Minggu, 07 Desember 2014

Patofisiologi HNP (Hernia Nukleus Pulposus)

Hernia Nukleolus Pulposus

Hernia Nukleus pulposus (HNP) atau potrusi Diskus Intervertebralis (PDI)adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan pada diskus intervertebralis ke dalam kanalis vertebralis (protrusi diskus ) atau nucleus pulposus yang terlepas sebagian tersendiri di dalam kanalis vertebralis (ruptur discus).


Patofisiologi HNP Hernia Nukleolus Pulposus

Herniasi Discus Intervertebralis ke segala arah dapat terjadi akibat trauma atau stres fisik. Herniasi ke arah superior atau inferior melalui lempeng kartilago masuk ke dalam korpus vertebra dinamakan sebagai Nodul Schmorl ( biasanya dijumpai secara insidentil pada gambaran radiologi atau otopsi ). Kebanyakan herniasi terjadi pada arah posterolateral sehubungan dengan faktor-faktor : nukleus pulposus yang cenderung terletak lebih jauh di posterior dan adanya ligamentum longitudinalis posterior yang cenderung memperkuat anulus fibrosus di posterior tengah. Peristiwa ini dikenal juga dengan berbagai sebutan lain seperti ; ruptur anulus fibrosus, hernia nulleus pulposus, ruptur discus, hernia discuc dan saraf terjepit.

Mula-mula nukleus pulposus mengalami herniasi melalui cincin konsentrik anulus fibrosus yang robek, dan menyebabkan cincin lain di bagian luar yang masih intak menonjol setempat ( Fokal ). Keadaan seperti ini dinamakan sebagai Protusio Discus. Bila proses tersebut berlanjut, sebagai materi nukleus kemudian akan menyusup keluar dari discus ( discus Ekresi ) ke anterior ligamen longitudinalis posterior ( herniasi discus fragmen bebas ).

Biasanya protusio ekstraksi discus posterolateral akan menekan akar saraf ipsilateral pada tempat keluarnya saraf dari kantong deva ( masalnya herniasi discus L4 – L5 kiri akan menjepit akar saraf L5 kiri ). Jepitan saraf akan menampilkan gejala dan tanda redikuler sesuai dengan distribusi persarafannya. Herniasi discus sentral yang signifikan dapat melibatkan beberapa elemen Kauda Equina pada kedua sisi, sehimgga menampilkan rRadiokulopatia bilateral atau bahkan juga gangguan sfingter seperti retensio urine.

Klasifikasi Hernia Discus tergantung pada lokasi yang terkena adalah L5, nyeri yang terjadi di atas sendi sakroiliaka, panggul, lateral paha dan betis, medial kaki ( nyeri yang menjalar turun dari panggul dan tungkai disebut Ishalgia )

Kelemahannya dapat mengakibatkan Foot drop dan kerusakan melakukan dorsofleksi kaki dan atau ibu jari kaki kesukaran berjalan pada tumit, parastenia terjadi di lateral tungkai bagian distal kaki dan antara ibu jari tengah kaki. Atropi tidak jelas, refleks biasanya tidak nyata, refleks lutut atau pergelangan kaki dapat hilang. Patofisiologi HNP Hernia Nukleolus Pulposus

Hernia Nukleolus Pulposus

Hernia Nukleus pulposus (HNP) atau potrusi Diskus Intervertebralis (PDI)adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan pada diskus intervertebralis ke dalam kanalis vertebralis (protrusi diskus ) atau nucleus pulposus yang terlepas sebagian tersendiri di dalam kanalis vertebralis (ruptur discus).


Patofisiologi HNP Hernia Nukleolus Pulposus

Herniasi Discus Intervertebralis ke segala arah dapat terjadi akibat trauma atau stres fisik. Herniasi ke arah superior atau inferior melalui lempeng kartilago masuk ke dalam korpus vertebra dinamakan sebagai Nodul Schmorl ( biasanya dijumpai secara insidentil pada gambaran radiologi atau otopsi ). Kebanyakan herniasi terjadi pada arah posterolateral sehubungan dengan faktor-faktor : nukleus pulposus yang cenderung terletak lebih jauh di posterior dan adanya ligamentum longitudinalis posterior yang cenderung memperkuat anulus fibrosus di posterior tengah. Peristiwa ini dikenal juga dengan berbagai sebutan lain seperti ; ruptur anulus fibrosus, hernia nulleus pulposus, ruptur discus, hernia discuc dan saraf terjepit.

Mula-mula nukleus pulposus mengalami herniasi melalui cincin konsentrik anulus fibrosus yang robek, dan menyebabkan cincin lain di bagian luar yang masih intak menonjol setempat ( Fokal ). Keadaan seperti ini dinamakan sebagai Protusio Discus. Bila proses tersebut berlanjut, sebagai materi nukleus kemudian akan menyusup keluar dari discus ( discus Ekresi ) ke anterior ligamen longitudinalis posterior ( herniasi discus fragmen bebas ).

Biasanya protusio ekstraksi discus posterolateral akan menekan akar saraf ipsilateral pada tempat keluarnya saraf dari kantong deva ( masalnya herniasi discus L4 – L5 kiri akan menjepit akar saraf L5 kiri ). Jepitan saraf akan menampilkan gejala dan tanda redikuler sesuai dengan distribusi persarafannya. Herniasi discus sentral yang signifikan dapat melibatkan beberapa elemen Kauda Equina pada kedua sisi, sehimgga menampilkan rRadiokulopatia bilateral atau bahkan juga gangguan sfingter seperti retensio urine.

Klasifikasi Hernia Discus tergantung pada lokasi yang terkena adalah L5, nyeri yang terjadi di atas sendi sakroiliaka, panggul, lateral paha dan betis, medial kaki ( nyeri yang menjalar turun dari panggul dan tungkai disebut Ishalgia )

Kelemahannya dapat mengakibatkan Foot drop dan kerusakan melakukan dorsofleksi kaki dan atau ibu jari kaki kesukaran berjalan pada tumit, parastenia terjadi di lateral tungkai bagian distal kaki dan antara ibu jari tengah kaki. Atropi tidak jelas, refleks biasanya tidak nyata, refleks lutut atau pergelangan kaki dapat hilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar