Jumat, 06 Januari 2017

Pengertian, Penyebab, Tanda dan Gejala Oligohidramnion (Cairan Ketuban Terlalu Sedikit)

Pengertian  Oligohidramnion

Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc. VAK (Volume Air Ketuban) meningkat secara stabil saat kehamilan, volumenya sekitar 30 cc pada 10 minggu dan mencapai puncaknya 1 liter pada 34-36 minggu, yang selanjutnya berkurang. Rata-rata sekitar 800 cc pada akhir trisemester pertama sampai pada minggu ke-40. Berkurang lagi menjadi 350 ml pada kehamilan 42 minggu, dan 250 ml pada kehamilan 43 minggu. Tingkat penurunan sekitar 150 ml/minggu pada kehamilan 38-43 minggu.
Saat didiagnosis pada pertengahan kehamilan, kelainan ini sering berkaitan dengan agenesis renal (tidak adanya ginjal) atau sindrom Potter, yaitu bayi yang menderita hypoplasia pulmoner. Jika terdiagnosis sebelum kehamilan 37 minggu, hal ini kemungkinan berkaitan dengan abnormalitas janin atau ketuban pecah dini yang menyebabkan cairan amnion gagal berakumulasi kembali.

Jumlah cairan aminon yang terlalu sedikit dapat berakibat pada kurangnya ruang intauterin, dan jika terjadi pada waktu yang lama akan menyebabkan deformitas kompresi. Wajah bayi akan tampak seperti terjepit, hidung rata, mikrognatia (deformitas rahang), dan kulit bayi akan terlihat kering dan kasar. Kejadian oligohidramnion kadang dijumpai pada kehamilan lebih bulan, dan diyakini berkaitan dengan insufisiensi placenta. Jika fungsi placenta berkurang, perfusi ke sistem organ janin juga akan berkurang, termasuk ke ginjal. Penurunan pembentukan urin janin menyebabkan oligohidramnion karena komponen utama cairan amnion adalah urin janin.



Penyebab Oligohidramnion

Penyebab oligohidramnion secara pasti belum jelas, tetapi kemungkinan ada ketrekaitan dengan renal agenosis janin. Penyebab primer yang lain mungkin karena amnion yang kurang baik pertumbuhannya dan penyebab sekunder yang lain, misalnya pada ketuban pecah dini (premature rupture of the membrane = PROM).

Penyebab sekunder biasanya dikaitkan dengan :
  1. Pecahnya membran ketuban.
  2. Penurunan fungsi ginjal atau terjadinya kelinan ginjal bawaan pada janin sehingga produksi urin janin berkurang, padahal urin janin termasuk salah satu sumber terbentuknya air ketuban.
  3. Kehamilan post-term sehingga terjadinya penurunan fungsi plasenta.
  4. Gangguan pertumbuhan janin
  5. Penyakit yang diderita ibu seperti Hipertensi, Dibetes mellitus, gangguan pembekuan darah, serta adanya penyakit autoimmune seperti Lupus.
Penyebab oligohidramnion tidak dapat dipahami sepenuhnya. Mayoritas wanita hamil yang mengalami tidak tau pasti apa penyebabnya. Penyebab oligohidramnion yang telah terdeteksi adalah :
  1. Cacat bawaan janin dan bocornya kantung / membran cairan ketuban yang mengelilingi janin dalam rahim.
  2. Sekitar 7% bayi dari wanita yang mengalami oligohidramnion mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena jumlah urin yang diproduksi janin berkurang.
Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan oligohidramnion adalah:
  1. Tekanan darah tinggi,
  2. Diabetes,
  3. SLE,
  4. Masalah pada plasenta.

Tanda dan Gejala Oligohidramnion

Tanda dan gejala oligohidramnion antara lain; pada saat inspeksi uterus terlihat lebih kecil dan tidak sesuai dengan usia kehamilan yang seharusnya. Ibu yang sebelumnya pernah hamil dan normal, akan mengeluhkan adanya penurunan gerakan janin. Saat dilakukan palpasi abdomen, uterus akan teraba lebih kecil dari ukuran normal dan bagian-bagian janin mudah diraba. Presentasi bokong dapat terjadi. Pemeriksaan auskultasi normal.

Wanita hamil yang dicurigai mengalami oligohidramnion, dilakukan pemeriksaan USG untuk memperkirakan jumlah cairan amnion, dan memastikan diagnosis oligohidramnion. Jika anomaly janin tidak dianggap mematikan atau penyebab oligohidramnion tidak diketahui, amnio-infusi profilaktik dengan salin normal, Ringer laktat, atau glukosa 5% dapat dilakukan untuk mencegah deformitas kompresi dan penyakit paru hipoplastik, dan juga untuk memperpanjang usia kehamilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar