atau massa ( mis. Neoplasma) yang menghambat lumen bronchial dengan obstruksi ( Hudak & Gallo,1997).

Bronkiektasis adalah dilatasi permanen abnormal dari salah satu atau lebih cabang-vabang bronkus yang besar ( Barbara E, 1998).

Bronkiektasis adalah dilatasi bronkus dan bronkhiolus kronis permanen. dilatasi bronkus terjadi secara setempat sampai pada jalan area bafas yang memasok bagian parenkim paru-paru. (Irman Soemantri, 2008)

Bronkiektasis adalah dilatasi permanen abnormal dari salah satu atau lebih cabang-vabang bronkus yang besar ( Barbara E, 1998).

Bronkiektosis adalah suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran pernafasan yang besar. (www.medicastore.com)

Bronkiektasis - Pengkajian, Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

Pathway Bronkiektasis

Minggu, 09 Agustus 2015

Bronkiektasis - Pengkajian, Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

Pengkajian Bronkiektasis

  1. Riwayat atau adanya faktor-faktor penunjang :
    • Merokok produk tembakau sebagai factor penyebab utama
    • Tinggal atau bekerja daerah dengan polusi udara berat
    • Riwayat alergi pada keluarga
    • Ada riwayat asam pada masa anak-anak
  2. Riwayat atau adanya faktor-faktor pencetus eksaserbasi seperti :
    • Allergen (serbuk, debu, kulit, serbuk sari atau jamur)
    • Sress emosional
    • Aktivitas fisik yang berlebihan
    • Polusi udara
    • Infeksi saluran nafas
    • Kegagalan program pengobatan yang dianjurkan
  3. Pemeriksaan fisik berdasarkan fokus pada system pernafasan yang meliputi :
    • Kaji frekuensi dan irama pernafasan
    • Inpeksi warna kulit dan warna menbran mukosa
    • Auskultasi bunyi nafas
    • Pastikan bila pasien menggunakan otot-otot aksesori bila bernafas :
      • Mengangkat bahu pada saat bernafas
      • Retraksi otot-otot abdomen pada saat bernafas
      • Pernafasan cuping hidung
    • Kaji bila ekspansi dada simetris atau asimetris
    • Kaji bila nyeri dada pada pernafasan
    • Kaji batuk (apakah produktif atau nonproduktif). Bila produktif tentukan warna sputum.
    • Tentukan bila pasien mengalami dispneu atau orthopneu
    • Kaji tingkat kesadaran.
  4. Pemeriksaan diagnostik meliputi :
    • Gas darah arteri (GDA) menunjukkan PaO2 rendah dan PaCO2 tinggi
    • Sinar X dada memunjukkan peningkatan kapasitas paru dan volume cadangan
    • Klutur sputum positif bila ada infeksi
    • Esei imunoglobolin menunjukkan adanya peningkatan IgE serum
    • Tes fungsi paru untuk mengetahui penyebab dispneu dan menentukan apakah fungsi abnormal paru ( obstruksi atau restriksi).
    • Tes hemoglobolin.
    • EKG ( peninggian gelombang P pada lead II, III, AVF dan aksis vertikal.)
  5. Kaji persepsi diri pasien
  6. Kaji berat badan dan masukan rata-rata cairan dan diet.

Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Bronkiektasis

I. Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, sekret kental.

Tujuan :
  • Mempertahakan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas.
Kriteria hasil :
  • Menujukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas( batuk yang efektif, dan mengeluarkan secret.)
Rencana Tindakan :

1. Kaji /pantau frekuensi pernafasan. Catat rasio inspirasi dan ekspirasi
Rasional : Tachipneu biasanya ada pada beberapa derajat dapat ditemukan pada penerimaan atau selam stress/ proses infeksi akut. Pernafasan melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang disbanding inspirasi

2. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas
Rasional : Derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat /tak dimanisfestasikan adanya bunyi nafas

3. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman,Tinggi kepala tempat tidur dan duduk pada sandaran tempat tidur
Rasional : Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan mempergunakan gravitasi. Dan mempermudah untuk bernafas serta membantu menurunkan kelemahan otot-otot dan dapat sebagai alat ekspansi dada.

4. Bantu latihan nafas abdomen atau bibir
Rasional : Untuk mengatasi dan mengontrol dispneu dan menurunkan jebakan udara

5. Observasi karakteriktik batuk dan Bantu tindakan untuk efektifan upaya batuk
Rasional : Mengetahui keefktifan batuk

6. Tingkatan masukan cairan samapi 3000ml/hari sesuai toleransi jantung serta berikan hangat dan masukan cairan antara sebagai penganti makan
Rasional : Hidrasi membantu menurunkan kekentalan secret,mempermudah pengeluaran.cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Cairan antara makan dapat meningkatkan distensi gaster dan tekana diafragma.

7. Berikan obat sesuai indikasi
Rasional : Mempercepat proses penyembuhan


II. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen dan kerusakan alveoli

Tujuan :
  • Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan.
Kriteria :
  • GDA dalam batas normal, warna kulit membaik, frekuensi nafas 12- 24x/mt,bunyi nafas bersih, tidak ada batuk,frekuensi nadi 60-100x/mt,tidak dispneu.
Rencana Tindakan :

1. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan serta catat penggunaan otot aksesori
Rasional : Untuk mengevaluasi derajat distress pernafsan/ kronisnya suatu penyakit

2. Tingikan kepala tempat tidur dan Bantu untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas .Kaji / awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa
Rasional : Suplai oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas.

