Selasa, 17 Januari 2017

Kenali 15 Penyakit Yang Dapat Menyebabkan Kejang


Kejang adalah suatu kondisi medis saat otot tubuh mengalami fluktuasi konstraksi dan peregangan dengan sangat cepat sehingga menyebabkan gerakan yang tidak terkendali.

Berikut 15 Penyakit Yang Dapat Menyebabkan Kejang

1. Sindrom Angelman

Sindrom Angelman (Angelman syndrome) adalah kelainan genetik yang menyebabkan cacat perkembangan dan masalah neurologis, seperti kesulitan berbicara, kesulitan berjalan, dan dalam beberapa kasus, kejang.

Tanda dan gejala sindrom Angelman antara lain:
  • Keterlambatan perkembangan, seperti belum bisa merangkak atau mengoceh pada usia 6 hingga 12 bulan
  • Terlambat atau tidak mampu berbicara seperti bayi pada umumnya
  • Ketidakmampuan untuk berjalan atau keseimbangan tubuh yang buruk
  • Lengan dan kaki yang sering gemetar
  • Sering tersenyum dan tertawa
  • Nampak selalu senang dan bersemangat


2. Malformasi Arteri

Malformasi Arteri (Arteriovenous malformations / AVM) adalah massa arteri dan vena yang bergelung-gelung, tidak menyalurkan oksigen ke otak karena tidak memiliki kapiler (Gruendemann dan Fernsbner, 2005). AVM atau malformasi pembuluh darah atreri dan vena yaitu suatu kondisi dimana pembuluh darah arteri dan vena saling berhubungan tanpa adanya pembuluh darah kapiler. AVM merupakan kelainan kongenital yang jarang terjadi namun berpotensi menimbulkan gejala neurologi yang serius apabila terjadi pada vaskularisasi otak dan bahkan berisiko menimbulkan kematian.


Tanda dan gejala dari AVM otak meliputi:
  • Kejang
  • Seperti mendengar suara mendesing
  • Sakit kepala
  • Kelemahan progresif atau mati rasa
Ketika terjadi perdarahan dalam otak, tanda dan gejalanya seperti stroke, antara lain:
  • Sakit kepala mendadak
  • Kelemahan, kesemutan atau kelumpuhan
  • Penurunan penglihatan
  • Kesulitan berbicara
  • Ketidakmampuan untuk memahami orang lain


3. Abses Otak (Brain abscess)

Abses Otak adalah penimbunan nanah yang terlokalisasi di dalam otak. Abses otak jarang terjadi dan bisa merupakan akibat dari: penyebaran infeksi di bagian lain dari kepala (misalnya gigi, hidung atau telinga), cedera kepala yang menembus ke otak, infeksi di bagian tubuh yang lain yang disebarkan melalui darah.

Seseorang yang menderita abses otak memiliki gejala seperti berikut ini :
  • Muntah-muntah
  • Mual
  • Rasa mengantuk
  • Kejang
  • Demam biasa
  • Mengalami gangguan fungsi otak lain
  • Mengalami gangguan kepribadian
  • Lemahnya otot di salah satu bagian sisi tubuh.
Pada dasarnya gejala-gejala yang ditimbulkan karena adanya abses di otak tersebut dipengaruhi oleh besar kecilnya ukuran abses dan letak abses sendiri. Gejala dapat muncul dalam kurun waktu hari atau beberapa minggu. Di awal akan merasa menggigil seperti orang demam, namun ketika tubuh dapat membentengi dari infeksi itu, maka demam pun bisa hilang.


4. Tumor otak

Tumor otak (Brain tumor) adalah pertumbuhan sel-sel abnormal di dalam atau di sekitar otak secara tidak wajar dan tidak terkendali, tapi tumor ini tidak selalu berubah menjadi kanker atau ganas.

Gejala awal dari tumor otak seringkali berupa sakit kepala. Sakit kepala karena tumor sering kambuh atau dirasakan terus menerus, hebat, bisa terjadi pada seseorang yang sebelumnya tidak pernah mengalami sakit kepala, terjadi pada malam hari dan tetap ada sampai terbangun. Gejala awal lainnya yang sering ditemukan adalah gangguan keseimbangan dan koordinasi, pusing dan penglihatan ganda.

Gejala lanjut bisa berupa mual dan muntah, demam yang hilang-timbul serta denyut nadi dan laju pernafasan yang abnormal cepat atau lambat. Sebelum akhirnya meninggal, terjadi fluktuasi hebat dari tekanan darah.

Beberapa tumor otak menyebabkan kejang. Kejang lebih sering terjadi pada tumor otak jinak, meningioma dan kanker yang pertumbuhannya lambat. Tumor bisa menyebabkan lengan atau tungkai pada salah satu sisi tubuh menjadi lemah atau lumpuh dan bisa mempengaruhi kemampuan untuk merasakan panas, dingin, tekanan, sentuhan ringan atau benda tajam. Tumor juga bisa mempengaruhi pendengaran, penglihatan dan penciuman.

Penekanan pada otak bisa menyebabkan perubahan kepribadian dan menyebabkan penderita merasa mengantuk, linglung dan tidak mampu berfikir. Gejala ini sangat serius dan memerlukan penanganan medis segera.


5. Hemangioma Kavernosum

Hemangioma Kavernosum (Cavernous hemangioma) adalah tumor vaskular (pembuluh darah) yang terdiri dari pembesaran kumpulan pembuluh darah, yang seringkali mengandung darah dalam jumlah banyak, dapat terjadi di kulit, bawah kulit atau keduanya dan juga dapat terdapat pada organ-organ dalam seperti hepar (hati), limpa, pankreas, dan terkadang di otak.

Kebanyakan orang dengan hemangioma kavernosa tidak menunjukkan gejala.

Cerebral

Mayor
  • Kejang karena kompresi jaringan otak atau pendarahan dari angioma jaringan parut jaringan sekitarnya
  • Stroke
  • Penglihatan ganda atau masalah penglihatan lainnya
  • Kesulitan bahasa bisa timbul
  • Kehilangan memori atau perhatian masalah

Minor
  • Sakit kepala
  • Kelemahan atau mati rasa di lengan atau kaki
  • Menyeimbangkan masalah
Hati

Biasanya pasien Kavernoma hati tidak menunjukkan gejala.

Mayor
  • Nyeri di perut bagian kanan atas

Minor
  • Perasaan penuh setelah makan hanya sejumlah kecil makanan
  • Kurang nafsu makan
  • Mual
  • Muntah

Mata
Dalam hemangioma kavernosa mata, pasien melaporkan timbulnya gejala dari 6 bulan sampai 2 tahun.

Mayor
  • Sebagai tumor tumbuh dan melibatkan otot-otot ekstraokular dan saraf optik, pasien melaporkan
  • Penglihatan ganda dan pandangan menurun

Minor
  • Kesakitan, proptosis progresif


6. Cerebral Palsy

Cerebral palsy adalah suatu kondisi terganggunya fungsi otak dan jaringan saraf yang mengendalikan gerakan, laju belajar, pendengaran, penglihatan, kemampuan berpikir.

Gejala cerebral palsy tampak sebagai spektrum yang menggambarkan variasi beratnya penyakit. Seseorang dengan cerebral palsy dapat menampakkan gejala kesulitan dalam hal motorik halus, misalnya menulis atau menggunakan gunting; masalah keseimbangan dan berjalan; atau mengenai gerakan involunter, misalnya tidak dapat mengontrol gerakan menulis atau selalu mengeluarkan air liur. Gejala dapat berbeda pada setiap penderita, dan dapat berubah pada seorang penderita. Sebagian penderita cerebral palsy sering juga menderita penyakit lain, termasuk kejang atau gangguan mental. Penderita Cerebral palsy derajat berat akan mengakibatkan tidak dapat berjalan dan membutuhkan perawatan yang ekstensif dan jangka panjang, sedangkan cerebral palsy derajat ringan mungkin hanya sedikit canggung dalam gerakan dan membutuhkan bantuan yang tidak khusus.


7. Sindrom Down

Sindrom Down (Down Syndrome) adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan.

Pada sistem saraf pusat, kelainan yang terjadi adalah retardasi mental dengan IQ berkisar antara 20 sampai 85 (rata-rata 50). Kelemahan otot terlihat pada bayi baru lahir yang makin lama makin menurun. Gangguan lain adalah gangguan pengucapan kata dan henti napas yang terjadi saat tidur yang sering menyebabkan otak kekurangan oksigen.

Perilaku anak dengan sindroma Down umumnya cukup ramah, periang, lembut, sabar, toleran, dan mempunyai spontanitas tinggi. Hanya sedikit penderita menunjukkan kecemasan berlebihan dan keras kepala. Kebanyakan anak tidak menderita kelainan kejiwaan atau tingkah laku. Hanya 18-38% disertau kelainan kejiwaan atau tingkah laku. Kelainan tersebut antara lain gangguan pemusatan perhatian, hiperaktivitas, gangguan perilaku seperti suka melawan, autisme, depresi, obsesif-kompulsif, dan psikosis.

Penuaan dini yang terjadi ditandai menurunnya tegangan kulit, rambut lebih cepat beruban dan rontok, katarak, ganggua pendengaran, gangguan kelenjar gondok, kejang-kejang, tumor, penyakit degeneratif pembuluh darah, dan meningkatnya risiko terkena dementia tipe Alzheimer.


8. Eklampsia

Eklampsia (eclampsia) adalah kondisi yang jarang namun serius yang menyebabkan kejang-kejang selama kehamilan. Eklampsia merupakan komplikasi berat dari preeklamsia pada ibu hamil.

Pre-eklampsia adalah salah satu kasus gangguan kehamilan yang bisa menjadi penyebab kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa kelamilan, persalinan, dan masa nifas yang akan berdampak pada ibu dan bayi. Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal terjadi.


9. Epilepsi

Epilepsi (Epilepsy) adalah suatu gangguan pada sistem syaraf otak manusia karena terjadinya aktivitas yang berlbihan dari sekelompok sel neuron pada otak sehingga menyebabkan berbagai reaksi pada tubuh manusia muai dari bengong sesaat, kesemutan, gangguan kesadaran, kejang-kejang dan atau kontraksi otot.

Epilepsi ditandai dengan risiko jangka panjang untuk terjadinya serangan berulang. Serangan ini bisa terjadi dalam beberapa cara tergantung pada bagian otak mana yang terlibat dan usia penderita. Jenis serangan epilepsi yang paling umum (60%) adalah konvulsi/kejang. Dari serangan-serangan ini, dua per tiga mulai dengan serangan kejang fokal (yang kemudian bisa menjadi umum) sementara sepertiganya mulai dengan serangan kejang umum. Sisa 40% jenis serangan lainnya adalah non konvulsi. Contoh dari jenis ini adalah serangan absans, yang menunjukkan adanya penurunan level kesadaran dan biasanya berlangsung sekitar 10 detik.


10. Radang otak

Radang otak (Encephalitis) adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus. Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti meningitis, atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies (disebabkan oleh virus) atau sifilis (disebabkan oleh bakteri). Penyakit parasit dan protozoa seperti toksoplasmosis, malaria, atau primary amoebic meningoencephalitis, juga dapat menyebabkan ensefalitis pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya kurang. Kerusakan otak terjadi karena otak terdorong terhadap tengkorak dan menyebabkan kematian.

Gejala yang timbul pada penderita penyakit radang otak (Ensefalitis) memiliki beberapa kesamaan dengan penyakit akibat infeksi virus pada umumnya. Penderita biasanya akan mengalami gejala demam, sakit kepala, nyari otot, cepat lelah, serta mual dan muntah. Selain itu penderita juga bisa mengalami kelemahan otot atau bahkan lumpuh. Jika penyakit terus berkembang penderita akan kehilangan kesadaran dan mengalami kejang.


11. Sindrom X fragile

Sindrom X fragile (Fragile X syndrome) adalah suatu kelainan genetik pada kromosom X yang menyebabkan terjadinya gangguan intelektual dan perilaku.

Fitur fisik mungkin termasuk wajah panjang dan sempit, telinga yang besar, jari fleksibel, dan testis yang besar. Sekitar sepertiga dari orang memiliki fitur autisme seperti masalah dengan interaksi sosial dan bicara tertunda. Hiperaktif adalah umum dan kejang terjadi pada sekitar 10%. Laki-laki biasanya lebih terpengaruh daripada perempuan.


12. Meningitis

Meningitis adalah penyakit yang disebabkan oleh peradangan pada selaput pelindung yang menutupi saraf otak dan tulang belakang yang dikenal sebagai meninges. Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi dari cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.

Tanda-tanda dan gejala yang mungkin terjadi pada orang yang lebih tua dari usia 2 meliputi :
  • Demam tinggi mendadak
  • Sakit kepala parah yang tidak mudah bingung dengan jenis sakit kepala
  • Leher kaku
  • Muntah atau mual dengan sakit kepala
  • Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi
  • Kejang
  • Kantuk atau kesulitan bangun
  • Kepekaan terhadap cahaya
  • Kurangnya minat minum dan makan
  • Ruam kulit dalam beberapa kasus, seperti pada meningitis meningokokus


13. Multiple sclerosis

Multiple sclerosis (MS) atau disebut juga dengan sklerosis multipel (ganda) adalah penyakit progresif yang muncul akibat sistem kekebalan tubuh yang secara keliru menyerang selaput pelindung saraf atau mielin dalam otak dan saraf tulang belakang.

Gejala multiple sclerosis pada anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Anda mungkin menemukan tanda-tanda, seperti:
  • Masalah dengan kandung kemih atau buang air besar
  • Cadel
  • Letih atau pusing
  • Kejang
  • Lemah atau mati rasa pada salah satu sisi tubuh atau satu tungkai di saat yang bersamaan
  • Masalah saat berjalan kaki karena kurangnya koordinasi
  • Gangguan penglihatan pada satu mata dan terasa sakit ketika bola mata digerakan
  • Kejang otot, tremor
  • Perubahan sensorik, kesemutan, atau electric-shock yang terjadi saat leher digerakan, terutama ketika membungkuk leher ke depan (Lhermitte sign)


14. Systemic lupus erythematosus

Lupus merupakan penyakit yang terkait dengan kekebalan tubuh manusia. Penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit autoimune. Penyakit terjadi apabila terjadi anomali pada sistem dan kerja sel pertahanan tubuh manusia. Sel pertahanan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh dari masuknya kuman atau gangguan eksternal lainnya justeru menyerang tubuh pemiliknya. Penyakit ini menjadi salah satu penyakit mematikan pada jenis Eritematosus Sistemik (SLE) atau yang juga disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE).

Manifestasi kulit mencakup ruam eritematosa yang dapat timbul pada wajah, leher, ekstrimitas, atau pada tubuh. 40% dari pasien SLE memiliki ruam khas berbentuk kupu-kupu. Sinar matahari dapat memperburuk ruam kulit ini. Dapat timbul rambut rontok yang kadang-kadang menjadi berat. Juga dapat terjadi ulserasi pada mukosa mulut dan nasofaring. Pleuritis (nyeri dada) dapat timbul akibat proses peradangan kronik dari SLE. SLE juga dapat menyebabkan karditis yang menyerang miokardium, endokardium, atau pericardium.

Kurang lebih 65% dari pasien SLE akan mengalami gangguan pada ginjalnya, 25% menjadi gangguan ginjal yang berat. SLE juga dapat menyerang SSP maupun perifer. Gejala-gejala yang ditimbulkan meliputi perubahan tingkah laku, kejang, gangguan saraf otak, dan neuropati perifer.


15. Tuberous sclerosis

Tuberous sclerosis kompleks adalah penyakit genetik langka yang menyebabkan lesi non-kanker (jinak) berkembang di banyak bagian tubuh, seperti otak, kulit dan ginjal. Tanda-tanda dan gejala tuberous sclerosis dapat bervariasi – mulai dari area kulit yang berwarna lebih terang, kejang, hingga masalah perilaku - tergantung di mana lesi tersebut berkembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar