Selasa, 31 Januari 2017

Mengetahui Penyebab dan Gejala Gangguan Kepribadian Paranoid

Paranoid adalah gangguan mental yang diderita seseorang yang meyakini bahwa orang lain ingin membahayakan dirinya. Dikatakan sebagai bentuk gangguan bila perilaku tersebut sifatnya irasional, menetap, mengganggu, dan membuat stres. Akan tetapi, perilaku ini tidak disebut paranoid bila kemunculan perilaku tersebut disebabkan oleh skizofrenia, gangguan bipolar, atau gangguan psikotik lainnya (faktor neurologi), atau sebab-sebab yang diakibatkan oleh kondisi medis.

Ahli-ahli teori psikoanalisa berpendapat bahwa paranoid personality disorder adalah hasil dari kebutuhan orang-orang untuk menolak perasaan sebenarnya dan memproyeksikan perasaannya tersebut ke dalam diri orang lain. Kemudian ahli-ahli teori kognitif melihat paranoid personality disorder sebagai hasil dari sebuah keyakinan yang mendasar bahwa orang lain sebagai orang yang berhati dengki dan memperdaya, dikombinasikan dengan kurangnya rasa percaya diri dalam mempertahankan diri menghadapi orang lain (Wiramihardja, 2005).

Penyebab gangguan kepribadian paranoid tidak diketahui. Namun, peneliti meyakini bahwa kombinasi antara faktor biologis dan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya gangguan kepribadian paranoid.

Kelainan lebih sering terjadi pada keluarga dengan riwayat skizofrenia dan gangguan delusi. Trauma anak usia dini dapat juga menjadi faktor penyebab.


Beberapa gejala yang ditunjukan dalam gangguan kepribadian paranoid antara lain adalah (ruangpsikologi.com):

  • Kecurigaan yang sangat berlebihan.
  • Meyakini akan adanya motif-motif tersembunyi dari orang lain.
  • Merasa akan dimanfaatkan atau dikhianati oleh orang lain.
  • Ketidakmampuan dalam melakukan kerjasama dengan orang lain.
  • Isolasi sosial.
  • Gambaran yang buruk mengenai diri sendiri.
  • Sikap tidak terpengaruh.
  • Rasa permusuhan.
  • Secara terus menerus menanggung dendam yaitu dengan tidak memaafkan kerugian, cedera atau kelalaian.
  • Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak tampak bagi orang lain dan dengan cepat bereaksi secara marah dan balas menyerang.
  • Enggan untuk menceritakan rahasia orang lain karena rasa takut yang tidak perlu bahwa informasi akan digunakan secara jahat untuk melawan dirinya.
  • Kurang memiliki rasa humor.

Mereka yang memiliki gangguan ini menunjukan kebutuhan yang tinggi terhadap mencukupi dirinya, terkesan kaku dan bahkan memberikan tuduhan kepada orang lain. Dikarenakan perilaku menghindar mereka terhadap kedekatan dengan orang lain menjadikan mereka terlihat sangat penuh perhitungan dalam bertindak dan juga berkesan dingin. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kebanyakan gangguan ini ditemukan pada pria dibandingkan pada perempuan.

Kenali Jenis-Jenis Gangguan Kepribadian dan Gejalanya


Gangguan kepribadian adalah suatu kondisi yang menyebabkan penderitanya memiliki pola pikir dan perilaku yang tidak sehat dan berbeda dari rata-rata orang biasanya.

Jenis-Jenis dan Gejala Gangguan Kepribadian

Paranoid


Paranoid (Paranoid Personality Disorder) adalah gangguan mental yang diderita seseorang yang meyakini bahwa orang lain ingin membahayakan dirinya. Dikatakan sebagai bentuk gangguan bila perilaku tersebut sifatnya irasional, menetap, mengganggu, dan membuat stres.

Gejala-gejala utama yang dirasakan oleh penderita skizofrenia paranoid adalah:
  • Halusinasi suara.
  • Merasa cemas, curiga, berhati-hati, dan suka menyendiri.
  • Gangguan persepsi.
  • Merasa dirinya lebih hebat dari kenyataan (delusi kebesaran).
  • Delusi paranoid yang rutin dan stabil.
  • Mengalami perasaan cemburu tidak realistis (delusi cemburu).
Selain gejala-gejala utama, penderita skizofrenia paranoid juga mengalami beberapa gejala ringan yaitu:
  • Suasana hati yang tidak stabil (tapi gejalanya disini lebih ringan dibanding pada skizofrenia jenis lain).
  • Terobsesi dengan kematian, sekarat, atau kekerasan.
  • Merasa terperangkap atau putus asa.
  • Mengucapkan salam perpisahan yang tidak biasa.
  • Mendata orang-orang terdekat untuk membagikan barang-barang pribadi.
  • Meningkatnya konsumsi minuman keras atau obat-obatan.
  • Berubahnya pola tidur dan makan.

Schizoid



Gangguan kepribadian schizoid (Schizoid Personality Disorder) adalah salah satu kelainan dimana terjadi suatu keterbatasan terhadap ekspresi emosi dan pengalaman seseorang. Seseorang dengan gangguan ini tetap mampu melakukan kegiatannya sehari-hari, tetapi tidak dapat membentuk suatu hubungan yang dekat dengan orang lain. Mereka suka menyendiri dan sangat sering melamunkan sesuatu hal secara berlebihan. Gangguan ini timbul sejak dewasa muda dikarenakan adanya penyimpangan dari perilaku sosial dan emosi yang menghambat seseorang tersebut untuk bisa berteman dekat dengan orang lain, dimulai pada saat remaja atau dewasa muda secara terus menurus akan berakibat gangguan fungsi atau stress internal.

Gangguan kepribadian schizoid adalah sebagai berikut :
  • Lebih suka berada sendirian atau menyendiri
  • Merasa tidak mampu untuk mengalami kesenangan
  • Merasa bingung tentang bagaimana merespon isyarat sosial yang normal dan umumnya hanya sedikit untuk mengatakan
  • Kurangnya keinginan untuk hubungan sesual
  • Membosankan, acuh tak acuh atau emosional yang dingin
  • Merasa tidak termotivasi dan cenderung malas bekerja

Schizotypal


Schizotypal (Schizotypal personality disorder) adalah gangguan kepribadian yang membuat seseorang cenderung menjadi penyendiri. Penderitanya sangat cemas terhadap situasi sosial dan cenderung menyalahkan kegagalan sosialnya kepada orang lain.

Gejala gangguan kepribadian schizotypal meliputi:
  • Salah menginterpretasi peristiwa, termasuk perasaan bahwa peristiwa eksternal memiliki makna pribadi
  • Berpikir, keyakinan atau perilaku aneh
  • Kepercayaan pada kekuasaan khusus, seperti telepati
  • Perubahan persepsi
  • Emosi datar atau respon emosional yang tidak pantas
  • Kurangnya teman dekat di luar keluarga dekat
  • Gigih dan kecemasan sosial yang berlebihan

Anti sosial

Anti sosial (antisocial personality disorder) adalah keperibadian seseorang yang menunjukkan ketidak-acuhan, ketidak-pedulian, dan/atau permusuhan yang seronok kepada orang lain, terutama yang berkaitan dengan norma sosial dan budaya. Orang yang antisosial biasanya blak-blakan dan tidak memedulikan hak dan perasaan orang lain.

Gejala dari penderita antisocial personality disorder biasanya dapat terlihat dari berbagai perbuatan dan sikap berikut.
  • Berbohong, berbuat jahat, dan mengeksploitasi orang lain demi keuntungan sendiri
  • Berlaku kasar
  • Marah dan agresif
  • Berkelahi atau menyerang orang lain
  • Melanggar hukum
  • Tidak peduli pada keselamatan dan keamanan orang lain atau dirinya sendiri
  • Tidak menunjukkan penyesalan setelah menyakiti orang lain
  • Gagal memenuhi kewajiban sosial atau tanggung jawab pekerjaan
  • Mengkonsumsi obat-obatan terlarang


Borderline

Gangguan kepribadian ambang atau borderline (Borderline personality disorder) adalah sejenis gangguan kepribadian tetapi tidak hanya sebatas gejala penyakit mental saja. Penyakit ini merupakan gangguan emosional yang menyebabkan ketidakstabilan emosi dan mengakibatkan stres serta masalah lainnya.

Gejala-gejala yang dapat muncul antara lain:

  • Merasa takut diabaikan sehingga membuat penderitanya menghindari perpisahan, kritik, atau penolakan.
  • Perubahan citra dan identitas diri yang berlangsung dengan cepat sehingga memengaruhi nilai-nilai dan tujuan yang diketahuinya. Penderita BPD dapat memandang dirinya sebagai sosok yang buruk, menyerupai sosok antagonis di dalam sebuah film.
  • Mengalami periode stres yang memicu paranoia, serta kehilangan hubungan dengan kenyataan yang dapat berlangsung hingga beberapa jam.
  • Mengalami perubahan suasana hati yang berlangsung hingga berhari-hari.
  • Memiliki perilaku impulsif yang berisiko dan terkadang berbahaya, seperti judi, hubungan sessual yang tidak aman, mengemudi dengan ceroboh, atau boros. Seseorang dengan BPD dapat berhenti dari pekerjaannya tanpa alasan yang jelas atau mengakhiri hubungan asmara yang pada dasarnya baik.
  • Mudah kehilangan kesabaran dan menjadi sangat marah hingga dapat memicu pertengkaran atau perkelahian.
  • Pada suatu momen dapat menghormati atau menyayangi seseorang, namun kemudian berubah dan menganggap orang tersebut sebagai sosok yang buruk.
  • Merasakan kekosongan secara psikologis yang berlangsung terus-menerus.
  • Dapat berperilaku menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri sebagai reaksi dari penyaluran amarah, menghukum diri sendiri, rasa takut ditinggalkan, atau penolakan.


Histrionic

Menurut American Psychiatric Association (APA) Histrionic Personality Disorder didefinisikan sebagai gangguan kepribadian yang ditandai dengan pola emosi yang berlebihan dalam mencari perhatian, termasuk perilaku seduktif yang tidak tepat dan kebutuhan yang berlebihan untuk penerimaan.

Gejala-gejala gangguan kepribadian Histrionic :
  • Tidak merasa nyaman jika tidak menjadi pusat perhatian.
  • Bertingkah agar mendapat perhatian, biasanya dengan berperilaku yang bisa meraangsang gaiirah sessual orang lain.
  • Bisa mengubah ekspresi emosi dengan cepat atau berpura-pura dengan tujuan untuk memberikan perhatian pada orang lain.
  • Konsistensi dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan penampilan yang mencolok agar menjadi pusatperhatian.
  • Suka berbohong untuk mendapatkan perhatian orang lain
  • Sensitif terhadap kritikan dan penolakan.
  • Mudah frustasi dan tidak mudah puas.


Narcissistic

Narcissistic Personality Disorder adalah suatu perilaku arogan, kurangnya empati untuk orang lain, dan kebutuhan untuk kekaguman yang semuanya harus konsisten jelas di tempat kerja dan dalam hubungan sosial. Orang yang mengalami gejala ini (narsisis/narcissist) sering digambarkan sebagai sifat sombong, egois, manipulatif, dan menuntut.

Gejala Narcissistic Personality Disorder
  • Sensitif terhadap kritik dengan marah, malu atau penghinaan.
  • Mengambil keuntungan dari orang lain untuk mencapai tujuan sendiri.
  • Melebih-lebihkan kepentingnya sendiri.
  • Melebih-lebihkan prestasi dan bakat.
  • Berfantasi realistis tentang kesuksesan, kekuasaan, kecantikan, kecerdasan atau asmara.
  • Mudah percaya bahwa orang lain cemburu atau iri padamu.
  • Mengabaikan perasaan orang lain, tidak memiliki empati (egois).
  • Percaya bahwa anda lebih baik daripada yang lain, istimewa dan bertindak sesuai keinginan pribadi.
  • Mengharapkan pujian konstan dan kekaguman dari orang lain.
  • Mengharapkan orang lain untuk setuju dengan ide-ide dan rencana anda.
  • Mengekspresikan penghinaan bagi orang lain dan merasa orang lain lebih rendah dari anda.
  • Sulit menjalin hubungan yang sehat.
  • Menetapkan tujuan yang tidak realistis.
  • Memiliki harga diri yang rapuh.


Avoidant

Gangguan kepribadian menghindar (Avoidant Personality Disorder) adalah suatu kondisi karakteristik dimana individu mengalami hambatan-hambatan sosial, rasa tidak percaya diri, sensitif mengevaluasi diri dan menghindari interaksi sosial.

Ciri-ciri pengidap Avoidant Personality Disorder antara lain :
  • Menghindari aktivitas yang melibatkan atau berhubungan dengan orang lain karena rasa takut akan dikritik, tidak diterima atau ditolak.
  • Tidak mau berhubungan dengan orang lain kecuali orang-orang tertentu yang menyukainya.
  • Menahan dan mengekang dirinya agar tidak akrab dengan orang lain yang disebabkan oleh rasa malu atau takut diejek oleh orang lain
  • Menghindari yang disebabkan rasa takut terhadap situasi-situasi sosial yang akan membuatnya ditolak atau dikritik orang banyak. Dimana ada kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi sosial.
  • Merasa dirinya tidak pantas dalam berbagai situasi ketika berhubungan dengan orang lain dalam kata lain pengidap gangguan ini merasa dirinya tak mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain.
  • Merasa dirinya tidak layak, tidak menarik dan perasaan-perasaan inferioritas terhadap orang-orang
  • Segan berperan aktif dalam beraktivitas atau kegiatan baru lainnya disebabkan adanya perasaan malu
  • Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif.
  • Pembatasan gaya hidup karena alasan kemampuan fisik.


Dependent

Gangguan kepribadian dependen atau ketergantungan adalah suatu kecemasan tentang interaksi interpersonal, kecemasan itu bersumber dari kebutuhan dalam diri individu untuk diperhatikan oleh orang lain, daripada kekhawatiran mereka akan dikritik.

Karakteristik umum lainnya dari gangguan kepribadian ini meliputi:
  • Ketidakmampuan untuk membuat keputusan, bahkan keputusan sehari-hari seperti apa yang akan dikenakan, tanpa saran dan jaminan dari orang lain
  • Menghindari tanggung jawab orang dewasa dengan bertindak pasif dan tak berdaya; ketergantungan pada pasangan atau teman untuk membuat keputusan seperti di mana untuk bekerja dan hidup
  • Ketakutan yang intens ditinggalkan dan rasa kehancuran atau tidak berdaya ketika hubungan berakhir; seseorang dengan gangguan kepribadian dependen sering cepat berganti pasangan ketika hubungan sebelumnya berakhir.
  • Terlalu peka terhadap kritik
  • Pesimisme dan kurangnya rasa percaya diri, termasuk keyakinan bahwa mereka tidak mampu merawat diri mereka sendiri
  • Menghindari untuk mengungkapkan ketidaksetujuan dengan orang lain karena takut kehilangan dukungan atau persetujuan
  • Ketidakmampuan untuk memulai proyek atau tugas karena kurangnya rasa percaya diri
  • Kesulitan sendirian
  • Mudah mentolerir perlakuan dan pelecehan dari orang lain
  • Menempatkan kebutuhan orang di atas mereka sendiri
  • Kecenderungan untuk menjadi naif dan berfantasi


Obsessive Compulsive

Gangguan obsesif kompulsif atau yang lebih sering dikenal dengan singkatan OCD adalah kelainan psikologis yang menyebabkan seseorang memiliki pikiran obsesif dan perilaku yang bersifat kompulsif.

Di bawah ini merupakan gejala dan tipe yang bisa ditemukan pada penderita OCD.
  • Washers : Gejala ini menjelaskan saat seseorang selalu takut akan terkontaminasi bakteri, kuman, atau kotoran yang berpindah ke tubuh mereka. Penderita umumnya akan mencuci tangan atau bagian tubuhnya yang dirasa kotor secara berulang kali. Penderita OCD tidak segan untuk membersihkan rumah, tubuh, dan apapun yang mereka takuti kotor, demi memenuhi kenginan kompulsifnya agar terhidar dari kuman atau kotoran yang dihindari.
  • Checkers : Gejala OCD yang satu ini menyerang penderitanya untuk selalu memeriksa sesuatu berulang kali. Pada tipe ini, umumnya tidak berbeda dengan penderita tipe washers. Penderita OCD akan melakukan pengecekan berulang kali kepada hal, benda, atau barang yang berbahaya.
  • Symmetry dan Orderliness : Pada gejala tipe ini, sering mengalami fokus untuk mengatur setiap hal secara berurutan, rapi, simetris dan sejajar.
  • Hoarding : Gejala di mana seseorang suka atau berkeinginan untuk mengumpulkan barang-barang bekas yang di temukan. Penderita berpikiran bahwa barang itu penting dan akan berguna ke depannya.


Depressive

Depresi adalah gangguan mental yang setiap orang berpeluang mengalaminya. Banyak dari kita kebingungan untuk membedakan antara depresi, stress dan kesedihan. Belum lagi membedakan beberapa jenis dari depresi, misalnya unipolar depression, biological depression, manic depression, seasonal affective disorder, dysthymia, dan lainnya. Ada begitu banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkan tentang depresi.

Berikut ini beberapa gejala dari depresi :
  • Terus menerus merasa sedih, cemas, atau suasana hati yang kosong
  • Perasaan putus asa dan pesimis.
  • Perasaan bersalah, tidak berdaya dan tidak berharga.
  • Kehilangan minat atau kesenangan dalam hobi dan kegiatan yang pernah dinikmati.
  • Penurunan energi dan mudah kelelahan.
  • Kesuultan berkonsentrasi, mengingat, atau membuat keputusan.
  • Insomnia, pagi hari terbangun, atau tidur berlebihan.
  • Nafsu makan berkurang bahkan sangat berlebihan. Penurunan berat badan bahkan penambahan berat badan secara drastis.
  • Selalu berpikir kematian atau bunuh diri, percobaan bunuh diri
  • Gelisah dan mudah tersinggung
  • Terus menerus mengalami gejala fisik yang tidak respon terhadap pengobatan, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan sakit kronis


Passive–aggressive (Negativistic)

Passive-aggressive personality disorder adalah pola perilaku destruktif (merusak) yang dapat merusak kepercayaan antar orang. Atau gangguan emosi yang tidak bisa diungkapkan tetapi ditahan dan sewaktu-waktu dapat meledak emosi tersebut (marah,dendam dll).

Beberapa gejala pasif agresif :
  • Non-Komunikasi : tidak mau berkomunikais secara jelas.
  • Menghindari / Mengabaikan ketika anda begitu marah bahwa anda merasa tidak dapat berbicara dengan tenang dan anda memilih untuk menghindar.
  • Menunda-nunda tugas yang penting karena anda memiliki masalah dengan orang yang berhubungan dengan tugas itu dan lebih memilih untuk melakukan hal yang tidak penting
  • Menghalangi atau sengaja mengulur-ulur waktu dan mencegahsuatu perubahan
  • Ambiguitas menjadi samar, tidak jelas, tidak sepenuhnya terlibat dalam percakapan
  • Merajuk bersikap diam, murung, cemberut dan marah untuk mendapatkan perhatian.
  • Mengabaikan pendapat orang lain.
  • Membuat alasan untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak ingin dia lakukan
  • Menunjukan ketidakberdayaan di mana seseorang terus menerus bertindak sepertinya mereka tidak dapat membantu diri mereka sendiri dan dengan sengaja melakukan pekerjaan yang buruk pada sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya.


dari berbagai sumber

Kamis, 26 Januari 2017

12 Jenis Nyamuk ini Mungkin Ada di Sekitar Anda

Nyamuk merupakan salah satu hewan paling sering kita temui dimana saja. Nyamuk bertahan hidup dengan menghisap darah manusia atau hewan. Walaupun tubuhnya kecil, gigitan nyamuk bisa menimbulkan sakit yang lumayan berasa dan ada beberapa jenis nyamuk yang berbahaya jika berada di sekitar kita.

Aedes

Anopheles



Coquillettidia



Culex



Culiseta



Eretmapodites



Haemagogus



Lutzia



Mansonia



Sabethes


Toxorhynchites


Uranotaenia


Rabu, 25 Januari 2017

Presentasi Power Point Hepatitis, Sirosis Hepatis dan Abses Hepar

Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis".

Jenis Virus Hepatitis

Virus hepatitis A terutama menyebar melalui vecal oral. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.

Virus hepatitis B. Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi di antara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).

Virus hepatitis C. Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C.

Virus hepatitis D. Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.

Virus hepatitis E. Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.

Virus hepatitis G. Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini. namun belum terlalu diketahui. (wikipedia)


Sirosis Hepatis 

Penyakit sirosis hati atau sirosis hepatis merupakan penyakit liver kronis di mana sel-sel dan jaringan hati yang sehat diganti dengan jaringan parut yang tidak memiliki fungsi seperti hati yang normal. Kerusakan yang disebabkan oleh sirosis tidak dapat kembali normal dan akhirnya kerusakan bisa meluas sehingga hati berhenti berfungsi. Ini kondisi yang disebut dengan gagal hati.
Bersumber dari: Sirosis Hati (Hepatis) | Mediskus


Abses Hepar

Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati.















Minggu, 22 Januari 2017

5 Presentasi Power Point LP dan Askep Diabetes Mellitus

Diabetes melitus yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing manis adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kurangnya insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin (Insulin resistance), dengan simtoma berupa hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari;
  • defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya.
  • defisiensi transporter glukosa.
  • atau keduanya.











Pengertian Osteoartritis Menurut Para Ahli

Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer, C Suzanne, 2002 hal .1087).

Penyakit Sendi Degeneratif ( osteoartritis) adalah penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan penyebabnya belum diketahui (Kalim, IPD,1997).Atau gangguan pada sendi yang bergerak ( Price & Wilson,1995).

Osteoartritis (OA) yang dalam bahasa awam masyarakat kita sering dinamakan pekapuran sendi, adalah proses degenerasi atau penuaan sendi (Ahmad Aby, 2014)

Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).

Osteoarthritis adalah penyakit tulang degeneratif yang ditandai oleh pengeroposan kartilago artikular (sendi). Tanpa adanya kartilago sebagai penyangga, maka tulang dibawahnya akan mengalami iritasi, yang menyebabkan degenerasi sendi (Elizabeth J.Corwin, 2009)

Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995) osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran patologis yang karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan biokimia, metabolisme, fisiologis dan patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan subkondrial dan jaringan tulang yang membentuk persendian.( R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi ,1999)

Osteoartritis disebut juga penyakit sendi degeneratif atau hipertrofi. Penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut, (kopita selekta : 535)

Osteoartritis adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. (wikipedia)

Kamis, 19 Januari 2017

Tanda dan Gejala Anak yang Mungkin Berisiko Disleksia


Disleksia adalah sebuah gangguan dalam perkembangan baca-tulis yang umumnya terjadi pada anak menginjak usia 7 hingga 8 tahun. Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah (kelain mental ), akan tetapi dapat juga disebabkan oelh faktor–faktor non–intelegensi. Ditandai dengan kesulitan belajar membaca dengan lancar dan kesulitan dalam memahami meskipun normal atau di atas rata-rata. Diseleksia adalah kesulitan belajar yang paling umum dan gangguan membaca yang paling dikenal.

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan–hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Dengan demkian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar, karena itu dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap anak didik, maka para pendidik perlu memahami masalah–masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar.

Penderita disleksia secara fisik tidak akan terlihat sebagai penderita. Disleksia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang untuk menyusun atau membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan, termasuk dari atas ke bawah, kiri dan kanan, dan sulit menerima perintah yang seharusnya dilanjutkan ke memori pada otak. Hal ini yang sering menyebabkan penderita disleksia dianggap tidak konsentrasi dalam beberapa hal. Dalam kasus lain, ditemukan pula bahwa penderita tidak dapat menjawab pertanyaan yang seperti uraian, panjang lebar.

Selain memengaruhi kemampuan membaca dan menulis, disleksia juga ditengarai juga memengaruhi kemampuan berbicara pada beberapa pengidapnya. Disleksia merupakan kelainan dengan dasar kelainan neurobiologis, dan ditandai dengan kesulitan dalam mengenali kata dengan tepat/akurat, dalam pengejaan dan dalam kemampuan mengkode symbol.

Ada dua tipe disleksia, yaitu developmental dyslexsia (bawaan sejak lahir) dan aquired dyslexsia (didapat karena gangguan atau perubahan cara otak kiri membaca).

Developmental dyslexsia diderita sepanjang hidup pasien dan biasanya bersifat genetik. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penyakit ini berkaitan dengan disfungsi daerah abu-abu pada otak. Disfungsi tersebut berhubungan dengan perubahan konektivitas di area fonologis (membaca). Beberapa tanda-tanda awal disleksia bawaan adalah telat berbicara, artikulasi tidak jelas dan terbalik-balik, kesulitan mempelajari bentuk dan bunyi huruf-huruf, bingung antara konsep ruang dan waktu, serta kesulitan mencerna instruksi verbal, cepat, dan berurutan. Pada usia sekolah, umumnya penderita disleksia dapat mengalami kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan membaca, kesulitan memegang alat tulis dengan baik, dan kesulitan dalam menerima.


Gejala disleksia mungkin sulit disadari sebelum anak masuk sekolah, tetapi beberapa gejala awal dapat mengidentifikasi masalah tersebut. Ketika anak mencapai usia sekolah, guru dari anak mungkin menjadi yang pertama menyadari masalah tersebut.

Sebelum sekolah
Tanda dan gejala anak yang mungkin berisiko disleksia antara lain:
  • Terlambat berbicara
  • Menambah kosa kata dengan lambat
  • Kesulitan “rhyming” (rima kata).

Usia sekolah
Ketika anak di sekolah, gejala disleksia mungkin menjadi lebih terlihat, termasuk di antaranya:
  • Membaca pada tingkat (level) di bawah apa yang diharapan untuk usia anak
  • Bermasalah dalam memproses dan memahami sesuatu yang anak dengar
  • Kesulitan dalam memahami secara utuh instruksi yang cepat
  • Bermasalah dalam mengikuti instruksi lebih dari satu dalam waktu yang bersamaan
  • Ketidakmampuan untuk mengucapkan pelafalan dari kata-kata yang tidak familiar
  • Kesulitan melihat (dan pada saat tertentu mendengar) persamaan dan perbedaan di dalam surat atau kata-kata.
  • Melihat surat/ kata-kata secara terbalik (b untuk d atau “saw” untuk “was”)–walaupun melihat kata-kata atau surat secara terbalik itu biasa untuk anak kecil, yang tidak mengalami disleksia, di bawah umur 8 tahun. Anak yang mengalami disleksia akan terus melihat secar terbalik setelah melewati umur tersebut.
  • Kesulitan mengeja
  • Sulit mempelajari bahasa asing

Kenali Berbagai Gejala Gangguan Bipolar (Bipolar Disorder)


Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim berupa mania dan depresi, karena itu istilah medis sebelumnya disebut dengan manic depressive. Suasana hati penderitanya dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang berlebihan tanpa pola atau waktu yang pasti.

Gejala-gejala dari tahap mania gangguan bipolar / bipolar disorder adalah sebagai berikut:

Gembira berlebihan
  • Mudah tersinggung sehingga mudah marah
  • Merasa dirinya sangat penting
  • Merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain
  • Penuh ide dan semangat baru
  • Cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya
  • Seperti mendengar suara yang orang lain tak dapat mendengar
  • Nafsu seksual meningkat
  • Menyusun rencana yang tidak masuk akal
  • Sangat aktif dan bergerak sangat cepat
  • Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang dibicarakan
  • Menghamburkan uang
  • Membuat keputusan aneh dan tiba-tiba, namun cenderung membahayakan
  • Merasa sangat mengenal orang lain
  • Mudah melempar kritik terhadap orang lain
  • Sukar menahan diri dalam perilaku sehari-hari
  • Sulit tidur
  • Merasa sangat bersemangat, seakan-akan 1 hari tidak cukup 24 jam

Gejala-gejala dari tahap depresi bipolar disorder adalah sebagai berikut:
  • Suasana hati yang murung dan perasaan sedih yang berkepanjangan
  • Sering menangis atau ingin menangis tanpa alasan yang jelas
  • Kehilangan minat untuk melakukan sesuatu
  • Tidak mampu merasakan kegembiraan
  • Mudah letih, tak bergairah, tak bertenaga
  • Sulit konsentrasi
  • Merasa tak berguna dan putus asa
  • Merasa bersalah dan berdosa
  • Rendah diri dan kurang percaya diri
  • Beranggapan masa depan suram dan pesimistis
  • Berpikir untuk bunuh diri
  • Hilang nafsu makan atau makan berlebihan
  • Penurunan berat badan atau penambahan berat badan
  • Sulit tidur, bangun tidur lebih awal, atau tidur berlebihan
  • Mual, mulut kering, Susah BAB, dan terkadang diare
  • Kehilangan gairah seksual
  • Menghindari komunikasi dengan orang lain.

Posisi Tidur dan Kualitas Tidur yang Baik untuk Ibu Hamil


Bagi ibu hamil tidur merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan adanya janin di dalam perut ibu hamil, maka akan memberikan ketegangan pada tubuh ibu, oleh karena itu ibu hamil cepat merasakan lelah dan membutuhkan waktu istirahat yang lebih banyak. Ibu hamil harus memperhatikan posisi tidur yang baik dan kualitas tidur yang baik pula.

Berikut ini posisi tidur dan kualitas tidur yang baik untuk ibu hamil, supaya perkembangan janin baik, seperti dikutip dari coolhealthtips, antara lain:

1. Perbanyak Istirahat
Ibu hamil cobalah untuk beristirahat sebanyak mungkin selama kehamilan dan cobalah untuk menambah jam tidur Anda.

2. Tetapkan Jam Malam
Biasakan tidur setiap malam diawali pada jam yang sama. Dengan mengawali tidur pada jam yang sama setiap malam akan membiasakan tubuh memiliki jadwal khusus untuk beristirahat. Hal ini bagus untuk kesehatan ibu dan janin.

3. Posisi Tidur dengan Kepala dan Leher Terangkat.
Posisi tidur dengan kepala dan leher diangkat dapat menurunkan asam lambung.

4. Hindari Mimpi Buruk
Pikiran yang penuh beban ketika pergi tidur kadang akan terbawa sampai ke mimpi. Untuk menghindari mimpi buruk, berbagilah dengan pasangan mengenai masalah dan ketakutan Anda dan hindari makan malam yang terlalu banyak.

5. Gunakan Bantal Tambahan
Pada saat kehalian memasuki trimester pertama, ibu hamil dapat menggunakan bantal tambahan antara lutut atau di bawah perut agar badan lebih nyaman ketika tidur.

6. Pakailah Bantal Panjang
Ibu hamil akan dapat menikmati tidur yang lebih baik pada kehamilan trimester kedua dengan menempatkan bantal di antara kedua lutut dan bantal yang memanjang dari punggung hingga perut.

7. Tidur Miring ke Kiri
Cobalah untuk tidur miring ke kiri pada saat trimester ketiga supaya sirkulasi darah dapat ditingkatkan ke arah rahim, janin dan ginjal. Sirkulasi darah pada jantung juga dapat ditingkatkan dengan cara ini.

8. Lakukan Aktivitas Kecil
Pada saat ibu hamil memasuki trimester ketiga, ibu hamil kadang tidak bisa tidur di malam hari. Cobalah lakukan beberapa kegiatan seperti menonton TV dan mendengarkan musik sebelum Anda mencoba untuk tidur kembali.

9. Atasi Kram Kaki
Ibu hamil kadang mengalami kram di kaki, untuk mengatasinya luruskan kaki dan gerak-gerakkan kaki ke atas ketika sedang berbaring di tempat tidur.

Pada masa kehamilan ibu hamil membutuhkan waktu lebih banyak untuk beristirahat dan tidak stres karena hal ini akan menjamin pertumbuhan janin yang sehat. Hindarilah melakukan pekerjaan yang berat, olah raga yang teratur dan makan makanan yang bergizi.

Rabu, 18 Januari 2017

3 Presentasi Power Point Bronkhitis Akut

Bronkitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronkus) (saluran udara di dalam paru-paru).

Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.

Bronkitis Akut adalah peradangan pada bronkus disebabkan oleh infeksi saluran nafas yang ditandai dengan batuk (berdahak maupun tidak berdahak) yang berlangsung hingga 3 minggu.







Pengertian Sepsis Neonatorum Menurut Para Ahli

Sepsis neonatorum adalah semua infeksi pada bayi pada 28 hari pertama sejak dilahirkan. Infeksi dapat menyebar secara nenyeluruh atau terlokasi hanya pada satu orga saja (seperti paru-paru dengan pneumonia). Infeksi pada sepsis bisa didapatkan pada saat sebelum persalinan (intrauterine sepsis) atau setelah persalinan (extrauterine sepsis) dan dapat disebabkan karena virus (herpes, rubella), bakteri (streptococcus B), dan fungi atau jamur (candida) meskipun jarang ditemui. (John Mersch, MD, FAAP, 2009).

Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah. Perjalanan penyakit sepsis neonatorum dapat berlangsung cepat sehingga seringkali tidak terpantau, tanpa pengobatan yang memadai bayi dapat meninggal dalam 24 sampai 48jam.(perawatan bayi beriko tinggi, penerbit buku kedoktoran, jakarta : EGC)

Sepsis neonatorum adalah infeksi yang terjadi pada bayi dalam 28 hari pertama setelah kelahiran. (Mochtar, 2005)

Sepsis neonatorum ialah infeksi serius oleh bakteri dalam darah bayi yang berusia kurang dari 4 minggu. ( Webster`s New world, hal 486)

Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah pada bayi selama empat minggu pertama kehidupan. Insiden sepsis bervariasi yaitu antara 1 dalam 500 atau 1 dalam 600 kelahiran hidup (Bobak, 2005).

Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah. Perjalanan penyakit sepsis dapat berlangsung cepat sehingga sering kali tidak terpantau tanpa pengobatan yang memadai sehingga neonatus dapat meninggal dalam waktu 24 sampai 48 hari. (Surasmi, 2003)

Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah. Perjalanan penyakit sepsis dapat berlangsung cepat sehingga sering kali tidak terpantau tanpa pengobatan yang memadai sehingga neonatus dapat meninggal dalam waktu 24 sampai 48 hari. (Surasmi, 2003)

Sepsis neonatorum merupakan infeksi bakteri yang tersebar merata dalam aliran darah. Neonatus sangat rentan terhadap infeksi, sebagai rendahnya imunitas nonspesifik (inflamasi) dan spesifik (humoral) seperti rendahnya fagositosis, keterlambatan respon kemotaksis, minimal atau tidak adanya imunoglobulin A dan imunoglobulin M (IgA dan IgM). (Hong hal 344)

Selasa, 17 Januari 2017

Pathway Meningitis

Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi dan Rita, 2001).

Meningitis dibagi menjadi dua golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu meningitis tuberkulosis generalisata dan meningitis purulenta.
  • Meningitis Tuberkulosis Generalisata adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terjadinya adalah mycobacterium tuberculosa, Penyebab lain seperti Lues, Virus, Toxoplasma gondhii, Ricketsia.
  • Meningitis Purulenta adalah radang bernanah araknoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitidis (meningokok), Streptococcus haemolyticus, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia Coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa.
Penyebab meningitis adalah bakteri ; pneumococus; meningococus; stapilococus; streptococus; salmonella; virus; hemofilus influenza; herpes simplek; atau oleh karena luka / pembedahan atau injuri pada sistem persarafan. (Arief Mansjoer : 2000)


Meningitis dibagi dalam 3 stadium :

1. Keluhan non spesifik
Pada awal penyakit : Kelemahan umum, Apatis, Anoreksia, Nausea, Demam (subfebril), Nyeri kepala yang kumat-kumatan, Nyeri pada otot-otot. Bingun yang kumat-kumatan, perubahan daya mengingat, perubahan tingkah laku dan kaku kuduk biasanya terjadi 1 – 3 minggu sesudah keluhan

2. Stadium rangsang meningeal
Sesuai dengan cepatnya perjalanan penyakit klien terjadi Nyeri kepala bertambah, Vomiting, Irritabel, Kebingungan bertambah, kelumpuhan syaraf otak, Hidrosefalus, Penurunan kesadaran (stupor), Adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI, Papil edema yang ringan. Reaksi pupil terhadap cahaya. Photofobia apabila cahaya diarahkan pada mata klien, Terjadi vaskulitis dan gangguan fokal, Pergerakan motorik pada masa awal penyakit biasanya normal dan pada tahap lanjutan bisa terjadi hemiparese, hemiplegia, dan penurunan tonus otot serta kemungkinan Kejang yang bisa disebabkan oleh iritasi dari korteks cerebri atau hiponatremia. Refleks Brudzinski dan refleks Kernig (+) pada bakterial meningitis dan tidak terdapat pada virus meningitis. Takikardia

3. Stadium lanjut
Kebingungan bertambah, delirium berfluktuasi dan gejala fokal makin menghebat dan nyata.


Pathway Meningitis



Sumber : http://shelnyp.blogspot.co.id/2013/04/pathway-meningitis.html

Kenali 15 Penyakit Yang Dapat Menyebabkan Kejang


Kejang adalah suatu kondisi medis saat otot tubuh mengalami fluktuasi konstraksi dan peregangan dengan sangat cepat sehingga menyebabkan gerakan yang tidak terkendali.

Berikut 15 Penyakit Yang Dapat Menyebabkan Kejang

1. Sindrom Angelman

Sindrom Angelman (Angelman syndrome) adalah kelainan genetik yang menyebabkan cacat perkembangan dan masalah neurologis, seperti kesulitan berbicara, kesulitan berjalan, dan dalam beberapa kasus, kejang.

Tanda dan gejala sindrom Angelman antara lain:
  • Keterlambatan perkembangan, seperti belum bisa merangkak atau mengoceh pada usia 6 hingga 12 bulan
  • Terlambat atau tidak mampu berbicara seperti bayi pada umumnya
  • Ketidakmampuan untuk berjalan atau keseimbangan tubuh yang buruk
  • Lengan dan kaki yang sering gemetar
  • Sering tersenyum dan tertawa
  • Nampak selalu senang dan bersemangat


2. Malformasi Arteri

Malformasi Arteri (Arteriovenous malformations / AVM) adalah massa arteri dan vena yang bergelung-gelung, tidak menyalurkan oksigen ke otak karena tidak memiliki kapiler (Gruendemann dan Fernsbner, 2005). AVM atau malformasi pembuluh darah atreri dan vena yaitu suatu kondisi dimana pembuluh darah arteri dan vena saling berhubungan tanpa adanya pembuluh darah kapiler. AVM merupakan kelainan kongenital yang jarang terjadi namun berpotensi menimbulkan gejala neurologi yang serius apabila terjadi pada vaskularisasi otak dan bahkan berisiko menimbulkan kematian.


Tanda dan gejala dari AVM otak meliputi:
  • Kejang
  • Seperti mendengar suara mendesing
  • Sakit kepala
  • Kelemahan progresif atau mati rasa
Ketika terjadi perdarahan dalam otak, tanda dan gejalanya seperti stroke, antara lain:
  • Sakit kepala mendadak
  • Kelemahan, kesemutan atau kelumpuhan
  • Penurunan penglihatan
  • Kesulitan berbicara
  • Ketidakmampuan untuk memahami orang lain


3. Abses Otak (Brain abscess)

Abses Otak adalah penimbunan nanah yang terlokalisasi di dalam otak. Abses otak jarang terjadi dan bisa merupakan akibat dari: penyebaran infeksi di bagian lain dari kepala (misalnya gigi, hidung atau telinga), cedera kepala yang menembus ke otak, infeksi di bagian tubuh yang lain yang disebarkan melalui darah.

Seseorang yang menderita abses otak memiliki gejala seperti berikut ini :
  • Muntah-muntah
  • Mual
  • Rasa mengantuk
  • Kejang
  • Demam biasa
  • Mengalami gangguan fungsi otak lain
  • Mengalami gangguan kepribadian
  • Lemahnya otot di salah satu bagian sisi tubuh.
Pada dasarnya gejala-gejala yang ditimbulkan karena adanya abses di otak tersebut dipengaruhi oleh besar kecilnya ukuran abses dan letak abses sendiri. Gejala dapat muncul dalam kurun waktu hari atau beberapa minggu. Di awal akan merasa menggigil seperti orang demam, namun ketika tubuh dapat membentengi dari infeksi itu, maka demam pun bisa hilang.


4. Tumor otak

Tumor otak (Brain tumor) adalah pertumbuhan sel-sel abnormal di dalam atau di sekitar otak secara tidak wajar dan tidak terkendali, tapi tumor ini tidak selalu berubah menjadi kanker atau ganas.

Gejala awal dari tumor otak seringkali berupa sakit kepala. Sakit kepala karena tumor sering kambuh atau dirasakan terus menerus, hebat, bisa terjadi pada seseorang yang sebelumnya tidak pernah mengalami sakit kepala, terjadi pada malam hari dan tetap ada sampai terbangun. Gejala awal lainnya yang sering ditemukan adalah gangguan keseimbangan dan koordinasi, pusing dan penglihatan ganda.

Gejala lanjut bisa berupa mual dan muntah, demam yang hilang-timbul serta denyut nadi dan laju pernafasan yang abnormal cepat atau lambat. Sebelum akhirnya meninggal, terjadi fluktuasi hebat dari tekanan darah.

Beberapa tumor otak menyebabkan kejang. Kejang lebih sering terjadi pada tumor otak jinak, meningioma dan kanker yang pertumbuhannya lambat. Tumor bisa menyebabkan lengan atau tungkai pada salah satu sisi tubuh menjadi lemah atau lumpuh dan bisa mempengaruhi kemampuan untuk merasakan panas, dingin, tekanan, sentuhan ringan atau benda tajam. Tumor juga bisa mempengaruhi pendengaran, penglihatan dan penciuman.

Penekanan pada otak bisa menyebabkan perubahan kepribadian dan menyebabkan penderita merasa mengantuk, linglung dan tidak mampu berfikir. Gejala ini sangat serius dan memerlukan penanganan medis segera.


5. Hemangioma Kavernosum

Hemangioma Kavernosum (Cavernous hemangioma) adalah tumor vaskular (pembuluh darah) yang terdiri dari pembesaran kumpulan pembuluh darah, yang seringkali mengandung darah dalam jumlah banyak, dapat terjadi di kulit, bawah kulit atau keduanya dan juga dapat terdapat pada organ-organ dalam seperti hepar (hati), limpa, pankreas, dan terkadang di otak.

Kebanyakan orang dengan hemangioma kavernosa tidak menunjukkan gejala.

Cerebral

Mayor
  • Kejang karena kompresi jaringan otak atau pendarahan dari angioma jaringan parut jaringan sekitarnya
  • Stroke
  • Penglihatan ganda atau masalah penglihatan lainnya
  • Kesulitan bahasa bisa timbul
  • Kehilangan memori atau perhatian masalah

Minor
  • Sakit kepala
  • Kelemahan atau mati rasa di lengan atau kaki
  • Menyeimbangkan masalah
Hati

Biasanya pasien Kavernoma hati tidak menunjukkan gejala.

Mayor
  • Nyeri di perut bagian kanan atas

Minor
  • Perasaan penuh setelah makan hanya sejumlah kecil makanan
  • Kurang nafsu makan
  • Mual
  • Muntah

Mata
Dalam hemangioma kavernosa mata, pasien melaporkan timbulnya gejala dari 6 bulan sampai 2 tahun.

Mayor
  • Sebagai tumor tumbuh dan melibatkan otot-otot ekstraokular dan saraf optik, pasien melaporkan
  • Penglihatan ganda dan pandangan menurun

Minor
  • Kesakitan, proptosis progresif


6. Cerebral Palsy

Cerebral palsy adalah suatu kondisi terganggunya fungsi otak dan jaringan saraf yang mengendalikan gerakan, laju belajar, pendengaran, penglihatan, kemampuan berpikir.

Gejala cerebral palsy tampak sebagai spektrum yang menggambarkan variasi beratnya penyakit. Seseorang dengan cerebral palsy dapat menampakkan gejala kesulitan dalam hal motorik halus, misalnya menulis atau menggunakan gunting; masalah keseimbangan dan berjalan; atau mengenai gerakan involunter, misalnya tidak dapat mengontrol gerakan menulis atau selalu mengeluarkan air liur. Gejala dapat berbeda pada setiap penderita, dan dapat berubah pada seorang penderita. Sebagian penderita cerebral palsy sering juga menderita penyakit lain, termasuk kejang atau gangguan mental. Penderita Cerebral palsy derajat berat akan mengakibatkan tidak dapat berjalan dan membutuhkan perawatan yang ekstensif dan jangka panjang, sedangkan cerebral palsy derajat ringan mungkin hanya sedikit canggung dalam gerakan dan membutuhkan bantuan yang tidak khusus.


7. Sindrom Down

Sindrom Down (Down Syndrome) adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan.

Pada sistem saraf pusat, kelainan yang terjadi adalah retardasi mental dengan IQ berkisar antara 20 sampai 85 (rata-rata 50). Kelemahan otot terlihat pada bayi baru lahir yang makin lama makin menurun. Gangguan lain adalah gangguan pengucapan kata dan henti napas yang terjadi saat tidur yang sering menyebabkan otak kekurangan oksigen.

Perilaku anak dengan sindroma Down umumnya cukup ramah, periang, lembut, sabar, toleran, dan mempunyai spontanitas tinggi. Hanya sedikit penderita menunjukkan kecemasan berlebihan dan keras kepala. Kebanyakan anak tidak menderita kelainan kejiwaan atau tingkah laku. Hanya 18-38% disertau kelainan kejiwaan atau tingkah laku. Kelainan tersebut antara lain gangguan pemusatan perhatian, hiperaktivitas, gangguan perilaku seperti suka melawan, autisme, depresi, obsesif-kompulsif, dan psikosis.

Penuaan dini yang terjadi ditandai menurunnya tegangan kulit, rambut lebih cepat beruban dan rontok, katarak, ganggua pendengaran, gangguan kelenjar gondok, kejang-kejang, tumor, penyakit degeneratif pembuluh darah, dan meningkatnya risiko terkena dementia tipe Alzheimer.


8. Eklampsia

Eklampsia (eclampsia) adalah kondisi yang jarang namun serius yang menyebabkan kejang-kejang selama kehamilan. Eklampsia merupakan komplikasi berat dari preeklamsia pada ibu hamil.

Pre-eklampsia adalah salah satu kasus gangguan kehamilan yang bisa menjadi penyebab kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa kelamilan, persalinan, dan masa nifas yang akan berdampak pada ibu dan bayi. Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal terjadi.


9. Epilepsi

Epilepsi (Epilepsy) adalah suatu gangguan pada sistem syaraf otak manusia karena terjadinya aktivitas yang berlbihan dari sekelompok sel neuron pada otak sehingga menyebabkan berbagai reaksi pada tubuh manusia muai dari bengong sesaat, kesemutan, gangguan kesadaran, kejang-kejang dan atau kontraksi otot.

Epilepsi ditandai dengan risiko jangka panjang untuk terjadinya serangan berulang. Serangan ini bisa terjadi dalam beberapa cara tergantung pada bagian otak mana yang terlibat dan usia penderita. Jenis serangan epilepsi yang paling umum (60%) adalah konvulsi/kejang. Dari serangan-serangan ini, dua per tiga mulai dengan serangan kejang fokal (yang kemudian bisa menjadi umum) sementara sepertiganya mulai dengan serangan kejang umum. Sisa 40% jenis serangan lainnya adalah non konvulsi. Contoh dari jenis ini adalah serangan absans, yang menunjukkan adanya penurunan level kesadaran dan biasanya berlangsung sekitar 10 detik.


10. Radang otak

Radang otak (Encephalitis) adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus. Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti meningitis, atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies (disebabkan oleh virus) atau sifilis (disebabkan oleh bakteri). Penyakit parasit dan protozoa seperti toksoplasmosis, malaria, atau primary amoebic meningoencephalitis, juga dapat menyebabkan ensefalitis pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya kurang. Kerusakan otak terjadi karena otak terdorong terhadap tengkorak dan menyebabkan kematian.

Gejala yang timbul pada penderita penyakit radang otak (Ensefalitis) memiliki beberapa kesamaan dengan penyakit akibat infeksi virus pada umumnya. Penderita biasanya akan mengalami gejala demam, sakit kepala, nyari otot, cepat lelah, serta mual dan muntah. Selain itu penderita juga bisa mengalami kelemahan otot atau bahkan lumpuh. Jika penyakit terus berkembang penderita akan kehilangan kesadaran dan mengalami kejang.


11. Sindrom X fragile

Sindrom X fragile (Fragile X syndrome) adalah suatu kelainan genetik pada kromosom X yang menyebabkan terjadinya gangguan intelektual dan perilaku.

Fitur fisik mungkin termasuk wajah panjang dan sempit, telinga yang besar, jari fleksibel, dan testis yang besar. Sekitar sepertiga dari orang memiliki fitur autisme seperti masalah dengan interaksi sosial dan bicara tertunda. Hiperaktif adalah umum dan kejang terjadi pada sekitar 10%. Laki-laki biasanya lebih terpengaruh daripada perempuan.


12. Meningitis

Meningitis adalah penyakit yang disebabkan oleh peradangan pada selaput pelindung yang menutupi saraf otak dan tulang belakang yang dikenal sebagai meninges. Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi dari cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.

Tanda-tanda dan gejala yang mungkin terjadi pada orang yang lebih tua dari usia 2 meliputi :
  • Demam tinggi mendadak
  • Sakit kepala parah yang tidak mudah bingung dengan jenis sakit kepala
  • Leher kaku
  • Muntah atau mual dengan sakit kepala
  • Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi
  • Kejang
  • Kantuk atau kesulitan bangun
  • Kepekaan terhadap cahaya
  • Kurangnya minat minum dan makan
  • Ruam kulit dalam beberapa kasus, seperti pada meningitis meningokokus


13. Multiple sclerosis

Multiple sclerosis (MS) atau disebut juga dengan sklerosis multipel (ganda) adalah penyakit progresif yang muncul akibat sistem kekebalan tubuh yang secara keliru menyerang selaput pelindung saraf atau mielin dalam otak dan saraf tulang belakang.

Gejala multiple sclerosis pada anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Anda mungkin menemukan tanda-tanda, seperti:
  • Masalah dengan kandung kemih atau buang air besar
  • Cadel
  • Letih atau pusing
  • Kejang
  • Lemah atau mati rasa pada salah satu sisi tubuh atau satu tungkai di saat yang bersamaan
  • Masalah saat berjalan kaki karena kurangnya koordinasi
  • Gangguan penglihatan pada satu mata dan terasa sakit ketika bola mata digerakan
  • Kejang otot, tremor
  • Perubahan sensorik, kesemutan, atau electric-shock yang terjadi saat leher digerakan, terutama ketika membungkuk leher ke depan (Lhermitte sign)


14. Systemic lupus erythematosus

Lupus merupakan penyakit yang terkait dengan kekebalan tubuh manusia. Penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit autoimune. Penyakit terjadi apabila terjadi anomali pada sistem dan kerja sel pertahanan tubuh manusia. Sel pertahanan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh dari masuknya kuman atau gangguan eksternal lainnya justeru menyerang tubuh pemiliknya. Penyakit ini menjadi salah satu penyakit mematikan pada jenis Eritematosus Sistemik (SLE) atau yang juga disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE).

Manifestasi kulit mencakup ruam eritematosa yang dapat timbul pada wajah, leher, ekstrimitas, atau pada tubuh. 40% dari pasien SLE memiliki ruam khas berbentuk kupu-kupu. Sinar matahari dapat memperburuk ruam kulit ini. Dapat timbul rambut rontok yang kadang-kadang menjadi berat. Juga dapat terjadi ulserasi pada mukosa mulut dan nasofaring. Pleuritis (nyeri dada) dapat timbul akibat proses peradangan kronik dari SLE. SLE juga dapat menyebabkan karditis yang menyerang miokardium, endokardium, atau pericardium.

Kurang lebih 65% dari pasien SLE akan mengalami gangguan pada ginjalnya, 25% menjadi gangguan ginjal yang berat. SLE juga dapat menyerang SSP maupun perifer. Gejala-gejala yang ditimbulkan meliputi perubahan tingkah laku, kejang, gangguan saraf otak, dan neuropati perifer.


15. Tuberous sclerosis

Tuberous sclerosis kompleks adalah penyakit genetik langka yang menyebabkan lesi non-kanker (jinak) berkembang di banyak bagian tubuh, seperti otak, kulit dan ginjal. Tanda-tanda dan gejala tuberous sclerosis dapat bervariasi – mulai dari area kulit yang berwarna lebih terang, kejang, hingga masalah perilaku - tergantung di mana lesi tersebut berkembang.

Senin, 16 Januari 2017

Penyebab dan 10 Gejala Umum Penyakit Alzheimer


Penyakit alzheimer adalah hilangnya intelektual dan kemampuan bersosialisasi yang cukup parah untuk mempengaruhi aktivitas harian. Alzheimer juga dikatakan sebagai penyakit yang sinonim dengan orang tua. Penyakit Alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia lanjut sekitar 65 tahun ke atas. Nama penyakit Alzheimer berasal dari nama Dr. Alois Alzheimer, dokter berkebangsaan Jerman yang pertama kali menemukan penyakit ini pada tahun 1906. Dr. Alzheimer memperhatikan adanya perubahan jaringan otak pada wanita yang meninggal akibat gangguan mental yang belum pernah ditemui sebelumnya.

Alzheimer bukan penyakit menular, melainkan merupakan sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan, sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer bukan merupakan bagian dari proses penuaan secara normal, akan tetapi risikonya meningkat seiring bertambahnya usia. Lima persen orang berusia di antara 65-74 tahun mengidap penyakit Alzheimer, dan hampir 50 persen orang yang berusia lebih dari 85 tahun memiliki penyakit Alzheimer.

Penyebab

Tak satupun faktor yang muncul menjadi penyebab Alzheimer. Ilmuwan percaya bahwa penyakit ini merupakan kombinasi antara genetik, gaya hidup dan faktor lingkungan. Alzheimer merusak dan membunuh sel otak.

Dua jenis kerusakan sel otak (neuron) yang biasa terjadi pada orang pengidap Alzheimer :
  • Plaques / plak :Gumpalan protein yang disebut beta-amyloid mempengaruhi komunikasi antara sel-sel otak. Meskipun tidak diketahui ada kasus Alzheimer yang menyebabkan kematian, fakta menunjukkan bahwa proses yang tidak normal dari protein beta-amyloid kemungkinan menjadi penyebab.
  • Tangles / kusut :Struktur pendukung dalam sel otak tergantung pada normalnya fungsi protein bernama tau. Pada orang dengan Alzheimer, benang protein tau mengalami perubahan yang menyebabkan mereka menjadi tidak waras. Banyak ilmuan percaya bahwa ini adalah kerusakan neuron dan dapat menyebabkan kematian bagi penderita Alzheimer.

Berikut ini adalah 10 tanda dan gejala penyakit Alzheimer :
  • Gangguan memori yang memengaruhi keterampilan pekerjaan, seperti; lupa meletakkan kunci mobil, mengambil baki uang, lupa nomor telepon atau kardus obat yang biasa dimakan, lupa mencampurkan gula dalam minuman, garam dalam masakan atau cara-cara mengaduk air,
  • Kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan, seperti; tidak mampu melakukan perkara asas seperti menguruskan diri sendiri.
  • Kesulitan bicara dan berbahasa
  • Disorientasi waktu, tempat dan orang, seperti; keliru dengan keadaan sekitar rumah, tidak tahu membeli barang ke kedai, tidak mengenali rekan-rekan atau anggota keluarga terdekat.
  • Kesulitan mengambil keputusan yang tepat
  • Kesulitan berpikir abstrak, seperti; orang yang sakit juga mendengar suara atau bisikan halus dan melihat bayangan menakutkan.
  • Salah meletakkan barang
  • Perubahan mood dan perilaku, seperti; menjadi agresif, cepat marah dan kehilangan minat untuk berinteraksi atau hobi yang pernah diminatinya.
  • Perubahan kepribadian, seperti; seperti menjerit, terpekik dan mengikut perawat ke mana saja walaupun ke WC.
  • Hilangnya minat dan inisiatif.

Minggu, 15 Januari 2017

3 Presentasi Power Point Askep Hipertensi

Askep hipertensi




ASKEP HIPERTENSI




ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI


Pathway Glaukoma

Pathway Glaukoma

Pengertian

Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa tekanan intra okuler penggaungan pupil saraf optik dengan defek lapang pandangan mata.
Glaukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intra okuler. (Long Barbara, 1996)

Glaukoma adalah kondisi mata yang biasanya disebabkan oleh peningkatan abnormal tekanan intraokular ( sampai lebih dari 20 mmHg).
(Elizabeth J.Corwin, 2009 : 382)

Glaukoma merupakan sekelompok penyakit kerusakan saraf optik(neoropati optik) yang biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan okular pada papil saraf optik. Yang menyebabkan defek lapang pandang dan hilangnya tajam penglihatan jika lapang pandang sentral terkena.
(Bruce James. et al , 2006 : 95)

Etiologi

1. Primer
Terdiri dari
a. Akut
Dapat disebabkan karena trauma.
b. Kronik
Dapat disebabkan karena keturunan dalam keluarga seperti :
Ø Diabetes mellitus
Ø Arterisklerosis
Ø Pemakaian kortikosteroid jangka panjang.
Ø Miopia tinggi dan progresif.
Dari etiologi diatas dapat menyebabkan sudut bilik mata yang sempit.
2. Sekunder
Disebabkan penyakit mata lain seperti :
Ø Katarak
Ø Perubahan lensa
Ø Kelainan uvea
Ø Pembedahan

Manifestasi Klinis
  1. Nyeri pada mata dan sekitarnya (orbita, kepala, gigi, telinga).
  2. Pandangan kabut, melihat halo sekitar lampu.
  3. Mual, muntah, berkeringat.
  4. Mata merah, hiperemia konjungtiva, dan siliar.
  5. Visus menurun.
  6. Edema kornea.
  7. Bilik mata depan dangkal (mungkin tidak ditemui pada glaukoma sudut terbuka).
  8. Pupil lebar lonjong, tidak ada refleks terhadap cahaya.
  9. TIO meningkat.
( Anas Tamsuri, 2010 : 74-75 )

Pathway Glaukoma

 

Pathway Gastritis

Gastritis adalah peradangan atau iritasi pada lapisan perut yang dapat menyebabkan sakit perut parah. Peradangan ini disebabkan karena erosi pelindung pada lapisan lambung. Hal ini dapat disebabkan karena berbagai faktor, seperti konsumsi alkohol yang berlebihan, merokok, makanan pedas, infeksi bakteri, atau penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid untuk jangka waktu lama.


Penyebab Gastritis

Berikut ini sejumlah hal yang bisa menyebabkan gastritis, di antaranya:

  • Infeksi bakteri H. pylori
  • Efek samping konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (misalnya ibuprofen dan aspirin) secara berkala
  • Stres
  • Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
  • Penyalahgunaan obat-obatan
  • Reaksi autoimun
  • Pertambahan usia
  • Infeksi bakteri dan virus
  • Penyakit Crohn
  • Penyakit HIV/AIDS
  • Refluks empedu
  • Anemia pernisiosa
  • Muntah kronis


Gejala Gastritis

Maag tidak selalu menimbulkan gejala, namun yang paling sering terjadi dari maag adalah mual, kembung, perih dan perasaan tidak enak pada ulu hati. Sedangkan kemungkinan gejala lainnya adalah muntah, sakit saat buang air besar, sering bersendawa (sedikit-sedikit), sering merasa lapar, perasaan penuh di perut bagian atas setelah makan. Keadaan penderita maag biasanya memburuk setelah makan, namun tidak menutup kemungkinan keadaan akan membaik setelah makan.

Pencegahan Gastritis
  • Mengubah gaya hidup tidak sehat menjadi sehat.
  • Perhatikan pola diet makan dengan menghindari makan terlalu banyak, terlalu cepat, makanan yang terlalu berbumbu atau makanan yang terinfeksi oleh bakteri Holicobacter Pylori.
  • Hindari obat-obatan, seperti aspirin, nikotin, dll.
  • Hindari minuman yang beralkohol.
  • Hindari minuman berkafein, seperti kopi.

Pengertian Gastritis Menurut Para Ahli

Patofisiologi Gastritis

 

PATHWAY Gastritis

 

Jumat, 06 Januari 2017

Pathway Diabetes Mellitus (DM) Type 2

Diabetes Mellitus (DM) Type 2 disebut juga NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus) yang artinya diabetes yang tidak tergantung pada insulin. Type 2 diabetes ini terjadi karena adanya gangguan pengiriman gula ke sel tubuh akibat produksi pankreas yang tidak mencukupi atau sel lemak dan otot tubuh menjadi retensi terhadap insulin.

