Kamis, 13 Agustus 2015

Anemia - Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi


Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemia

Pengertian

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari jantung yang diperoleh dari paru-paru, dan kemudian mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

Etiologi

Secara garis besar, anemia dapat disebabkan karena :
  • Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya pada penyakit gangguan sistem imun, talasemia.
  • Penurunan produksi eritrosit, contohnya pada penyakit anemia aplastik, kekurangan nutrisi.
  • Kehilangan darah dalam jumlah besar, contohnya akibat perdarahan akut, perdarahan kronis, menstruasi, ulser kronis, dan trauma.

Tanda dan Gejala

Gejala anemia :

Bila anemia terjadi dalam waktu yang lama, konsentrasi Hb ada dalam jumlah yang sangat rendah sebelum gejalanya muncul. Gejala- gejala tersebut berupa :
  • Asimtomatik : terutama bila anemia terjadi dalam waktu yang lama
  • Letargi
  • Nafas pendek atau sesak, terutama saat beraktfitas
  • Kepala terasa ringan
  • Palpitasi
  • Pucat
  • Kekebalan Tubuh Menurun

Sedangkan, tanda-tanda dari anemia yang harus diperhatikan saat pemeriksaan yaitu :

  • Pucat pada membran mukosa, yaitu mulut, konjungtiva, kuku.
  • Sirkulasi hiperdinamik, seperti takikardi, pulse yang menghilang, aliran murmur sistolik
  • Gagal jantung
  • Pendarahan retina
Tanda-tanda spesifik pada pasien anemia diantaranya :
  • Glossitis : terjadi pada pasien anemia megaloblastik, anemia defisiensi besi
  • Stomatitis angular : terjadi pada pasien anemia defisiensi besi.
  • Jaundis (kekuningan) : terjadi akibat hemolisis, anemia megaloblastik ringan.
  • Splenomegali : akibat hemolisis, dan anemia megaloblastik.
  • Ulserasi di kaki : terjadi pada anemia sickle cell
  • Deformitas tulang : terjadi pada talasemia
  • Neuropati perifer, atrofi optik, degenerasi spinal, merupakan efek dari defisiensi vitamin B12.
  • Garing biru pada gusi (Burton’s line), ensefalopati, dan neuropati motorik perifer sering terlihat pada pasien yang keracunan metal.

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemia


Pengkajian

1. Aktifitas / Istirahat
  • Keletihan, kelemahan, malaise umum.
  • Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja
  • Toleransi terhadap latihan rendah.
  • Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak

2. Sirkulasi
  • Riwayat kehilangan darah kronis,
  • Riwayat endokarditis infektif kronis.
  • Palpitasi.

3. Integritas ego

  • Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi pemilihan pengobatan, misalnya: penolakan tranfusi darah.

4. Eliminasi
  • Riwayat pielonenepritis, gagal ginjal.
  • Flatulen, sindrom malabsobsi.
  • Hematemesi, melana.
  • Diare atau konstipasi

5. Makanan / cairan
  • Nafsu makan menurun
  • Mual/ muntah
  • Berat badan menurun
6. Nyeri / kenyamanan
  • Lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan kepala.

7. Pernapasan

  • Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas

8. Seksualitas

  • Perubahan menstuasi misalnya menoragia, amenore
  • Menurunnya fungsi seksual
  • Impotent

Diagnosa Keperawatan, Intervensi dan Implementasi

1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen / nutrisi ke sel.

Ditandai dengan:
  • Palpitasi,
  • Kulit pucat, membrane mukosa kering, kuku dan rambut rapuh,
  • Ekstremitas dingin
  • Perubahan tekanan darah, pengisian kapiler lambat
  • Ketidakmampuan berkonsentrasi, disorientasi

Tujuan: menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat

Intervensi :
  1. Kaji tanda-tanda vital, warna kulit, membrane mukosa, dasar kuku
  2. Beri posisi semi fowler
  3. Kaji nyeri dan adanya palpitasi
  4. Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh pasien
  5. Hindari penggunaan penghangat atau air panas

Kolaborasi:
  • Monitor pemeriksaan laboratorium misal Hb/Ht dan jumlah SDM
  • Berikan SDM darah lengkap /pocket
  • Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi


2. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen

Ditandai dengan:
  • Kelemahan dan kelelahan
  • Mengeluh penurunan aktifitas /latihan
  • Lebih banyak memerlukan istirahat /tidur
  • Palpitasi,takikardi, peningkatan tekanan darah,

Tujuan: terjadi peningkatan toleransi aktifitas.

Intervensi :
  1. Kaji kemampuan aktifitas pasien
  2. Kaji tanda-tanda vital saat melakukan aktifitas
  3. Bantu kebutuhan aktifitas pasien jika diperlukan
  4. Anjurkan kepada pasien untuk menghentikan aktifitas jika terjadi palpitasi
  5. Gunakan tehnik penghematan energi misalnya mandi dengan duduk.


3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna, absorbsi makanan

Ditandai dengan:
  • Penurunan berat badan normal
  • Penurunan turgor kulit, perubahan mukosa mulut.
  • Nafsu makan menurun, mual
  • Kehilangan tonus otot

Tujuan: kebutuhan nutrisi terpenuhi yang dikuti dengan peningkatan berat badan.

Intervensi :
  1. Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai
  2. Observasi dan catat masukan makanan pasien
  3. Timbang berat badan tiap hari
  4. Berikan makanan sedikit dan frekuensi yang sering
  5. Observasi mual, muntah , flatus dan gejala lain yang berhubungan
  6. Bantu dan berikan hygiene mulut yang baik

Kolaborasi:
  1. Konsul pada ahli gizi
  2. Berikan obat sesuai dengan indikasi misalnya: vitamin dan mineral suplemen. 3. Berikan suplemen nutrisi.


4. Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan jumlah makanan, perubahan proses pencernaan , efek samping penggunaan obat

Ditandai dengan :
  • Adanya perubahan pada frekuensi, karakteristik, dan jumlah feses
  • Mual, muntah, penurunan nafsu makan
  • Nyeri abdomen
  • Ganguan peristaltic

Tujuan: pola eliminasi normal sesuai dengan fungsinya

Intervensi : 
  1. Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah.
  2. Kaji bunyi usus
  3. Beri cairan 2500-3000 ml/hari dalam toleransi jantung
  4. Hindari makan yang berbentuk gas
  5. Kaji kondisi kulit perianal

Kolaborasi
  1. Konsul ahli gizi untuk pemberian diit seimbang
  2. Beri laksatif
  3. Beri obat anti diare

5. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan pertahanan skunder yang tidak adekuat.

Ditandai dengan tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala- gejala yang membuat diagnosa actual

Tujuan: terjadi penurunan resiko infeksi

Intervensi

  1. Tingkatkan cuci tangan dengan baik
  2. Pertahan kan tehnik aseptik ketat pada setiap tindakan
  3. Bantu perawatan kulit perianal dan oral dengan cermat
  4. Batasi pengunjung

Kolaborasi
  1. Ambil spesemen untuk kultur
  2. Berikan antiseptic topikak, antibiotic sistemik.

Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999: 28).

Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah:
  1. Infeksi tidak terjadi.
  2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
  3. Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
  4. Peningkatan perfusi jaringan.
  5. Dapat mempertahankan integritas kulit.
  6. Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.
  7. Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana pengobatan.

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
https://detra181.wordpress.com/tag/asuhan-keperawatan-pada-pasien-anemia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar