Selasa, 16 Desember 2014

Patofisiologi Perikarditis

Patofisiologi Perikarditis

Perikarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung (membran tipis yang mengelilingi jantung) (H. Winter Griffith M.D, 1994). Perikarditis adalah peradangan perikardium parietal, perikardium viseral, atau kedua-duanya (Arif Mansjoer, 2000). Perikarditis adalah peradangan perikardium parietalis, viseralis dan keduanya. Respons perikardium terhadap peradangan bervariasi dari akumulasi cairan atau darah (efusi perikard), deposisi fibrin, proliferasi jaringan fibrosa, pembentukan granuloma (lesi makrofak yang terjadi dari reaksi peradangan lokal dari suatu jaringan tubuh) atau kalsifikasi (pengapuran). Itulah sebabnya manifestasi klinis perikarditis sangat bervariasi dari yang tidak khas sampai yang khas (Sudoyo,2009). Jadi kesimpulannya perikarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung baik pada parietal maupun viseral.

Patofisiologi Perikarditis

Proses inflamasi dan akibat sekunder dari fenomena infeksi pada perikaditis akan memberikan respon sebagai berikut :
  1. Terjadinya vasodilatassi dengan peningkatan akumulasi cairan ke kantong perikardium.
  2. Peningkatan permeabilitas vaskular sehingga kandungan protein, termasuk fibrinogen atau fibrin di dalam cairan akan meningkat,
  3. Peningkatan perpindahan leukosit terutama pada perikarditis purulenta
  4. Perdarahan akibat trauma tembus juga merupakan penyebab yang mungkin.
Perubahan patologis selanjutnya yang terjadi berupa terbentuknya jaringan parut dan perlengketan disertai klasifikasi lapisan perikardium viseral maupun parietal yang menimbulkan suatu perikaditis konstriktif yang apabila cukup berantakan menghambat pengembangan volume jantung pada fase diastolik.
Pada kondisi lain terakumulasinya cairan pada perikardium yang sekresinya melebihi absorpsi menyebabkan suatu efusi perikardium. Pengumpulan cairan intraperikardium dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan obstruksi serius terhadap masuknya darah ke kedua bilik jantung bisa menimbulkan tamponade jantung. Salah satu komplikasi perikarditis paling fatal dan memerlukan tindakan darurat adalah tamponade. Tamponade jantung merupakan akibat peninggian tekanan intraperikardium dan restriksi progresif pengisian ventrikel.

Pathway Perikarditis

Perikarditis

Definisi

Perikarditis adalah peradangan pericardium parietal, pericardium visceral, atau keduanya. Perikarditis dibagi atas perikarditis akut, subakut, dan kronik. Perikarditis subakut dan kronik mempunyai etiologi, manifestasi klinis, pendekatan diagnostic, dan penatalaksanaan yang sama. (Arif, 2009)

Perikarditis ialah peradangan pericardium viseralis dan parietalis dengan atau tanpa disertai timbulnya cairan dalam rongga perikard yang baik bersifat transudat atau eksudat maupun seraosanguinis atau purulen dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab. (IKA FKUI, 2007)


Maninfestasi Klinis

1. Tanda yang khas:
  • Friction rub (suara tambahan) adalah bising gesek yang terjadi karena kantong berisi cairan membengkak.
2. Gejala-gejala :
  • Sesak nafas saat bekerja
  • Panas badan 39º c -40ºc
  • Malaesa
  • Kadang nyeri dada
  • Effuse cardial
  • Nyeri dapat menyebar dari leher,bahu,punggung atau perut
  • Rasa tajam menusuk
  • Berkeringat
Manifestasi perikarditis konstriktif sangat bervariasi bergantung pada berat, distribusi, dan kecepatan terjadinya sikatriks. Tanda-tanda perikarditis konstriktif menurut urutan, yaitu dispnea, edema perifer, pembesaran perut, gangguan abdominal, lelah, ortopnea, palpitasi, batuk, nausea, dan paroxysmal nocturnal dyspnea.

Pemeriksaan Diagnostik
  1. Mengamati sendiri gejala yang timbul
  2. Pencatatan perjalanan penyakit dan pemeriksaan fisik oleh dokter
  3. EKG
  4. Sinar X dari dada
  5. Thoracentesis (pengangkatan cairan dengan sebuah jarum)

Pathway Perikarditis
Pathway Perikarditis

Jumat, 12 Desember 2014

Patofisiologi Katarak


Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk seperti kancing baju; mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nucleus, di perifer ada kortek, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nucleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Di sekitar opesitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nucleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna nampak seperti kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan pada serabut halus multiple (zunula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.
Katarak biasanya terjadi bilateral namun mempunyai kecepatan yang berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti diabetes, namun sebenarnya mempunyai konsekwensi dari proses penuaan yang normal. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik dan “ matang” ketika seseorang memasuki dekade ketuju. Katarak dapat bersifat congenital dan harus diidentifikasi awal, karena bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan permanent. Faktor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obat-obatan, alcohol, merokok, diabetes, dan asupan vitamin antitoksin yang kurang dala jangka waktu yang lama.

Pathway Katarak

Katarak

Definisi

Katarak adalah penurunan progresif kejernihan lensa, lensa menjadi keruh, atau berwarna putih abu-abu, dan ketajaman penglihatan berkurang akibat hidrasi (penambahan cairan) pada lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan benjolan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu lama. Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital.


Etiologi

Penyebab pertama katarak adalah proses penuaan. Anak dapat mengalami katarak yang biasanya merupakan penyakit yang diturunkan, peradangan didalam kehamilan, keadaan ini disebut sebagai katarak congenital. Penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti diabetes mellitus dapat menyebabkan katarak komplikata.

Katarak dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
  1. Fisik : Dengan keadaan fisik seseorang semakin tua (lemah) maka akan mempengaruhi keadaan lensa.
  2. Kimia : Apabila mata terkena cahaya yang mengandung bahan kimia atau akibat paparan ultraviolet matahari pada lensa mata dapat menyebabkan katarak.
  3. Usia : Dengan bertambahnya usia seseorang, maka fungsi lensa juga akan menurun dan mengakibatkan katarak.
  4. Infeksi virus masa pertumbuhan janin : Jika ibu pada saat mengandung terkena atau terserang penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus tersebut akan mempengaruhi tahap pertumbuhan janin. Misal ibu yang sedang mengandung menderita rubella.
  5. Penyakit : Meliputi penyakit diabetes dan trauma mata seperti uveitis (Andra 2013, h.64)

Klasifikasi

Berdasarkan pada usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi :
  1. Katarak congenital, Katarak yang sudah terlihat pada usia kurang dari 1 tahun.
  2. Katarak juvenile, Katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun
  3. Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahun.
Berdasarkan penyebabnya, katarak dapat dibedakan menjadi :
  1. Katarak traumatika : Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumpul maupun tajam. Rudapaksa ini dapat mengakibatkan katarak pada satu mata (katarak monokular).
  2. Katarak toksika : Katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu.
  3. Katarak komplikata : Katarak terjadi akibat gangguan sistemik seperti diabetes melitus, hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan lokal seperti uveitis, glaukoma, proses degenerasi pada satu mata lainnya.
Berdasarkan stadium, katarak senil dapat dibedakan menjadi :
  1. Katarak insipien : Pada stadium ini, proses degenerasi belum menyerap cairan sehingga bilik mata depan memiliki kedalaman proses.
  2. Katarak imatur : Lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung, menyebabkan terjadinya miopia, dan iris terdorong ke depan serta bilik mata depan menjadi dangakal.
  3. Katarak matur : Proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi kekeruhan lensa.
  4. Katarak hipermatur : Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa tenggelam didalam koteks lensa (Anas 2011,hh.56-58).

Stadium Katarak
  1. Stadium insipien : Kekaburan dimulai pada bagian perifer lensa, lambat laun mengarah pada bagian inti lensa mata sehingga menyerupai terali besi ( roda sepeda ). Pada keadaan ini biasanya katarak stasioner.
  2. Stadium intumesen ( imatur ) : Terjadi perubahan pada lensa, dimana lensa menjadi bengkak dan menarik cairan dari jaringan sekitar. Kelainan yang nampak pada keadaan ini adalah myopia, astigmatisme, bayangan iris pada lensa terlihat.
  3. Stadium maturesen ( matur ) : Kekaburan lensa lebih padat dan lebih mudah dipisahkan dari kapsulnya, ini merupakan stadium yang tepat untuk dilakukan operasi.
  4. Stadium hipermatur : Biasanya akan ditemukan beberapa perubahan, katarak menjadi lembek, mencair atau menjadi seperti susu.

Pathway Katarak


Kamis, 11 Desember 2014

Patofisiologi Ischialgia



Patofisiologi Ischialgia

Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang perjalanan n.ichiadicus L4-S2. Ischialgia yang terasa bertolak dari lokasi foramen infrapiriformis dan menjalar menurut perjalanan nervus ischiadicus cum nervus poroneus dan nervus tibialis harus di curigaisebagai manifestasiischiadicus primer atau entrapment neuritis dengan tempat jebakan di daerah sacroiliaka.

Ischialgia yang dirasakan bertolak dari vertebra lumbosacralis atau daerah paravertebralis lumbosacralis dan menjalar sesuai dengan salah satu radiks yang ikut menyusun nervus ischiadicus.Sebelum terjadi ischialgia selalu di dahului dengan Low Back pain atau Nyeri Pinggang Bawah itu sendiri seperti perasaan nyeri, pegal, linu atau terasa tidak enak di daerah pinggang, pantat yang factor pencetusnya oleh berbagai sebab, mulai dari yang paling jelas seperti salah posisi, kuman sampai penyebab yang tidak jelas seperti menyongsong hari esok akibat persaingan hidup semakin ketat atau stress.

Nyeri atau rasa tidak enak yang menjalar harus diartikan sebagai perwujudan hasil perangsangan terhadap saraf sensori. Nyeri saraf itu terasa sepanjang perjalanan saraf tepi. Ia bertolak dari tempat saraf sensorik terangsang dan menjalar berdasarkan perjalanan serabut sensorik itu ke perifer. Perangsangan terhadap berkas saraf perifer biasanya berarti perangsangan pada saraf motorik dan sensorik.Gangguan sensibilitas yang terasa sepanjang parjalanan saraf tepi dan biasanya juga disertai gangguan motorik yang di sebutNeuritis. Neuritis di tungkai dapat terjadi oleh karena berkas saraf tertentu terkena infeksi atau terkena patologic di sekitarnya.

Iskhialgia akibat neuritis iskhiadikus primer adalah ketika nervus iskhiadikus terkena proses peradangan. Diagnosa neuritis iskhiadikus primer ditetapkan apabila terdapat nyeri tekan pada otot tibialis anterior dan peroneus longus. Timbul nyerinya akut dan tidak disertai adanya nyeri pada punggung bawah merupakan ciri neuritis primer berbeda dengan iskhialgia yang disebabkan oleh problem diskogenik. Biasanya juga dapat dijumpai pada kondisi skoliosis sehingga terjadi penekanan pada nervus iskhiadikus di segmen L4-S3.
Nyeri neuropatik terhadap sistem saraf tepi bisa juga dikarenakan injury pada daerah segmen L4-S3 yang kemudian terjadi inflamasi yang menyebabkan oedem, sehingga menekan saraf iskhiadikus. Selain itu serabut saraf akan terganggu oleh karena kerusakan sistem vaskuler. Kompresi atau iritasi juga menyebabkan nyeri inflamasi yang kemudian diikuti oleh penekanan akson dan berakibat munculnya nyeri neuropatik (Meliala, 2008).


Patofisiologi Ischialgia

Vertebrae manusia terdiri dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral, dan koksigis. Bagian vertebrae yang membentuk punggung bagian bawah adalah lumbal 1-5 denagn discus intervertebralis dan pleksus lumbalis serta pleksus sakralis. Pleksus lumbalis keluar dari lumbal 1-4 yang terdiri dari nervus iliohipogastrika, nervus ilioinguinalis, nervus femoralis, nervus genitofemoralis, dan nervus obturatorius. Selanjutnya pleksus sakralis keluar dari lumbal4-sakral4 yang terdiri dari nervus gluteus superior, nervus gluteus inferior, nervus ischiadicus, nervus kutaneus femoris superior, nervus pudendus, dan ramus muskularis. Nervus ischiadicus adalah berkas saraf yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju foramen infrapiriformis dan keluar pada permukaan tungkai di pertengahan lipatan pantat. Pada apeks spasium poplitea nervus ischiadicus bercabang menjadi dua yaitu nervus perineus komunis dan nervus tibialis. Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang berasal dari radiks posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan ini dapat terjadi pada setiap bagian nervus ischiadicus sebelum sampai pada permukaan belakang tungkai.
Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang perjalanan n.ichiadicus L4-S2. Ischialgia yang terasa bertolak dari lokasi foramen infrapiriformis dan menjalar menurut perjalanan nervus ischiadicus cum nervus poroneus dan nervus tibialis harus di curigaisebagai manifestasiischiadicus primer atau entrapment neuritis dengan tempat jebakan di daerah sacroiliaka.

Ischialgia yang dirasakan bertolah dari vertebra lumbosacralis atau daerah paravertebralis lumbosacralis dan menjalar sesuai dengan salah satu radiks yang ikut menyusun nervus ischiadicus.Sebelum terjadi ischialgia selalu di dahului dengan Low Back pain atau Nyeri Pinggang Bawah itu sendiri seperti perasaan nyeri, pegal, linu atau terasa tidak enak di daerah pinggang, pantat yang factor pencetusnya oleh berbagai sebab, mulai dari yang paling jelas seperti salah posisi, kuman sampai penyebab yang tidak jelas seperti menyongsong hari esok akibat persaingan hidup semakin ketat atau stress. NPB dapat di klasifikasikan menjadi Traumatik maupun Non traumatic dengan atau tanpa kelainan neurologis primer atau sekunder, dengan atau tanpa kelainan neurologis akut ataupun kronik.

Nyeri atau rasa tidak enak yang menjalar harus diartikan sebagai perwujudan hasil perangsangan terhadap saraf sensori. Nyeri saraf itu terasa sepanjang perjalanan saraf tepi. Ia bertolak dari tempat saraf sensorik terangsang dan menjalar berdasarkan perjalanan serabut sensorik itu ke perifer. Perangsangan terhadap berkas saraf perifer biasanya berarti perangsangan pada saraf motorik dan sensorik.Gangguan sensibilitas yang terasa sepanjang parjalanan saraf tepi dan biasanya juga disertai gangguan motorik yang di sebutNeuritis. Neuritis di tungkai dapat terjadi oleh karena berkas saraf tertentu terkena infeksi atau terkena patologic di sekitarnya.



Sumber :

http://macrofag.blogspot.com/2013/07/askep-ischialgia-nyeri-pada-pantat.html
http://emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id/2013/03/02/ischialgia/

Pathway Ischialgia

Pathway Ischialgia

Ischialgia merupakan nyeri yang terasa sepanjang tungkai. Ditinjau dari arti katanya,maka ischialgia adalah nyeri yang terasa sepanjang N.ischiadicus. Jadi ischialgia didefinisakan sebagai nyeri yang terasa sepanjang nervus ischiadivus dan lanjutannya sepanjang tungkai.

Mahar Mardjono dan Priguna Sidharta (1978) mendefinisikan ischialgia adalah nyeri yang berpangkal pada daerah lumbosakralis yang menjalar ke pantat dan selanjutnya ke bagian posterolateral tungkai atas, bagian lateral tungkai bawah, serta bagian lateral kaki.

Ischialgia yaitu suatu kondisi dimana Saraf Ischiadikus yang mempersarafi daerah bokong sampai kaki terjepit, dalam kasus itu yang terjepit adalah Saraf Ischiadikus sebelah kanan. Hal ini dapat terjadi karena proses beberapa penyakit seperti trauma fisik, kimiawi, dan elektris, infeksi, masalah metabolisme, dan autoimun. Ischialgia meningkat frekuensinya seiring dengan banyaknya aktivitas yang dikerjakan. Orang awam pada umumnya menginterpretasikanischialgia dengan rasa sakit dan nyeri pada pantat.

Ischialgia adalah istilah kedokteran untuk merujuk pada keadaan jaringan yang abnormal pada saraf ischiadicus. Hal ini dapat terjadi karena proses beberapa penyakit seperti trauma fisik, kimiawi, dan elektris, infeksi, masalah metabolisme, dan autoimun. Ischialgia meningkat frekuensinya seiring dengan banyaknya aktivitas yang dikerjakan. Orang awam pada umumnya menginterpretasikan ischialgia dengan rasa sakit dan nyeri pada pantat. Kekerapannya diderita hanya dapat di tandingi oleh flu. Sisi baiknya, ischialgia sesungguhnya dapat di cegah. Seandainya pencegahan juga kurang berhasil, terapi atau latihan sederhana di rumah dan mekanisme tubuh yang baik akan memperbaiki dan mempertahankan fungsinya dalam waktu beberapa minggu. Operasi merupakan tindakan yang jarang dilakukan. Wanita memiliki angka prevalensi yang lebih tinggi terkena ischialgia dibandingkan dengan pria. Hal tersebut dikarenakan wanita memiliki aktivitas yang monoton dengan posisi yang statis, misalnya saja pada penggunaan sepatu dengan hak tinggi atau pada pedagang dengan kebiasaaan menggendong ( Kuntono, 2000).

Ischialgia juga merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya nyeri yang menjalar di sepanjang radiks ischiadikus. Ischialgia biasanya terkait dengan faktor usia dan riwayat trauma. Pada kondisi ini mengalami penurunan kekuatan otot, nyeri, keterbatasan LGS, adanya spasme otot, dan permasalahan aktivitas sehari-hari. Jadi ischialgia didefinisakan sebagai nyeri yang terasa sepanjang nervus ischiadivus dan lanjutannya sepanjang tungkai.

Nyeri daerah pinggang pada dasarnya dapat berupa:
  1. Nyeri radikuler (sering) Penderita dengan nyeri radikuler memperlihatkan low back pain serta nyeri radikuler sepanjang nervus ischiadicus.
  2. Nyeri alih (referet pain)
  3. Nyeri tidak menjalar

Pathway Ischialgia
Pathway Askep Ischialgia

Minggu, 07 Desember 2014

Patofisiologi HNP (Hernia Nukleus Pulposus)

Hernia Nukleolus Pulposus

Hernia Nukleus pulposus (HNP) atau potrusi Diskus Intervertebralis (PDI)adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan pada diskus intervertebralis ke dalam kanalis vertebralis (protrusi diskus ) atau nucleus pulposus yang terlepas sebagian tersendiri di dalam kanalis vertebralis (ruptur discus).


Patofisiologi HNP Hernia Nukleolus Pulposus

Herniasi Discus Intervertebralis ke segala arah dapat terjadi akibat trauma atau stres fisik. Herniasi ke arah superior atau inferior melalui lempeng kartilago masuk ke dalam korpus vertebra dinamakan sebagai Nodul Schmorl ( biasanya dijumpai secara insidentil pada gambaran radiologi atau otopsi ). Kebanyakan herniasi terjadi pada arah posterolateral sehubungan dengan faktor-faktor : nukleus pulposus yang cenderung terletak lebih jauh di posterior dan adanya ligamentum longitudinalis posterior yang cenderung memperkuat anulus fibrosus di posterior tengah. Peristiwa ini dikenal juga dengan berbagai sebutan lain seperti ; ruptur anulus fibrosus, hernia nulleus pulposus, ruptur discus, hernia discuc dan saraf terjepit.

Mula-mula nukleus pulposus mengalami herniasi melalui cincin konsentrik anulus fibrosus yang robek, dan menyebabkan cincin lain di bagian luar yang masih intak menonjol setempat ( Fokal ). Keadaan seperti ini dinamakan sebagai Protusio Discus. Bila proses tersebut berlanjut, sebagai materi nukleus kemudian akan menyusup keluar dari discus ( discus Ekresi ) ke anterior ligamen longitudinalis posterior ( herniasi discus fragmen bebas ).

Biasanya protusio ekstraksi discus posterolateral akan menekan akar saraf ipsilateral pada tempat keluarnya saraf dari kantong deva ( masalnya herniasi discus L4 – L5 kiri akan menjepit akar saraf L5 kiri ). Jepitan saraf akan menampilkan gejala dan tanda redikuler sesuai dengan distribusi persarafannya. Herniasi discus sentral yang signifikan dapat melibatkan beberapa elemen Kauda Equina pada kedua sisi, sehimgga menampilkan rRadiokulopatia bilateral atau bahkan juga gangguan sfingter seperti retensio urine.

Klasifikasi Hernia Discus tergantung pada lokasi yang terkena adalah L5, nyeri yang terjadi di atas sendi sakroiliaka, panggul, lateral paha dan betis, medial kaki ( nyeri yang menjalar turun dari panggul dan tungkai disebut Ishalgia )

Kelemahannya dapat mengakibatkan Foot drop dan kerusakan melakukan dorsofleksi kaki dan atau ibu jari kaki kesukaran berjalan pada tumit, parastenia terjadi di lateral tungkai bagian distal kaki dan antara ibu jari tengah kaki. Atropi tidak jelas, refleks biasanya tidak nyata, refleks lutut atau pergelangan kaki dapat hilang. Patofisiologi HNP Hernia Nukleolus Pulposus

Hernia Nukleolus Pulposus

Hernia Nukleus pulposus (HNP) atau potrusi Diskus Intervertebralis (PDI)adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan pada diskus intervertebralis ke dalam kanalis vertebralis (protrusi diskus ) atau nucleus pulposus yang terlepas sebagian tersendiri di dalam kanalis vertebralis (ruptur discus).


Patofisiologi HNP Hernia Nukleolus Pulposus

Herniasi Discus Intervertebralis ke segala arah dapat terjadi akibat trauma atau stres fisik. Herniasi ke arah superior atau inferior melalui lempeng kartilago masuk ke dalam korpus vertebra dinamakan sebagai Nodul Schmorl ( biasanya dijumpai secara insidentil pada gambaran radiologi atau otopsi ). Kebanyakan herniasi terjadi pada arah posterolateral sehubungan dengan faktor-faktor : nukleus pulposus yang cenderung terletak lebih jauh di posterior dan adanya ligamentum longitudinalis posterior yang cenderung memperkuat anulus fibrosus di posterior tengah. Peristiwa ini dikenal juga dengan berbagai sebutan lain seperti ; ruptur anulus fibrosus, hernia nulleus pulposus, ruptur discus, hernia discuc dan saraf terjepit.

Mula-mula nukleus pulposus mengalami herniasi melalui cincin konsentrik anulus fibrosus yang robek, dan menyebabkan cincin lain di bagian luar yang masih intak menonjol setempat ( Fokal ). Keadaan seperti ini dinamakan sebagai Protusio Discus. Bila proses tersebut berlanjut, sebagai materi nukleus kemudian akan menyusup keluar dari discus ( discus Ekresi ) ke anterior ligamen longitudinalis posterior ( herniasi discus fragmen bebas ).

Biasanya protusio ekstraksi discus posterolateral akan menekan akar saraf ipsilateral pada tempat keluarnya saraf dari kantong deva ( masalnya herniasi discus L4 – L5 kiri akan menjepit akar saraf L5 kiri ). Jepitan saraf akan menampilkan gejala dan tanda redikuler sesuai dengan distribusi persarafannya. Herniasi discus sentral yang signifikan dapat melibatkan beberapa elemen Kauda Equina pada kedua sisi, sehimgga menampilkan rRadiokulopatia bilateral atau bahkan juga gangguan sfingter seperti retensio urine.

Klasifikasi Hernia Discus tergantung pada lokasi yang terkena adalah L5, nyeri yang terjadi di atas sendi sakroiliaka, panggul, lateral paha dan betis, medial kaki ( nyeri yang menjalar turun dari panggul dan tungkai disebut Ishalgia )

Kelemahannya dapat mengakibatkan Foot drop dan kerusakan melakukan dorsofleksi kaki dan atau ibu jari kaki kesukaran berjalan pada tumit, parastenia terjadi di lateral tungkai bagian distal kaki dan antara ibu jari tengah kaki. Atropi tidak jelas, refleks biasanya tidak nyata, refleks lutut atau pergelangan kaki dapat hilang.

Pathway HNP (Hernia Nukleus Pulposus)

Hernia Nukleolus Pulposus adalah hernia yang terjadi pada sumsum tulang belakang. Hernia ini terjadai karena nukleus pulposus yang berada diantara dua tulang belakang menonjol keluar ( Oswari, 2000 )

Hernia Nukleolus Pulposus adalah herniasi yang banyak terjadi pada L4 – L5 atau tulang antara L5 – S1 yang menimbulkan nyeri punggungbawah disertai derajat gangguan sensorik dan motorik ( Brunner & Suddarth, 2001 )

Hernia Nukleolus Pulposus adalah suatu keadaan damana tulang anulus dan nukleus berkurang keelastisannya hingga mengakibatkan herniasi dari nukleus hingga anulus yang menekan serabut saraf spinal dan menimbulkan rasa sakit ( Long, 1996)

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Hernia Nukleolus Pulposus adalah suatu keadaan dimana terganggunya saraf-saraf tulang belakang khususnya daerah lumbal sehingga menyebabkan perasaan nyeri daerah punggung yang dapat menjalar ke daerah ekstremitas.

Pathway HNP

Pathway HNP