DM Tipe 2 adalah hasil interaksi faktor genetik dan keterpaparan lingkungan. Faktor genetik akan menentukan individu yang suseptibel atau rentan ke DM. Faktor lingkungan disini berkaitan dengan 2 faktor utama kegemukan (obesitas) dan kurang aktivitas fisik. Dalam masyarakat, mereka yang berkelompok risiko DM :
  1. Usia lebih dari 45 tahun
  2. Obesitas
  3. Hipertensi (lebih dari 140/90 mmHg)
  4. Ibu dengan riwayat melahirkan bayi lebih dari 4000 gram
  5. Pernah diabetes sewaktu hamil
  6. Riwayat keturunan DM
  7. Kolesterol HDL kurang dari 35 mg/dl atau tuigliserida lebih dari 250 mg/dl
Diabetes Tipe 2 ini adalah jenis yang paling sering dijumpai. Biasanya terjadi pada usia diatas 40 tahun. Sekitar 90-95 persen penderita diabetes adalah penderita diabetes tipe 2. Pada diabetes tipe ini, pancreas masih bisa membuat insulin, tetapi kualitas insulinya buruk, tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai kunci untuk memasukan glukosa ke dalam sel. Akibatnya, glikosa dalam darah meningkat. Pasien biasanya tidak pelu tambahan suntikan insulin dalam pengobatannya, tetapi memerlukan obat yang bekerja untuk memperbaiki fungsi insulin itu, memlin erlikan glukosa, memperbaiki pengolahan gula di hat, dan lain-lain. Kemungkinan lainnya terjadi diabetes tipe 2 adalah bahwa sel-sel jaringan tubuh dan otot si pasien tidak peka atau sudah resisten terhadap insulin (dinamakan resistensi insulin atau insuresistence) sehingga glukosa tidak dapat masuk kedalam sel dan akhirnya tertimbun dalam peredaran darah.keadaan ini umumnya terjadi pada pasien yang gemuk atau mengalami obesitas. (Tandra Hans, 2007)

Klien dengan DM Tipe II sering ditemukan gejala-gejala :
  1. Kelainan kulit : gatal-gatal, bisul dan luka tidak sembuh
  2. Kelainan ginekologis : gatal-gatal sampai dengan keputihan
  3. Kesemutan dan baal-baal
  4. Lemah tubuh atau cepat lelah
  5. Trias gejala hyperglikemi (poliuri, polipagi, polidipsi) ditambah penurunan BB
Sedangkan pada tahap awal klien dengan Diabetes Mellitus Tipe II/ NIDDM mungkin sama sekali tidak memperlihatkan gejala apapun dan diagnosis hanya dibuat berdasarkan pemeriksaan darah dan tes toleransi glukosa. Sedangkan pada tahap lanjut klien akan mengalami gejala yang sama dengan penderita Diabetes Mellitus Tipe I/ IDDM.

Pathway Diabetes Mellitus (DM) Type 2








Sumber : http://io-note.blogspot.co.id/2016/02/pathway-diabetes-melitus-tipe-2.html

Berbagai Penyebab Terjadinya Post-Partum Blues

Post-partum blues dikenal sudah sejak sejak lama. Pada tahun 1875, Savage telah menulis referensi pada literature kedokteran mengenai suatu keadaan disforia ringan pasca-salin yang disebut sebagai ‘milk fever‘. Kenapa disebut ‘milk fever‘, karena gejala disforia tersebut muncul bersamaan dengan laktasi. Sekarang ini, post-partum blues (PPB) atau disebut juga maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan.

Post-partum blues atau atau baby blues dikategorikan sebagai sindroma gangguan mental yang ringan, oleh karena itu sering tidak dipedulikan sehingga tidak terdiagnosis dan tidak mendapat penatalaksanaan sebagaimana seharusnya, akhirnya dapat menjadi masalah yang menyulitkan, tidak menyenangkan dan dapat membuat perasaan tidak nyaman bagi wanita yang mengalaminya, dan bahkan kadang-kadang post-partum blues dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat yaitu depresi dan psikosis pasca-salin, yang berdampak lebih buruk lagi, terutama pada masalah hubungan perkawinan dengan suami dan perkembangan anaknya. Baby blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan tidak nyaman setelah persalinan, yang berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya sendiri. Ketika plasenta dikeluarkan pada saat persalinan, terjadi perubahan hormon yang melibatkan endorphin, progesteron, dan estrogen dalam tubuh Ibu, yang dapat mempengaruhi kondisi fisik, mental dan emosional Ibu.


Berbagai Penyebab Terjadinya Post-partum Blues

Penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini belum diketahui.

Pitt (Regina dkk, 2001), mengemukakan 4 faktor penyebeb depresi postpartum sebagai berikut:
a. Faktor konstitusional.
Gangguan post partum berkaitan dengan status paritas adalah riwayat obstetri pasien yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin serta apakah ada komplikasi dari kehamilan dan persalinan sebelumnya dan terjadi lebih banyak pada wanita primipara. Wanita primipara lebih umum menderita blues karena setelah melahirkan wanita primipara berada dalam proses adaptasi, kalau dulu hanya memikirkan diri sendiri begitu bayi lahir jika ibu tidak paham perannya ia akan menjadi bingung sementara bayinya harus tetap dirawat.

b. Faktor fisik.
Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan memuncaknya gangguan mental selama 2 minggu pertama menunjukkan bahwa faktor fisik dihubungkan dengan kelahiran pertama merupakan faktor penting. Perubahan hormon secara drastis setelah melahirkan dan periode laten selama dua hari diantara kelahiran dan munculnya gejala. Perubahan ini sangat berpengaruh pada keseimbangan. Kadang progesteron naik dan estrogen yang menurun secara cepat setelah melahirkan merupakan faktor penyebab yang sudah pasti.

c. Faktor psikologis.
Peralihan yang cepat dari keadaan “dua dalam satu” pada akhir kehamilan menjadi dua individu yaitu ibu dan anak bergantung pada penyesuaian psikologis individu. Klaus dan Kennel (Regina dkk, 2001), mengindikasikan pentingnya cinta dalam menanggulangi masa peralihan ini untuk memulai hubungan baik antara ibu dan anak.

d. . Faktor sosial.
Paykel (Regina dkk, 2001) mengemukakan bahwa pemukiman yang tidak memadai lebih sering menimbulkan depresi pada ibu – ibu, selain kurangnya dukungan dalam perkawinan.


Faktor-faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya postpartum blues, antara lain:
  1. Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi.
  2. Faktor demografi yaitu umur dan paritas.
  3. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
  4. Latar belakang psikososial ibu
  5. Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.
Ada beberapa hal yang menyebabkan post partum blues, diantaranya :
  1. Lingkungan melahirkan yang dirasakan kurang nyaman oleh si ibu
  2. Kurangnya dukungan dari keluarga maupun suami.
  3. Sejarah keluarga atau pribadi yang mengalami gangguan psikologis.
  4. Hubungan sex yang kurang menyenangkan setelah melahirkan
  5. Tidak ada perhatian dari suami maupun keluarga
  6. Tidak mempunyai pengalaman menjadi orang tua dimasa kanak-kanak atau remaja. Misalnya tidak mempunyai saudara kandung untuk dirawat.
  7. Takut tidak menarik lagi bagi suaminya
  8. Kelelahan, kurang tidur
  9. Cemas terhadap kemampuan merawat bayinya
  10. Kekecewaan emosional (hamil,salin)
  11. Rasa sakit pada masa nifas awal


Menurut Kruckman (Yanita dan zamralita, 2001), menyatakan terjadinya depresi pascasalin dipengaruhi oleh faktor :
1. Biologis.
Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi postpartum sebagai akibat kadar hormon seperti estrogen, progesteron dan prolaktin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam masa nifas atau mungkin perubahan hormon tersebut terlalu cepat atau terlalu lambat

2. Karakteristik ibu, yang meliputi :
  • a. Faktor umur. Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi seseorang perempuan untuk melahirkan pada usia antara 20–30 tahun, dan hal ini mendukung masalah periode yang optimal bagi perawatan bayi oleh seorang ibu. Faktor usia perempuan yang bersangkutan saat kehamilan dan persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut untuk menjadi seorang ibu.
  • b. Faktor pengalaman. Beberapa penelitian diantaranya adalah pnelitian yang dilakukan oleh Paykel dan Inwood (Regina dkk, 2001) mengatakan bahwa depresi pascasalin ini lebih banyak ditemukan pada perempuan primipara, mengingat bahwa peran seorang ibu dan segala yang berkaitan dengan bayinya merupakan situasi yang sama sekali baru bagi dirinya dan dapat menimbulkan stres. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Le Masters yang melibatkan suami istri muda dari kelas sosial menengah mengajukan hipotesis bahwa 83% dari mereka mengalami krisis setelah kelahiran bayi pertama.
  • c. Faktor pendidikan. Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial dan konflik peran, antara tuntutan sebagai perempuan yang memiliki dorongan untuk bekerja atau melakukan aktivitasnya diluar rumah, dengan peran mereka sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari anak–anak mereka (Kartono, 1992).
  • d. Faktor selama proses persalinan. Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta intervensi medis yang digunakan selama proses persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang ditimbulkan pada saat persalinan, maka akan semakin besar pula trauma psikis yang muncul dan kemungkinan perempuan yang bersangkutan akan menghadapi depresi pascasalin.
  • e. Faktor dukungan sosial. Banyaknya kerabat yang membantu pada saat kehamilan, persalinan dan pascasalin, beban seorang ibu karena kehamilannya sedikit banyak berkurang.