Senin, 07 Agustus 2017

Definisi Glaukoma Menurut Para Ahli


Galukoma adalah adanya kesamaan kenaikan tekanan intra okuler yang berakhir dengan kebutaan (Fritz Hollwich, 1993)

Glaukoma adalah Sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokular. ( Barbara C Long, 2000 : 262 )

Glukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intra okuler yang meningkat mendadak sangat tinggi. (Mansjoer, Arif : 2001)

Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai ekskavasi glaukomatosa, neuropati saraf optik, serta kerusakan lapang pandang yang khas dan utamanya diakibatkan oleh tekanan bola mata yang tidak normal. (Sidarta Ilyas, 2002 : 239)

Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal (N = 15-20mmHg). (Sidarta Ilyas, 2004 : 135)

Glaukoma merupakan sekelompok penyakit kerusakan saraf optik (neoropati optik) yang biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan okular pada papil saraf optik. Yang menyebabkan defek lapang pandang dan hilangnya tajam penglihatan jika lapang pandang sentral terkena. (Bruce James. et al , 2006 : 95)

Glaukoma adalah kondisi mata yang biasanya disebabkan oleh peningkatan abnormal tekanan intraokular (sampai lebih dari 20 mmHg). (Elizabeth J.Corwin, 2009 : 382)

Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat,sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan (Mayenru Dwindra, 2009)

Glaukoma adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan TIO, penggaungan, dan degenerasi saraf optik serta defek lapang pandang yang khas. (Anas Tamsuri, 2010 : 72)

Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Anak Dengan Diare

Diagnosa Keperawatan
 
Menurut NANDA (2013), yaitu:
  1. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output yang berlebihan.
  2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output yang berlebihan.
  3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi sekunder terhadap diare.
  4. Ansietas pada anak berhubungan dengan tindakan keperawatan.
  5. Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi berhubungan dengan pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan keterbatasan kognitif.

Intervensi Keperawatan

Menurut NANDA (2013), yaitu:

Diagnosa I : Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output yang berlebihan.

NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
  1. Tidak terjadi dehidrasi
  2. TTV dalam batas normal
  3. Turgor kulit kembali elastis
  4. Kulit tidak kering
  5. Mukosa bibir basah
  6. Tidak pucat lagi
NIC : Manajemen cairan dan elektrolit

1) Guidance
Kaji dan pantau tanda dan gejala dehidrasi dan intake output cairan.
Rasional : Penurunan sirkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekatan urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit.
2) Support
Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi.
Rasional : Sebagai upaya mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit dan upaya rehidrasi cairan yang telah keluar akibat BAB yang berlebihan.
3) Teaching
Ajarkan keluarga untuk sering memberikan minum air putih pada pasien.
Rasional : Agar keluarga mengetahui memberikan air minum yang sering untuk mengganti cairan yang hilang.
4) Environment
Buat lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasional : agar pasien dapat istirahat dengan nyamandan menurunkan kebutuhan metabolik.
5) Collaboration
Kolaborasi dengan analis dan dokter dalam pemberian obat.
Rasional : Mengetahui penyebab diare dengan pemeriksaan tinja dan pemberian obat yang tepat sesuai hasil laboratorium.


Diagnosa II : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output yang berlebihan.

NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
  1. Pasien tidak lagi mual muntah
  2. Pasien sudah bisa makan
  3. BB pasien kembali normal
NIC : Manajemen nutrisi

1) Guidance
Kaji dan pantau pemasukan makanan dan status nutrisi pasien
Rasional : Deteksi dini untuk pemberian terapi nutrisi yang tepat dan memperbaiki defisit.
2) Support
Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai pemberian makanan per oral setelah kondisi klien mengizinkan
Rasional : Pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan peristaltik sehingga terjadi kekurangan nutrisi. Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan klinis klien memungkinkan.
3) Teaching
Ajarkan keluarga untuk pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet.
Rasional : Agar keluarga mengetahui program diet pasien untuk memperbaiki status nutrisinya.
4) Environment
Buat lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasional : agar pasien dapat istirahat dengan nyaman dan menurunkan kebutuhan metabolik.
5) Collaboration
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian makanan yang tepat sesuai kondisi pasien.
Rasional : pemberian makanan yang tepat mempercepat proses pemenuhan nutrisi pasien.


Diagnosa III : Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi sekunder terhadap diare.

NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
1) Suhu tubuh pasien tidak meningkat
2) Suhu tubuh dalam batas normal (36 - 37,5’C)
3) Tidak terdapat tanda- tanda infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor, fungtiolaesa)

NIC : Manajemen suhu tubuh
1) Guidance
Kaji dan pantau suhu tubuh pasien setiap 2 jam.
Rasional : Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal suhutubuh untuk mengetahui adanya infeksi,
2) Support
Berikan pasien kompres dengan kompres hangat.
Rasional : Untuk merangsang pusat pengatur panas tubuh menurunkan produksi panas tubuh.
3) Teaching
Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang bahaya suhu tubuh yang meningkat pada diare.
Rasional : Agar keluarga mengetahui bahaya suhu tubuh yang meningkat pada diare dan dapat waspada.
4) Environment
Buat lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasional : agar pasien dapat istirahat dengan nyaman dan menurunkan kebutuhan metabolik.
5) Collaboration
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan penurun panas.
Rasional : pemberian obat-obatan penurun panas untuk mengurangi suhu tubuh yang meningkat pada pasien.


Diagnosa IV : Ansietas pada anak berhubungan dengan tindakan keperawatan.

NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
1) Mau menerima tindakan keperawatan
2) Klien tampak tenang dan tidak rewel

NIC : Manajemen ansietas
1) Guidance
Kaji kecemasan klien terhadap tindakan keperawatan dan hindari persepsi yang salah pada perawat dan rumah sakit.
Rasional : mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan rumah sakit.

2) Support
Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal.
Rasional : Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menumbuhkan rasa aman pada klien.
3) Teaching
Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan keperawatan.
Rasional : Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga.
4) Environment
Buat lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasional : agar pasien dapat istirahat dengan nyaman dan menurunkan ansietas.
5) Collaboration
Kolaborasi dengan orang tua dengan memberikan mainan pada anak.
Rasional : sebagai rangsangan sensori pada anak.


Diagnosa V : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi berhubungan dengan pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan keterbatasan kognitif.

NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
1) Keluarga pasien mengetahui kondisi penyakit pada klien
2) Keluarga klien bisa menjelaskan proses penyakit dan pencegahannya

NIC : Manajemen informasi
1) Guidance
Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang penyakit dan perawatan anaknya.
Rasional : Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar belakang pengetahuan sebelumnya.
2) Support
Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi.
Rasional : Meningkatkan kemandirian dan control keluarga klien terhadap kebutuhan perawatan diri anaknya.
3) Teaching
Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan aktivitas sehari-hari.
Rasional : Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga klien dalam proses perawatan klien.
4) Environment
Buat lingkungan yang tenang dan bersih.

Rasional : agar keluarga dapat aktif mengikuti penkes yang diberikan perawat.
5) Collaboration
Kolaborasi dengan perawat lain dalam memberikan pendidikan kesehatan.
Rasional : agar penkes yang diberikan dapat berjalan efektif.

Sumber

Kamis, 02 Februari 2017

Gangguan Kepribadian Dependen - Pengertian, Penyebab dan Penatalaksanaan

Gangguan Kepribadian Dependen

Pengertian

Gangguan kepribadian dependen atau ketergantungan adalah suatu kecemasan tentang interaksi interpersonal, kecemasan itu bersumber dari kebutuhan dalam diri individu untuk diperhatikan oleh orang lain, daripada kekhawatiran mereka akan dikritik.

Penyebab

Gangguan kepribadian ini dimulai di awal masa dewasa. Pada dasarnya perilaku ketergantungan adalah hal yang lumrah terjadi pada masa kanak-kanak, namun demikian ketika anak tumbuh menjadi dewasa, perilaku tersebut tidak menjadi hilang. Akibatnya, perilaku ketergantungan tersebut tetap ada sampai menjelang masa dewasa yang kemudian membentuk gangguan kepribadian dependen. Faktor penyebab lainnya adalah sakit berkepanjangan dan kecemasan yang muncul dari perpisahan dengan orangtua, atau orang lain yang sangat dicintainya pada masa kanak-kanak


Tanda

Tanda-tanda gangguan kepribadian dependen, antara lain :

  • Mendorong atau membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan penting bagi dirinya.
  • Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada kebutuhan orang lain pada siapa dia bergantung, dan kerelaan yang tidak semestinya terhadap keinginan mereka.
  • Keengganan untuk mengajukan tuntutan yang layak pada siapa dia bergantung.
  • Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri.
  • Terpaku akan ketakutan akan ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya dan ditinggal agar mengurus diri sendiri.
  • Keterbatasan kemampuan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa mendapat nasihat yang berlebihan dan diyakinkan oleh orang lain.
  • Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya, tidak kompeten, dan kehilangan stamina.


Penatalaksanaan

Penanganan yang dapat diberikan yaitu (Kaplan & Saddock, 1997 : 265):

a. Psikoterapi. Terapi gangguan kepribadian dependen seringkali berhasil, yaitu dengan proses kognitif-behavioral, dengan menciptakan kemandirian pada pasien, melatih ketegasan dan menumbuhkan rasa percaya diri. Terapi perilaku, terapi keluarga dan terapi kelompok semuanya telah digunakan dengan keberhasilan pada banyak kasus.

b. Farmakoterapi. Pasien yang mengalami serangan panik atau memiliki tingkat kecemasan perpisahan yang tinggi mungkin tertolong oleh imipramine (Tofranil). Benzodiazepine dan obat serotonergik dapat berguna.

Rabu, 01 Februari 2017

Presentasi Power Point Materi Keperawatan Jiwa

Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada (American Nurses Associations).

Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas ).




















Selasa, 31 Januari 2017

Mengetahui Penyebab dan Gejala Gangguan Kepribadian Paranoid

Paranoid adalah gangguan mental yang diderita seseorang yang meyakini bahwa orang lain ingin membahayakan dirinya. Dikatakan sebagai bentuk gangguan bila perilaku tersebut sifatnya irasional, menetap, mengganggu, dan membuat stres. Akan tetapi, perilaku ini tidak disebut paranoid bila kemunculan perilaku tersebut disebabkan oleh skizofrenia, gangguan bipolar, atau gangguan psikotik lainnya (faktor neurologi), atau sebab-sebab yang diakibatkan oleh kondisi medis.

Ahli-ahli teori psikoanalisa berpendapat bahwa paranoid personality disorder adalah hasil dari kebutuhan orang-orang untuk menolak perasaan sebenarnya dan memproyeksikan perasaannya tersebut ke dalam diri orang lain. Kemudian ahli-ahli teori kognitif melihat paranoid personality disorder sebagai hasil dari sebuah keyakinan yang mendasar bahwa orang lain sebagai orang yang berhati dengki dan memperdaya, dikombinasikan dengan kurangnya rasa percaya diri dalam mempertahankan diri menghadapi orang lain (Wiramihardja, 2005).

Penyebab gangguan kepribadian paranoid tidak diketahui. Namun, peneliti meyakini bahwa kombinasi antara faktor biologis dan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya gangguan kepribadian paranoid.

Kelainan lebih sering terjadi pada keluarga dengan riwayat skizofrenia dan gangguan delusi. Trauma anak usia dini dapat juga menjadi faktor penyebab.


Beberapa gejala yang ditunjukan dalam gangguan kepribadian paranoid antara lain adalah (ruangpsikologi.com):

  • Kecurigaan yang sangat berlebihan.
  • Meyakini akan adanya motif-motif tersembunyi dari orang lain.
  • Merasa akan dimanfaatkan atau dikhianati oleh orang lain.
  • Ketidakmampuan dalam melakukan kerjasama dengan orang lain.
  • Isolasi sosial.
  • Gambaran yang buruk mengenai diri sendiri.
  • Sikap tidak terpengaruh.
  • Rasa permusuhan.
  • Secara terus menerus menanggung dendam yaitu dengan tidak memaafkan kerugian, cedera atau kelalaian.
  • Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak tampak bagi orang lain dan dengan cepat bereaksi secara marah dan balas menyerang.
  • Enggan untuk menceritakan rahasia orang lain karena rasa takut yang tidak perlu bahwa informasi akan digunakan secara jahat untuk melawan dirinya.
  • Kurang memiliki rasa humor.

Mereka yang memiliki gangguan ini menunjukan kebutuhan yang tinggi terhadap mencukupi dirinya, terkesan kaku dan bahkan memberikan tuduhan kepada orang lain. Dikarenakan perilaku menghindar mereka terhadap kedekatan dengan orang lain menjadikan mereka terlihat sangat penuh perhitungan dalam bertindak dan juga berkesan dingin. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kebanyakan gangguan ini ditemukan pada pria dibandingkan pada perempuan.

Kenali Jenis-Jenis Gangguan Kepribadian dan Gejalanya


Gangguan kepribadian adalah suatu kondisi yang menyebabkan penderitanya memiliki pola pikir dan perilaku yang tidak sehat dan berbeda dari rata-rata orang biasanya.

Jenis-Jenis dan Gejala Gangguan Kepribadian

Paranoid


Paranoid (Paranoid Personality Disorder) adalah gangguan mental yang diderita seseorang yang meyakini bahwa orang lain ingin membahayakan dirinya. Dikatakan sebagai bentuk gangguan bila perilaku tersebut sifatnya irasional, menetap, mengganggu, dan membuat stres.

Gejala-gejala utama yang dirasakan oleh penderita skizofrenia paranoid adalah:
  • Halusinasi suara.
  • Merasa cemas, curiga, berhati-hati, dan suka menyendiri.
  • Gangguan persepsi.
  • Merasa dirinya lebih hebat dari kenyataan (delusi kebesaran).
  • Delusi paranoid yang rutin dan stabil.
  • Mengalami perasaan cemburu tidak realistis (delusi cemburu).
Selain gejala-gejala utama, penderita skizofrenia paranoid juga mengalami beberapa gejala ringan yaitu:
  • Suasana hati yang tidak stabil (tapi gejalanya disini lebih ringan dibanding pada skizofrenia jenis lain).
  • Terobsesi dengan kematian, sekarat, atau kekerasan.
  • Merasa terperangkap atau putus asa.
  • Mengucapkan salam perpisahan yang tidak biasa.
  • Mendata orang-orang terdekat untuk membagikan barang-barang pribadi.
  • Meningkatnya konsumsi minuman keras atau obat-obatan.
  • Berubahnya pola tidur dan makan.

Schizoid



Gangguan kepribadian schizoid (Schizoid Personality Disorder) adalah salah satu kelainan dimana terjadi suatu keterbatasan terhadap ekspresi emosi dan pengalaman seseorang. Seseorang dengan gangguan ini tetap mampu melakukan kegiatannya sehari-hari, tetapi tidak dapat membentuk suatu hubungan yang dekat dengan orang lain. Mereka suka menyendiri dan sangat sering melamunkan sesuatu hal secara berlebihan. Gangguan ini timbul sejak dewasa muda dikarenakan adanya penyimpangan dari perilaku sosial dan emosi yang menghambat seseorang tersebut untuk bisa berteman dekat dengan orang lain, dimulai pada saat remaja atau dewasa muda secara terus menurus akan berakibat gangguan fungsi atau stress internal.

Gangguan kepribadian schizoid adalah sebagai berikut :
  • Lebih suka berada sendirian atau menyendiri
  • Merasa tidak mampu untuk mengalami kesenangan
  • Merasa bingung tentang bagaimana merespon isyarat sosial yang normal dan umumnya hanya sedikit untuk mengatakan
  • Kurangnya keinginan untuk hubungan sesual
  • Membosankan, acuh tak acuh atau emosional yang dingin
  • Merasa tidak termotivasi dan cenderung malas bekerja

Schizotypal


Schizotypal (Schizotypal personality disorder) adalah gangguan kepribadian yang membuat seseorang cenderung menjadi penyendiri. Penderitanya sangat cemas terhadap situasi sosial dan cenderung menyalahkan kegagalan sosialnya kepada orang lain.

Gejala gangguan kepribadian schizotypal meliputi:
  • Salah menginterpretasi peristiwa, termasuk perasaan bahwa peristiwa eksternal memiliki makna pribadi
  • Berpikir, keyakinan atau perilaku aneh
  • Kepercayaan pada kekuasaan khusus, seperti telepati
  • Perubahan persepsi
  • Emosi datar atau respon emosional yang tidak pantas
  • Kurangnya teman dekat di luar keluarga dekat
  • Gigih dan kecemasan sosial yang berlebihan

Anti sosial

Anti sosial (antisocial personality disorder) adalah keperibadian seseorang yang menunjukkan ketidak-acuhan, ketidak-pedulian, dan/atau permusuhan yang seronok kepada orang lain, terutama yang berkaitan dengan norma sosial dan budaya. Orang yang antisosial biasanya blak-blakan dan tidak memedulikan hak dan perasaan orang lain.

Gejala dari penderita antisocial personality disorder biasanya dapat terlihat dari berbagai perbuatan dan sikap berikut.
  • Berbohong, berbuat jahat, dan mengeksploitasi orang lain demi keuntungan sendiri
  • Berlaku kasar
  • Marah dan agresif
  • Berkelahi atau menyerang orang lain
  • Melanggar hukum
  • Tidak peduli pada keselamatan dan keamanan orang lain atau dirinya sendiri
  • Tidak menunjukkan penyesalan setelah menyakiti orang lain
  • Gagal memenuhi kewajiban sosial atau tanggung jawab pekerjaan
  • Mengkonsumsi obat-obatan terlarang


Borderline

Gangguan kepribadian ambang atau borderline (Borderline personality disorder) adalah sejenis gangguan kepribadian tetapi tidak hanya sebatas gejala penyakit mental saja. Penyakit ini merupakan gangguan emosional yang menyebabkan ketidakstabilan emosi dan mengakibatkan stres serta masalah lainnya.

Gejala-gejala yang dapat muncul antara lain:

  • Merasa takut diabaikan sehingga membuat penderitanya menghindari perpisahan, kritik, atau penolakan.
  • Perubahan citra dan identitas diri yang berlangsung dengan cepat sehingga memengaruhi nilai-nilai dan tujuan yang diketahuinya. Penderita BPD dapat memandang dirinya sebagai sosok yang buruk, menyerupai sosok antagonis di dalam sebuah film.
  • Mengalami periode stres yang memicu paranoia, serta kehilangan hubungan dengan kenyataan yang dapat berlangsung hingga beberapa jam.
  • Mengalami perubahan suasana hati yang berlangsung hingga berhari-hari.
  • Memiliki perilaku impulsif yang berisiko dan terkadang berbahaya, seperti judi, hubungan sessual yang tidak aman, mengemudi dengan ceroboh, atau boros. Seseorang dengan BPD dapat berhenti dari pekerjaannya tanpa alasan yang jelas atau mengakhiri hubungan asmara yang pada dasarnya baik.
  • Mudah kehilangan kesabaran dan menjadi sangat marah hingga dapat memicu pertengkaran atau perkelahian.
  • Pada suatu momen dapat menghormati atau menyayangi seseorang, namun kemudian berubah dan menganggap orang tersebut sebagai sosok yang buruk.
  • Merasakan kekosongan secara psikologis yang berlangsung terus-menerus.
  • Dapat berperilaku menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri sebagai reaksi dari penyaluran amarah, menghukum diri sendiri, rasa takut ditinggalkan, atau penolakan.


Histrionic

Menurut American Psychiatric Association (APA) Histrionic Personality Disorder didefinisikan sebagai gangguan kepribadian yang ditandai dengan pola emosi yang berlebihan dalam mencari perhatian, termasuk perilaku seduktif yang tidak tepat dan kebutuhan yang berlebihan untuk penerimaan.

Gejala-gejala gangguan kepribadian Histrionic :
  • Tidak merasa nyaman jika tidak menjadi pusat perhatian.
  • Bertingkah agar mendapat perhatian, biasanya dengan berperilaku yang bisa meraangsang gaiirah sessual orang lain.
  • Bisa mengubah ekspresi emosi dengan cepat atau berpura-pura dengan tujuan untuk memberikan perhatian pada orang lain.
  • Konsistensi dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan penampilan yang mencolok agar menjadi pusatperhatian.
  • Suka berbohong untuk mendapatkan perhatian orang lain
  • Sensitif terhadap kritikan dan penolakan.
  • Mudah frustasi dan tidak mudah puas.


Narcissistic

Narcissistic Personality Disorder adalah suatu perilaku arogan, kurangnya empati untuk orang lain, dan kebutuhan untuk kekaguman yang semuanya harus konsisten jelas di tempat kerja dan dalam hubungan sosial. Orang yang mengalami gejala ini (narsisis/narcissist) sering digambarkan sebagai sifat sombong, egois, manipulatif, dan menuntut.

Gejala Narcissistic Personality Disorder
  • Sensitif terhadap kritik dengan marah, malu atau penghinaan.
  • Mengambil keuntungan dari orang lain untuk mencapai tujuan sendiri.
  • Melebih-lebihkan kepentingnya sendiri.
  • Melebih-lebihkan prestasi dan bakat.
  • Berfantasi realistis tentang kesuksesan, kekuasaan, kecantikan, kecerdasan atau asmara.
  • Mudah percaya bahwa orang lain cemburu atau iri padamu.
  • Mengabaikan perasaan orang lain, tidak memiliki empati (egois).
  • Percaya bahwa anda lebih baik daripada yang lain, istimewa dan bertindak sesuai keinginan pribadi.
  • Mengharapkan pujian konstan dan kekaguman dari orang lain.
  • Mengharapkan orang lain untuk setuju dengan ide-ide dan rencana anda.
  • Mengekspresikan penghinaan bagi orang lain dan merasa orang lain lebih rendah dari anda.
  • Sulit menjalin hubungan yang sehat.
  • Menetapkan tujuan yang tidak realistis.
  • Memiliki harga diri yang rapuh.


Avoidant

Gangguan kepribadian menghindar (Avoidant Personality Disorder) adalah suatu kondisi karakteristik dimana individu mengalami hambatan-hambatan sosial, rasa tidak percaya diri, sensitif mengevaluasi diri dan menghindari interaksi sosial.

Ciri-ciri pengidap Avoidant Personality Disorder antara lain :
  • Menghindari aktivitas yang melibatkan atau berhubungan dengan orang lain karena rasa takut akan dikritik, tidak diterima atau ditolak.
  • Tidak mau berhubungan dengan orang lain kecuali orang-orang tertentu yang menyukainya.
  • Menahan dan mengekang dirinya agar tidak akrab dengan orang lain yang disebabkan oleh rasa malu atau takut diejek oleh orang lain
  • Menghindari yang disebabkan rasa takut terhadap situasi-situasi sosial yang akan membuatnya ditolak atau dikritik orang banyak. Dimana ada kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi sosial.
  • Merasa dirinya tidak pantas dalam berbagai situasi ketika berhubungan dengan orang lain dalam kata lain pengidap gangguan ini merasa dirinya tak mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain.
  • Merasa dirinya tidak layak, tidak menarik dan perasaan-perasaan inferioritas terhadap orang-orang
  • Segan berperan aktif dalam beraktivitas atau kegiatan baru lainnya disebabkan adanya perasaan malu
  • Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif.
  • Pembatasan gaya hidup karena alasan kemampuan fisik.


Dependent

Gangguan kepribadian dependen atau ketergantungan adalah suatu kecemasan tentang interaksi interpersonal, kecemasan itu bersumber dari kebutuhan dalam diri individu untuk diperhatikan oleh orang lain, daripada kekhawatiran mereka akan dikritik.

Karakteristik umum lainnya dari gangguan kepribadian ini meliputi:
  • Ketidakmampuan untuk membuat keputusan, bahkan keputusan sehari-hari seperti apa yang akan dikenakan, tanpa saran dan jaminan dari orang lain
  • Menghindari tanggung jawab orang dewasa dengan bertindak pasif dan tak berdaya; ketergantungan pada pasangan atau teman untuk membuat keputusan seperti di mana untuk bekerja dan hidup
  • Ketakutan yang intens ditinggalkan dan rasa kehancuran atau tidak berdaya ketika hubungan berakhir; seseorang dengan gangguan kepribadian dependen sering cepat berganti pasangan ketika hubungan sebelumnya berakhir.
  • Terlalu peka terhadap kritik
  • Pesimisme dan kurangnya rasa percaya diri, termasuk keyakinan bahwa mereka tidak mampu merawat diri mereka sendiri
  • Menghindari untuk mengungkapkan ketidaksetujuan dengan orang lain karena takut kehilangan dukungan atau persetujuan
  • Ketidakmampuan untuk memulai proyek atau tugas karena kurangnya rasa percaya diri
  • Kesulitan sendirian
  • Mudah mentolerir perlakuan dan pelecehan dari orang lain
  • Menempatkan kebutuhan orang di atas mereka sendiri
  • Kecenderungan untuk menjadi naif dan berfantasi


Obsessive Compulsive

Gangguan obsesif kompulsif atau yang lebih sering dikenal dengan singkatan OCD adalah kelainan psikologis yang menyebabkan seseorang memiliki pikiran obsesif dan perilaku yang bersifat kompulsif.

Di bawah ini merupakan gejala dan tipe yang bisa ditemukan pada penderita OCD.
  • Washers : Gejala ini menjelaskan saat seseorang selalu takut akan terkontaminasi bakteri, kuman, atau kotoran yang berpindah ke tubuh mereka. Penderita umumnya akan mencuci tangan atau bagian tubuhnya yang dirasa kotor secara berulang kali. Penderita OCD tidak segan untuk membersihkan rumah, tubuh, dan apapun yang mereka takuti kotor, demi memenuhi kenginan kompulsifnya agar terhidar dari kuman atau kotoran yang dihindari.
  • Checkers : Gejala OCD yang satu ini menyerang penderitanya untuk selalu memeriksa sesuatu berulang kali. Pada tipe ini, umumnya tidak berbeda dengan penderita tipe washers. Penderita OCD akan melakukan pengecekan berulang kali kepada hal, benda, atau barang yang berbahaya.
  • Symmetry dan Orderliness : Pada gejala tipe ini, sering mengalami fokus untuk mengatur setiap hal secara berurutan, rapi, simetris dan sejajar.
  • Hoarding : Gejala di mana seseorang suka atau berkeinginan untuk mengumpulkan barang-barang bekas yang di temukan. Penderita berpikiran bahwa barang itu penting dan akan berguna ke depannya.


Depressive

Depresi adalah gangguan mental yang setiap orang berpeluang mengalaminya. Banyak dari kita kebingungan untuk membedakan antara depresi, stress dan kesedihan. Belum lagi membedakan beberapa jenis dari depresi, misalnya unipolar depression, biological depression, manic depression, seasonal affective disorder, dysthymia, dan lainnya. Ada begitu banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkan tentang depresi.

Berikut ini beberapa gejala dari depresi :
  • Terus menerus merasa sedih, cemas, atau suasana hati yang kosong
  • Perasaan putus asa dan pesimis.
  • Perasaan bersalah, tidak berdaya dan tidak berharga.
  • Kehilangan minat atau kesenangan dalam hobi dan kegiatan yang pernah dinikmati.
  • Penurunan energi dan mudah kelelahan.
  • Kesuultan berkonsentrasi, mengingat, atau membuat keputusan.
  • Insomnia, pagi hari terbangun, atau tidur berlebihan.
  • Nafsu makan berkurang bahkan sangat berlebihan. Penurunan berat badan bahkan penambahan berat badan secara drastis.
  • Selalu berpikir kematian atau bunuh diri, percobaan bunuh diri
  • Gelisah dan mudah tersinggung
  • Terus menerus mengalami gejala fisik yang tidak respon terhadap pengobatan, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan sakit kronis


Passive–aggressive (Negativistic)

Passive-aggressive personality disorder adalah pola perilaku destruktif (merusak) yang dapat merusak kepercayaan antar orang. Atau gangguan emosi yang tidak bisa diungkapkan tetapi ditahan dan sewaktu-waktu dapat meledak emosi tersebut (marah,dendam dll).

Beberapa gejala pasif agresif :
  • Non-Komunikasi : tidak mau berkomunikais secara jelas.
  • Menghindari / Mengabaikan ketika anda begitu marah bahwa anda merasa tidak dapat berbicara dengan tenang dan anda memilih untuk menghindar.
  • Menunda-nunda tugas yang penting karena anda memiliki masalah dengan orang yang berhubungan dengan tugas itu dan lebih memilih untuk melakukan hal yang tidak penting
  • Menghalangi atau sengaja mengulur-ulur waktu dan mencegahsuatu perubahan
  • Ambiguitas menjadi samar, tidak jelas, tidak sepenuhnya terlibat dalam percakapan
  • Merajuk bersikap diam, murung, cemberut dan marah untuk mendapatkan perhatian.
  • Mengabaikan pendapat orang lain.
  • Membuat alasan untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak ingin dia lakukan
  • Menunjukan ketidakberdayaan di mana seseorang terus menerus bertindak sepertinya mereka tidak dapat membantu diri mereka sendiri dan dengan sengaja melakukan pekerjaan yang buruk pada sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya.


dari berbagai sumber

Kamis, 26 Januari 2017

12 Jenis Nyamuk ini Mungkin Ada di Sekitar Anda

Nyamuk merupakan salah satu hewan paling sering kita temui dimana saja. Nyamuk bertahan hidup dengan menghisap darah manusia atau hewan. Walaupun tubuhnya kecil, gigitan nyamuk bisa menimbulkan sakit yang lumayan berasa dan ada beberapa jenis nyamuk yang berbahaya jika berada di sekitar kita.

Aedes

Anopheles



Coquillettidia



Culex



Culiseta



Eretmapodites



Haemagogus



Lutzia



Mansonia



Sabethes


Toxorhynchites


Uranotaenia