Selasa, 23 September 2014

Penyebab dan Klasifikasi Demensia

Penyebab Demensia

1. Penyebab utama dari penyakit demensia adalah penyakit alzheimer, yang penyebabnya sendiri belum diketahui secara pasti, namun diduga penyakit Alzheimer disebabkan karena adanya kelainan faktor genetik atau adanya kelainan gen tertentu. Pada penyakit alzheimer, beberapa bagian otak mengalami kemunduran, sehingga terjadi kerusakan sel dan berkurangnya respon terhadap bahan kimia yang menyalurkan sinyal di dalam otak. Di dalam otak ditemukan jaringan abnormal (disebut plak senilis dan serabut saraf yang semrawut) dan protein abnormal, yang bisa terlihat pada otopsi.

2. Penyebab kedua dari Demensia yaitu, serangan stroke yang berturut-turut. Stroke tunggal yang ukurannya kecil dan menyebabkan kelemahan yang ringan atau kelemahan yang timbul secara perlahan. Stroke kecil ini secara bertahap menyebabkan kerusakan jaringan otak, daerah otak yang mengalami kerusakan akibat tersumbatnya aliran darah yang disebut dengan infark. Demensia yang disebabkan oleh stroke kecil disebut demensia multi-infark. Sebagian penderitanya memiliki tekanan darah tinggi atau kencing manis, yang keduanya menyebabkan kerusakan pembuluh darah di otak.

3. Penyebab demensia menurut Nugroho (2008) dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar :
a. Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak dikenal kelainan yaitu : terdapat pada tingkat subseluler atau secara biokimiawi pada sistem enzim, atau pada metabolisme
b. Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat diobati, penyebab utama dalam golongan ini diantaranya :
  • Penyakit degenerasi spino-serebelar.
  • Subakut leuko-ensefalitis sklerotik van Bogaert
  • Khorea Huntington
c. Sindoma demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati, dalam golongan ini diantaranya :
  • Penyakit cerebro kardiofaskuler
  • penyakit- penyakit metabolik
  • Gangguan nutrisi
  • Akibat intoksikasi menahun


Klasifikasi Demensia

1. Menurut Kerusakan Struktur Otak

a. Tipe Alzheimer
Alzheimer adalah kondisi dimana sel saraf pada otak mengalami kematian sehingga membuat signal dari otak tidak dapat di transmisikan sebagaimana mestinya (Grayson, C. 2004). Penderita Alzheimer mengalami gangguan memori, kemampuan membuat keputusan dan juga penurunan proses berpikir. Sekitar 50-60% penderita demensia disebabkan karena penyakit Alzheimer.

Demensia ini ditandai dengan gejala :
  1. Penurunan fungsi kognitif dengan onset bertahap dan progresif,
  2. Daya ingat terganggu, ditemukan adanya : afasia, apraksia, agnosia, gangguan fungsi eksekutif,
  3. Tidak mampu mempelajari / mengingat informasi baru,
  4. Perubahan kepribadian (depresi, obsesitive, kecurigaan),
  5. Kehilangan inisiatif.

Penyakit Alzheimer dibagi atas 3 stadium berdasarkan beratnya deteorisasi intelektual :
1) Stadium I (amnesia)
  • Berlangsung 2-4 tahun
  • Amnesia menonjol
  • Perubahan emosi ringan
  • Memori jangka panjang baik
  • Keluarga biasanya tidak terganggu
2) Stadium II (Bingung)
  • Berlangsung 2 – 10 tahun
  • Episode psikotik
  • Agresif
  • Salah mengenali keluarga
3) Stadium III (Akhir)
  • Setelah 6 - 12 tahun
  • Memori dan intelektual lebih terganggu
  • Membisu dan gangguan berjalan
  • Inkontinensia urin

b. Demensia Vascular
Demensia tipe vascular disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah di otak dan setiap penyebab atau faktor resiko stroke dapat berakibat terjadinya demensia. Depresi bisa disebabkan karena lesi tertentu di otak akibat gangguan sirkulasi darah otak, sehingga depresi dapat diduga sebagai demensia vaskular.

Tanda-tanda neurologis fokal seperti :
1) Peningkatan reflek tendon dalam
2) Kelainan gaya berjalan
3) Kelemahan anggota gerak

2. Menurut Umur:
  1. Demensia senilis ( usia lebih dari 65tahun)
  2. Demensia prasenilis (usia kurang dari 65tahun)

3. Menurut perjalanan penyakit :
  1. Reversibel (mengalami perbaikan)
  2. Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural hematoma, vit.B, Defisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi Pb)
 Pada demensia tipe ini terdapat pembesaran vertrikel dengan meningkatnya cairan serebrospinalis, hal ini menyebabkan adanya :
1) Gangguan gaya jalan (tidak stabil, menyeret).
2) Inkontinensia urin.
3) Demensia.

4. Menurut sifat klinis:
  1. Demensia proprius
  2. Pseudo-demensia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar