Benigne Prostat Hyperplasia adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasia beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar/jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (Lab/UPF Ilmu Bedah RSUD Dr. Soetomo, 1994: 193).
Hipertropi Prostat adalah hiperplasia dari kelenjar periurethral yang kemudian mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah. (Buku Ajar Ilmu Bedah, Editor: R. Syamsuhidajat, Wim De Jong - Edisi Revisi, Jakarta: EGC, 1998, hal: 1058).
Etiologi
Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang belum diketahui. Namun yang pasti kelenjar prostat sangat tergantung pada hormon androgen. Faktor lain yang erat kaitannya dengan BPH adalah proses penuaan Ada beberapa factor kemungkinan penyebab antara lain :
1. Dihydrotestosteron
Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen menyebabkan epitel dan stroma dari kelenjar prostat mengalami hiperplasi .
2. Perubahan keseimbangan hormon estrogen – testoteron
Pada proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon estrogen dan penurunan testosteron yang mengakibatkan hiperplasi stroma.
3. Interaksi stroma – epitel
Peningkatan epidermal gorwth factor atau fibroblast growth factor dan penurunan transforming growth factor beta menyebabkan hiperplasi stroma dan epitel.
4. Berkurangnya sel yang mati
Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama hidup stroma dan epitel dari kelenjar prostat
5. Teori sel stem
Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel transit.
Gejala Klinis
Gejala klinis yang ditimbulkan oleh Benigne Prostat Hyperplasia di sebut sebagai Syndroma Prostatisme. Syndroma Prostatisme di bagi menjadi dua yaitu:
1. Gejala Obstruktif
- Hesitansi yaitu memulai kencing yang lama dan seringkali disertai dengan mengejan yang disebabkan oleh karena otot destrussor buli-buli memerlukan waktu beberapa lama meningkatkan tekanan intravesikal guna mengatasi adanya tekanan dalam uretra prostatika.
- Intermitency yaitu terputus-putusnya aliran kencing yang disebabkan karena ketidakmampuan otot destrussor dalam pempertahankan tekanan intra vesika sampai berakhirnya miksi.
- Pancaran lemah: kelemahan kekuatan dan kaliber pancaran destrussor memerlukan waktu untuk dapat melampaui tekanan di uretra.
- Terminal dribling yaitu menetesnya urine pada akhir kencing.
- Rasa tidak puas setelah berakhirnya buang air kecil dan terasa belum puas.
- Urgency yaitu perasaan ingin buang air kecil yang sulit ditahan.
- Frekuensi yaitu penderita miksi lebih sering dari biasanya dapat terjadi pada malam hari (nocturia) dan pada siang hari.
- Disuria yaitu nyeri pada waktu kencing.
Ada juga yang membagi gejala Benigne Prostat Hyperplasia menjadi 4 (empat) grade yaitu:
1. Pada grade 1 (congestic)
- Mula-mula pasien berbulan atau beberapa tahun susah kencing dan mulai mengedan.
- Kalau miksi merasa puas.
- Urine keluar menetes dan pancaran lemah.
- Nocturia
- Urine keluar malam hari lebih dari normal.
- Ereksi lebih lama dari normal dan libido lebih dari normal.
- Pada cytoscopy kelihatan hyperemia dari orificium urethra interna. Lambat laun terjadi varices akhirnya bisa terjadi perdarahan (blooding)
- Bila miksi terasa panas.
- Dysuri nocturi bertambah berat.
- Tidak bisa buang air kecil (kencing tidak puas).
- Bisa terjadi infeksi karena sisa air kencing.
- Terjadi panas tinggi dan bisa menggigil.
- Nyeri pada daerah pinggang (menjalar ke ginjal).
- Ischuria paradosal.
- Incontinensia paradosal.
- Kandung kemih penuh.
- Penderita merasa kesakitan.
- Air kencing menetes secara periodik yang disebut over flow incontinensia.
- Pada pemeriksaan fisik yaitu palpasi abdomen bawah untuk meraba ada tumor, karena bendungan yang hebat.
- Dengan adanya infeksi penderita bisa menggigil dan panas tinggi sekitar 40 - 410 C.
- Selanjutnya penderita bisa koma.
Pathway BPH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar