Senin, 07 Agustus 2017
Definisi Glaukoma Menurut Para Ahli
Galukoma adalah adanya kesamaan kenaikan tekanan intra okuler yang berakhir dengan kebutaan (Fritz Hollwich, 1993)
Glaukoma adalah Sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokular. ( Barbara C Long, 2000 : 262 )
Glukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intra okuler yang meningkat mendadak sangat tinggi. (Mansjoer, Arif : 2001)
Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai ekskavasi glaukomatosa, neuropati saraf optik, serta kerusakan lapang pandang yang khas dan utamanya diakibatkan oleh tekanan bola mata yang tidak normal. (Sidarta Ilyas, 2002 : 239)
Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal (N = 15-20mmHg). (Sidarta Ilyas, 2004 : 135)
Glaukoma merupakan sekelompok penyakit kerusakan saraf optik (neoropati optik) yang biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan okular pada papil saraf optik. Yang menyebabkan defek lapang pandang dan hilangnya tajam penglihatan jika lapang pandang sentral terkena. (Bruce James. et al , 2006 : 95)
Glaukoma adalah kondisi mata yang biasanya disebabkan oleh peningkatan abnormal tekanan intraokular (sampai lebih dari 20 mmHg). (Elizabeth J.Corwin, 2009 : 382)
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat,sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan (Mayenru Dwindra, 2009)
Glaukoma adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan TIO, penggaungan, dan degenerasi saraf optik serta defek lapang pandang yang khas. (Anas Tamsuri, 2010 : 72)
Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Anak Dengan Diare
Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA (2013), yaitu:
Intervensi Keperawatan
Menurut NANDA (2013), yaitu:
Diagnosa I : Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output yang berlebihan.
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
1) Guidance
Kaji dan pantau tanda dan gejala dehidrasi dan intake output cairan.
Rasional : Penurunan sirkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekatan urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit.
2) Support
Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi.
Rasional : Sebagai upaya mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit dan upaya rehidrasi cairan yang telah keluar akibat BAB yang berlebihan.
3) Teaching
Ajarkan keluarga untuk sering memberikan minum air putih pada pasien.
Rasional : Agar keluarga mengetahui memberikan air minum yang sering untuk mengganti cairan yang hilang.
4) Environment
Buat lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasional : agar pasien dapat istirahat dengan nyamandan menurunkan kebutuhan metabolik.
5) Collaboration
Kolaborasi dengan analis dan dokter dalam pemberian obat.
Rasional : Mengetahui penyebab diare dengan pemeriksaan tinja dan pemberian obat yang tepat sesuai hasil laboratorium.
Diagnosa II : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output yang berlebihan.
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
1) Guidance
Kaji dan pantau pemasukan makanan dan status nutrisi pasien
Rasional : Deteksi dini untuk pemberian terapi nutrisi yang tepat dan memperbaiki defisit.
2) Support
Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai pemberian makanan per oral setelah kondisi klien mengizinkan
Rasional : Pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan peristaltik sehingga terjadi kekurangan nutrisi. Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan klinis klien memungkinkan.
3) Teaching
Ajarkan keluarga untuk pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet.
Rasional : Agar keluarga mengetahui program diet pasien untuk memperbaiki status nutrisinya.
4) Environment
Buat lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasional : agar pasien dapat istirahat dengan nyaman dan menurunkan kebutuhan metabolik.
5) Collaboration
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian makanan yang tepat sesuai kondisi pasien.
Rasional : pemberian makanan yang tepat mempercepat proses pemenuhan nutrisi pasien.
Diagnosa III : Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi sekunder terhadap diare.
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
1) Suhu tubuh pasien tidak meningkat
2) Suhu tubuh dalam batas normal (36 - 37,5’C)
3) Tidak terdapat tanda- tanda infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor, fungtiolaesa)
NIC : Manajemen suhu tubuh
1) Guidance
Kaji dan pantau suhu tubuh pasien setiap 2 jam.
Rasional : Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal suhutubuh untuk mengetahui adanya infeksi,
2) Support
Berikan pasien kompres dengan kompres hangat.
Rasional : Untuk merangsang pusat pengatur panas tubuh menurunkan produksi panas tubuh.
3) Teaching
Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang bahaya suhu tubuh yang meningkat pada diare.
Rasional : Agar keluarga mengetahui bahaya suhu tubuh yang meningkat pada diare dan dapat waspada.
4) Environment
Buat lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasional : agar pasien dapat istirahat dengan nyaman dan menurunkan kebutuhan metabolik.
5) Collaboration
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan penurun panas.
Rasional : pemberian obat-obatan penurun panas untuk mengurangi suhu tubuh yang meningkat pada pasien.
Diagnosa IV : Ansietas pada anak berhubungan dengan tindakan keperawatan.
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
1) Mau menerima tindakan keperawatan
2) Klien tampak tenang dan tidak rewel
NIC : Manajemen ansietas
1) Guidance
Kaji kecemasan klien terhadap tindakan keperawatan dan hindari persepsi yang salah pada perawat dan rumah sakit.
Rasional : mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan rumah sakit.
2) Support
Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal.
Rasional : Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menumbuhkan rasa aman pada klien.
3) Teaching
Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan keperawatan.
Rasional : Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga.
4) Environment
Buat lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasional : agar pasien dapat istirahat dengan nyaman dan menurunkan ansietas.
5) Collaboration
Kolaborasi dengan orang tua dengan memberikan mainan pada anak.
Rasional : sebagai rangsangan sensori pada anak.
Diagnosa V : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi berhubungan dengan pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan keterbatasan kognitif.
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
1) Keluarga pasien mengetahui kondisi penyakit pada klien
2) Keluarga klien bisa menjelaskan proses penyakit dan pencegahannya
NIC : Manajemen informasi
1) Guidance
Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang penyakit dan perawatan anaknya.
Rasional : Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar belakang pengetahuan sebelumnya.
2) Support
Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi.
Rasional : Meningkatkan kemandirian dan control keluarga klien terhadap kebutuhan perawatan diri anaknya.
3) Teaching
Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan aktivitas sehari-hari.
Rasional : Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga klien dalam proses perawatan klien.
4) Environment
Buat lingkungan yang tenang dan bersih.
Rasional : agar keluarga dapat aktif mengikuti penkes yang diberikan perawat.
5) Collaboration
Kolaborasi dengan perawat lain dalam memberikan pendidikan kesehatan.
Rasional : agar penkes yang diberikan dapat berjalan efektif.
Sumber
Menurut NANDA (2013), yaitu:
- Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output yang berlebihan.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output yang berlebihan.
- Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi sekunder terhadap diare.
- Ansietas pada anak berhubungan dengan tindakan keperawatan.
- Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi berhubungan dengan pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan keterbatasan kognitif.
Intervensi Keperawatan
Menurut NANDA (2013), yaitu:
Diagnosa I : Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output yang berlebihan.
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
- Tidak terjadi dehidrasi
- TTV dalam batas normal
- Turgor kulit kembali elastis
- Kulit tidak kering
- Mukosa bibir basah
- Tidak pucat lagi
1) Guidance
Kaji dan pantau tanda dan gejala dehidrasi dan intake output cairan.
Rasional : Penurunan sirkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekatan urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit.
2) Support
Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi.
Rasional : Sebagai upaya mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit dan upaya rehidrasi cairan yang telah keluar akibat BAB yang berlebihan.
3) Teaching
Ajarkan keluarga untuk sering memberikan minum air putih pada pasien.
Rasional : Agar keluarga mengetahui memberikan air minum yang sering untuk mengganti cairan yang hilang.
4) Environment
Buat lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasional : agar pasien dapat istirahat dengan nyamandan menurunkan kebutuhan metabolik.
5) Collaboration
Kolaborasi dengan analis dan dokter dalam pemberian obat.
Rasional : Mengetahui penyebab diare dengan pemeriksaan tinja dan pemberian obat yang tepat sesuai hasil laboratorium.
Diagnosa II : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output yang berlebihan.
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
- Pasien tidak lagi mual muntah
- Pasien sudah bisa makan
- BB pasien kembali normal
1) Guidance
Kaji dan pantau pemasukan makanan dan status nutrisi pasien
Rasional : Deteksi dini untuk pemberian terapi nutrisi yang tepat dan memperbaiki defisit.
2) Support
Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai pemberian makanan per oral setelah kondisi klien mengizinkan
Rasional : Pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan peristaltik sehingga terjadi kekurangan nutrisi. Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan klinis klien memungkinkan.
3) Teaching
Ajarkan keluarga untuk pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet.
Rasional : Agar keluarga mengetahui program diet pasien untuk memperbaiki status nutrisinya.
4) Environment
Buat lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasional : agar pasien dapat istirahat dengan nyaman dan menurunkan kebutuhan metabolik.
5) Collaboration
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian makanan yang tepat sesuai kondisi pasien.
Rasional : pemberian makanan yang tepat mempercepat proses pemenuhan nutrisi pasien.
Diagnosa III : Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi sekunder terhadap diare.
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
1) Suhu tubuh pasien tidak meningkat
2) Suhu tubuh dalam batas normal (36 - 37,5’C)
3) Tidak terdapat tanda- tanda infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor, fungtiolaesa)
NIC : Manajemen suhu tubuh
1) Guidance
Kaji dan pantau suhu tubuh pasien setiap 2 jam.
Rasional : Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal suhutubuh untuk mengetahui adanya infeksi,
2) Support
Berikan pasien kompres dengan kompres hangat.
Rasional : Untuk merangsang pusat pengatur panas tubuh menurunkan produksi panas tubuh.
3) Teaching
Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang bahaya suhu tubuh yang meningkat pada diare.
Rasional : Agar keluarga mengetahui bahaya suhu tubuh yang meningkat pada diare dan dapat waspada.
4) Environment
Buat lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasional : agar pasien dapat istirahat dengan nyaman dan menurunkan kebutuhan metabolik.
5) Collaboration
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan penurun panas.
Rasional : pemberian obat-obatan penurun panas untuk mengurangi suhu tubuh yang meningkat pada pasien.
Diagnosa IV : Ansietas pada anak berhubungan dengan tindakan keperawatan.
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
1) Mau menerima tindakan keperawatan
2) Klien tampak tenang dan tidak rewel
NIC : Manajemen ansietas
1) Guidance
Kaji kecemasan klien terhadap tindakan keperawatan dan hindari persepsi yang salah pada perawat dan rumah sakit.
Rasional : mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan rumah sakit.
2) Support
Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal.
Rasional : Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menumbuhkan rasa aman pada klien.
3) Teaching
Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan keperawatan.
Rasional : Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga.
4) Environment
Buat lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasional : agar pasien dapat istirahat dengan nyaman dan menurunkan ansietas.
5) Collaboration
Kolaborasi dengan orang tua dengan memberikan mainan pada anak.
Rasional : sebagai rangsangan sensori pada anak.
Diagnosa V : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi berhubungan dengan pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan keterbatasan kognitif.
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
1) Keluarga pasien mengetahui kondisi penyakit pada klien
2) Keluarga klien bisa menjelaskan proses penyakit dan pencegahannya
NIC : Manajemen informasi
1) Guidance
Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang penyakit dan perawatan anaknya.
Rasional : Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar belakang pengetahuan sebelumnya.
2) Support
Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi.
Rasional : Meningkatkan kemandirian dan control keluarga klien terhadap kebutuhan perawatan diri anaknya.
3) Teaching
Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan aktivitas sehari-hari.
Rasional : Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga klien dalam proses perawatan klien.
4) Environment
Buat lingkungan yang tenang dan bersih.
Rasional : agar keluarga dapat aktif mengikuti penkes yang diberikan perawat.
5) Collaboration
Kolaborasi dengan perawat lain dalam memberikan pendidikan kesehatan.
Rasional : agar penkes yang diberikan dapat berjalan efektif.
Sumber
Langganan:
Postingan (Atom)