3. Dorong untuk pengeluaran sputum/ penghisapan bila ada indikasi
Rasional : Sputum menganggu proses pertukaran gas serta penghisapan dilakukan bila batuk tidak efektif

4. Awasi tingkat kesadaran / status mental
Rasional : Manisfestasi umum dari hipoksia

5. Awasi tanda vital dan status jantung
Rasional : Perubahan tekanan darah menunjukkan efek hipoksia sistemik pada fungsi jantung

6. Berikan oksigen tambahan dan pertahankan ventilasi mekanik dan Bantu intubasi
Rasional : Dapat memperbaiki atau mencegah terjadinya hipoksia dan kegagalan nafas serta tindakan untuk penyelamatan hidup.


III. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah,produksi sputum, dispneu

Tujuan :
  • Peningkatan dalam status nutrisi dan berta badan pasien
Kriteria hasil :
  • Pasien tidak mengalami kehilangan berat badan lebih lanjut atau mempertahankan berat badan.
Rencana tindakan :

1. Pantau masukan dan keluaran tiap 8 jam, jumlah makanan yang dikonsumsi serta timbang berta badan tiap minggu
Rasional : Untuk mengidentifikasi adanya kemajuan atau penyimpangan dari yang diharapkan

2. Ciptakan suasana yang menyenangkan ,lingkungan yang bebas dari bau selama waktu makan
Rasional : Suasana dan lingkungan yang tak sedap selama waktu makan dapat meyebakan anoreksia

3. Rujuk pasien ke ahli diet untuk memantau merencanakan makanan yang akan dikonsumsi
Rasional : Dapat membantu pasien dalam merencanakan makan dengan gisi yang sesuai

4. Dorong klien untuk minum minimal 3 liter cairan perhari, jika tidak mendapat infus
Rasional : Untuk mengatasi dehidrasi pada pasien


IV. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan proses penyakit kronis, malnutrisi.

Tujuan :
  • Tidak terjadi/ adanya gejala –gejala infeksi
Kriteria hasil :
  • Tidak terjadi infeksi suhu tbuh berkisar 36-37 0c,Sel darah putih 5.000-10.000/mm3.batuk produktif tidak ada.
Rencana intervensi :

1. Pantau suhu pasien tiap 4 jam, hasil kultur sputum dan hasil pemeriksaan leokusit serta warna dan konsistensi sputum
Rasional : Untuk mengidentifikasi kemajuan yang dapat dicapai dan penyimpangan dari sasaran yang diharapkan ( infeksi yang mungkin terjadi ).

2. Lakukan pemeriksaan sputum untuk pemeriksaan kultur
Rasional : Dapat membantu menegakkan diagnosa infeksi saluran nafas dan mengidentifikasi kuman penyebabnya.

3. Berikan nutrisi yan adekuat
Rasional : Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahan terhadap infeksi

4. Berikan antibiotik sesuai anjuran dan evaluasi keefektifannya
Rasional : Sebagai pencegahan dan pengobatan infeksi dan mempercepat proses penyembuhan


V. Ansietas berhubungan dengan takut kesulitan bernafas selama fase eksaserbasi, kurang pengetahuan tentang pengobatan yang akan dilaksanakan.

Tujuan :
  • Hilangnya ansietas
Kriteria hasil :
  • Ekspresi wajah rileks, frekuensi nafas antara 12-24 x/mt,frekuensi nadi 60-100x/mt.
Intervensi Keperawatan :
1. Selama periode distress pernafasan akut :
  • Batasi jumlah dan frekuensi pengunjung
  • Mulai berikan oksigen lewat kanula sebanyak 2 ltr/mt
  • Demontrasikan untuk kontrol pernafasan
  • Ijinkan seseorang untuk menemani pasien
  • Pertahankan posisi fowler dengan posisi lengan menopang
Rasional : Membantu pasien untuk mengontrol keadaannya dengan meningkatkan relaksasi dan meningkatkan jumlah udara yang masuk paru-paru

2. Hindari pemberian informasi dan instruksi yang bertele-tele/sederhana mungkin ketika pasien mengalami distress dan lakukan pendekatan dengan pasien secara tenang dan menyakinkan
Rasional : Pasien dapat menerima sedikit informasi dalam keadaan gelisah dan terlalu banyak informasi dapat meningkatkan ansietas dan memberitauhkan apa yang diharpkan makakan dapat membantu penurunan ansietas

3. Gunakan obat sedatif sesui dengan yang diresepkan
Rasional :Obat penenang dapat mengontrol tingkat ansietasnya


VI. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan pertukaran gas

Tujuan :
Klien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas

Kriteria hasil :
  • Menurunnya keluhan tentang napas pendek dan lemah dalam melaksanakan aktivitas
Rencana Tindakan:

1. Pantau nadi dan frekuensi nafas sebelum dan sesudah aktivitas
Rasional : Mengidentifikasi kemabali penyimpangan tujuan yang diharapkan

2. Berikan bantuan dalam melaksanakan aktivitas sesuai yang diperlukan dan dilakukan secara bertahap
Rasional : Dapat mengurangi pengunaan energi yang berlebihan

3. Anjurkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dengan makanan yang mudah dikunyah
Rasional : Makanan dalam porsi besar sasah dikunyah dan memerlukan banyak energi


Pathway Bronkiektasis